tvOnenews.com - Nama Low Tuck Kwong mendadak ramai diperbincangkan seusai dirinya berhasil menggeser dominasi Budi Hartono dan Michael Hartono sebagai orang terkaya di Indonesia.
Saat ini, pemilik perusahaan PT Bayan Resources Tbk tersebut menempati posisi pertama orang terkaya di Indonesia menurut data Forbes Realtime Billionaires.
Angka tersebut naik drastis dibandingkan tahun 2021 yang hanya memiliki harta kekayaan miliknya yang sebesar USD1,1 miliar atau setara Rp 17,16 triliun. Artinya, Low Tuck Kwong menambah harta kekayaan sebesar USD17 miliar atau Rp 265,2 triliun selama setahun.
Low Tuck Kwong (Forbes)
Berdasarkan data tersebut, Low Tuck Kwong berhasil menggulingkan dua nama yang sudah bertahun-tahun menempati peringkat pertama sebagai orang terkaya di Indonesia, yaitu Budi Hartono dan Michael Hartono.
Nilai kekayaan pengusaha batu bara pendiri Bayan Resources ini di atas Budi Hartono dan Michael Hartono.
Data Forbes memperlihatkan, kini kekayaan Budi Hartono sebesar US$22 miliar atau setara Rp 344 triliun dan Michael Hartono sebesar US$21 miliar atau setara Rp 332 triliun.
Pundi-pundi kekayaan Low Tuck ini meningkat pesat sejak awal tahun 2022 ini. Pada awal tahun 2022, kekayaan pria yang dikenal dengan julukan sebagai raja batu bara itu sebesar US$3,7 miliar dollar atau setara Rp 57 triliun.
ilustrasi batubara (Antara/Nova Wahyudi)
Kwong adalah seorang pebisnis asal Singapura yang kini menetap di Indonesia. Ia adalah pemilik PT Bayan Resources Tbk (BYAN), salah satu perusahaan batu bara terbesar di Indonesia.
Lonjakan kekayaan itu juga selaras dengan kenaikan harga saham perusahaan itu. Melansir dari laman VIVA.co.id, hingga Senin, 26 Desember 2022 siang, harga saham emiten batu bara tersebut menguat 4,85 persen di Rp19.475 per unit.
Sementara nilai kapitalisasi BYAN sendiri telah menyentuh angka Rp649,17 triliun. Return yang dihasilkan saham BYAN sendiri mengungguli saham-saham batu bara lain seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambagraya Megah Tbk (ITMG), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Selain terdampak kenaikan harga batu bara, lonjakan harga saham BYAN juga karena aksi stock split yang dilakukan perusahaan sejak awal Desember lalu.
Sejak perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split dengan rasio 1:10 harga saham BYAN terus menanjak. Selain bisnis batu bara, Low Tuck Kwong juga menjadi pengendali perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy.
Sebelumnya, perusahaan tersebut dikenal sebagai Manhattan Resources. Low mendukung SEAX Global yang membangun sistem kabel bawah laut untuk konektivitas internet di Singapura, Indonesia, dan Malaysia. (viva/Mzn)
Load more