LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Romo Franz Magnis Suseno di Persidangan
Sumber :
  • Tim tvOne

Penyataan Mengharukan, Ahli Filsafat Moral Sebut Bharada E Memang Keliru Tapi Belum Tentu Jahat

Bharada E dan tim kuasa hukumnya menghadirkan seorang ahli filsafat moral Franz Magnis Suseno di persidangan. Dalam agenda ini ahli filsafat menjelaskan bahwa

Selasa, 27 Desember 2022 - 05:35 WIB

Jakarta – Ahli filsafat moral Franz Magnis Suseno yang dihadirkan sebagai saksi ahli pihak Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E memberikan sebuah kesaksian yang cukup menohok.

Pria yang akrab disapa Romo Franz Magnis ini merupakan seorang guru besar filsafat yang fokus di bidang filsafat moral dan etika. Dalam kehadirannya di persidangan Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) kali ini ia melontarkan sebuah pernyataan yang menohok.

Pernyataan ini keluar ketika penasihat hukum Bharada E bertanya pada Romo Franz Magnis Suseno mengenai kategori penembakan yang dilakukan kliennya apakah termasuk kejahatan etis atau bukan.

“Peristiwa penembakan yang dilakukan Eliezer terhadap almarhum Yosua, apakah menurut saudara ahli penembakan itu dapat dikategorikan sebagai suatu kejahatan etis yang besar, yang tadi sudah saudara ahli jelaskan bahwa dia berdasarkan perintah?” tanya kuasa hukum Bharada E.

Bharada E
Bharada E ketika hadir di persidangan (tvOne/Muhammad Bagas)

Baca Juga :

Romo Franz Magnis Suseno menyebut bahwa perlu membedakan dulu antara perilaku normatif dan bersalah secara etis. Menurut Franz Magnis Suseno Bharada E dalam kasus Brigadir J belum tentu merupakan sosok yang jahat.

“Jahat itu berarti etis buruk. Nah, orang yang dalam situasi relasi kekuasaan (seperti pangkat Bharada E dan Ferdy Sambo) tadi melakukan sesuatu yang sebetulnya secara objektif menurut etika normatif jelas tidak boleh dilakukan, belum tentu bisa disebut jahat,” ungkap Franz Magnis Suseno.

Alasan ini karena Bharada E sebenarnya melakukan tindakan pembunuhan bukan atas dasar mengabaikan norma moral. Bukan hanya itu, menurut Franz Magnis Suseno, seseorang yang setelah melakukan suatu kejahatan sadar akan kesalahannya, tidak bisa langsung dikatakan jahat.

“Tetapi orang yang sesudah melakukan sesuatu sadar ‘wah keliru itu’ tidak berarti bahwa sebelumnya ia orang jahat,” ungkap Franz Magnis Suseno.

Faktor yang dapat membebaskan Bharada E

Pada kesempatannya bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Franz Magnis Suseno juga ditanya mengenai dua faktor yang berpotensi meringankan hukuman Bharada E.

“Dari sudut kajian filsafat moral apa saja unsur-unsur yang menurut saudara ahli dapat meringankan terdakwa Elizer?” tanya Ronny Talapessy dalam persidangan.

Hal pertama yang paling bisa meringankan hukuman Richard Eliezer adalah adanya budaya ‘laksanakan’ dalam tubuh kepolisian.

Dalam budaya ini perintah dari atasan adalah hal yang harus dilaksanakan oleh bawahannya, termasuk hubungan antara Ferdy Sambo dan Bharada E. Sifat taat yang dilakukan Bharada E terjadi karena kedudukannya yang cenderung rendah di kepolisian.,

“Menurut saya yang tentu paling meringankan adalah kedudukan yang memberi perintah itu. Itu bukan aturannya semacam itu tapi orang yang berkedudukan tinggi, yang jelas berhak memberi perintah yang sejauh saya tahu di dalam kepolisian tentu akan ditaati dan tidak mungkin orang katanya Eliezer itu 24 tahun umurnya, jadi masih muda itu ya ‘Laksanakan’ (perintah) itu unsur yang paling kuat,” jelas Romo Franz Magnis Suseno.

Sementara yang kedua adalah unsur keterbatasan situasi. Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa situasi yang tegang turut mempengaruhi keputusan Bharada E untuk menaati perintah dari Ferdy Sambo.

“Yang kedua, tentu keterbatasan situasi. Situasi yang tegang yang amat sangat membingungkan, saya kita semua itu gimana dia pada saat itu juga harus menunjukkan ‘laksanakan’ atau tidak,” ungkap Romo Franz Magnis Suseno.

Bukan hanya itu, saksi ahli filsafat ini juga mengatakan bahwa tidak adanya waktu untuk Bharada E membuat pertimbangan juga bisa jadi hal lain yang bisa mengurangi masa hukuman.

“Tidak ada waktu untuk melakukan suatu pertimbangan matang. Di mana  kita umumnya kalau ada keputusan yang penting mengatakan ‘coba ambil waktu tidur dulu’. Dia (Bharada E) harus langsung bereaksi. Menurut saya itu tentu dua faktor yang secara etis sangat meringankan (Eliezer),” jelas Franz Magnis Suseno.

Bukan hanya itu, Franz Magnis juga mengatakan bahwa perintah penembakan yang dibuat oleh Ferdy Sambo sama sekali tidak masuk akal.

“Bahwa seorang atasan polisi memberi perintah tembak itu sama sekali nggak masuk akal,” ungkap Romo Franz Magnis Suseno.

Menurut Franz Magnis Suseno juga menyebut bahwa resistensi Bharada E terbilang cukup lemah di hadapan Ferdy Sambo sehingga perintah untuk penembakan itu bisa terjadi. (Lsn)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Dapat Dukungan Publik Atas Naturalisasi Timnas Indonesia, Tangan Kanan Erick Thohir: Bisa Dicontoh untuk Sektor Lain

Dapat Dukungan Publik Atas Naturalisasi Timnas Indonesia, Tangan Kanan Erick Thohir: Bisa Dicontoh untuk Sektor Lain

Kebijakan naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI membangun ekosistem kondusif bagi pemain diaspora.
Kementan Bakal Impor 1 Juta Sapi Perah untuk Program Makan Bergizi Gratis

Kementan Bakal Impor 1 Juta Sapi Perah untuk Program Makan Bergizi Gratis

Tujuan dari impor 1 juta ekor sapi perah adalah untuk memenuhi kebutuhan susu segar Indonesia, termasuk mendukung program Makan Bergizi Gratis.
Kemensos Pastikan Makan Bergizi Gratis Sasar Daerah 3T Papua, Agus Jabo Tekankan Kolaborasi

Kemensos Pastikan Makan Bergizi Gratis Sasar Daerah 3T Papua, Agus Jabo Tekankan Kolaborasi

Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) menyebutkan program Makan Bergizi Gratis bakal menyasar daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) di Papua.
Dijamin Dapat Rezeki Lahir Batin Jika Lakukan Amalan Sore Ini, Buya Yahya: Mulailah Ubah Suasana Sejak Ashar

Dijamin Dapat Rezeki Lahir Batin Jika Lakukan Amalan Sore Ini, Buya Yahya: Mulailah Ubah Suasana Sejak Ashar

Buya Yahya dalam ceramahnya menyarankan kepada setiap Muslim agar tidak selalu melakukan amalan sore ini. Keutamaannya adalah mengundang rezeki lahir batin.
IShowSpeed Ajari Paul Pogba Bahasa Indonesia, dari Santai Sampai Minggir Lu Miskin

IShowSpeed Ajari Paul Pogba Bahasa Indonesia, dari Santai Sampai Minggir Lu Miskin

Paul Pogba menjadi bintang tamu pada live streaming IShowSpeed pada Selasa (5/11/2024).
Sarwendah Izinkan Betrand Peto Minum ASI-nya, Onyo Minta Berkali-Kali sampai Ruben Onsu Angkat Bicara: Dia Berhak…

Sarwendah Izinkan Betrand Peto Minum ASI-nya, Onyo Minta Berkali-Kali sampai Ruben Onsu Angkat Bicara: Dia Berhak…

Sarwendah pernah mengatakan dirinya mengizinkan Betrand Peto minum ASI, hal ini sampai membuat Ruben Onsu ikut bicara dan memberikan penjelasan. Seperti apa?
Trending
Timnas Indonesia Ditunggu 'Hadiah' Besar dari FIFA untuk Laga Kontra Jepang dan Arab Saudi jika Mampu Menang

Timnas Indonesia Ditunggu 'Hadiah' Besar dari FIFA untuk Laga Kontra Jepang dan Arab Saudi jika Mampu Menang

Timnas Indonesia sudah ditunggu hadiah besar dari FIFA menjelang laga kontra Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada bulan November ini.
Tolak Tawaran Hampir Rp7 Miliar Rupiah, Pemain Timnas Indonesia Marselino Ferdinan Dapat Pujian di Forum Oxford United

Tolak Tawaran Hampir Rp7 Miliar Rupiah, Pemain Timnas Indonesia Marselino Ferdinan Dapat Pujian di Forum Oxford United

Pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, mendapatkan pujian dari suporter Oxford United karena dinilai telah menolak penawaran senilai Rp6,9 miliar rupiah.
Setelah Tak Ada Ruben Onsu di Rumah, Betrand Peto Beranikan Diri Bicara Kepada Sarwendah Bahwa Dia Sebenarnya...

Setelah Tak Ada Ruben Onsu di Rumah, Betrand Peto Beranikan Diri Bicara Kepada Sarwendah Bahwa Dia Sebenarnya...

Setelah tak ada Ruben Onsu, Betrand Peto beranikan diri untuk bicara jujur kepada Sarwendah tentang kriteria perempuan idamannya yang harus seperti Sarwendah.
PSSI Gerak Cepat Siapkan Striker Keturunan setelah Naturalisasi Kevin Diks Disetujui DPR, Tiga Nama Ini Jadi Sorotan...

PSSI Gerak Cepat Siapkan Striker Keturunan setelah Naturalisasi Kevin Diks Disetujui DPR, Tiga Nama Ini Jadi Sorotan...

Yunus Nusi menyebut PSSI tak mau terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan meski mendapatkan rekomendasi cukup banyak pemain yang berposisi sebagai striker
Justin Hubner Susul Maarten Paes Jelang Timnas Indonesia Hadapi Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Justin Hubner Susul Maarten Paes Jelang Timnas Indonesia Hadapi Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Justin Hubner memberi update soal kapan dirinya berangkat ke Indonesia demi memperkuat Timnas Indonesia jelang laga kontra Jepang dan Arab Saudi bulan ini.
Suporter Belanda Minta Mees Hilgers Tolak Panggilan Timnas Indonesia di Laga Kontra Jepang dan Arab Saudi Sekalipun Cederanya Ringan

Suporter Belanda Minta Mees Hilgers Tolak Panggilan Timnas Indonesia di Laga Kontra Jepang dan Arab Saudi Sekalipun Cederanya Ringan

Para suporter klub Belanda meminta Mees Hilgers tidak usah membela Timnas Indonesia, yang akan menghadapi Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tak Disangka Sahabat Baru Megawati Hangestri ini Dulu Pernah Remehkan Kemampuan Megatron, Dia Sempat Bilang...

Tak Disangka Sahabat Baru Megawati Hangestri ini Dulu Pernah Remehkan Kemampuan Megatron, Dia Sempat Bilang...

Selain Megawati Hangestri, Red Sparks pada musim ini mengandalkan pemain asing yang sudah terbukti ketajamannya di Liga Voli Korea tahun lalu, Vanja Bukilic.
Selengkapnya
Viral