Jakarta - Ahli Ekotoksikologi menyatakan, paracetamol berkonsentasi tinggi yang mencemari perairan di wilayah teluk Jakarta dapat berdampak kepada mikroorganisme laut.
Menurut Etty Riani, Ahli Ekotoksikologi Institut Pertanian Bogor (IPB), jumlah paracetamol yang diekskresikan oleh manusia hanya mencapai lima persen dari yang ditemukan di laut. Sehingga, paracetamol berkonsentrasi tinggi kemungkinan berasal dari oknum yang membuang obat kadaluarsa, atau perusahaan yang melakukan pembuangan obat.
“Sumber lainnya kemungkinan ada masyarakat yang sudah membeli dan tidak menggunakan paracetamol kemudian dibuang atau ada oknum yang membuang obat yang sudah kadularsa, atau mungkin Industri Pengelolaan Air Limbah (ipal) dari perusahaan obat yang mungkin bocor, dalam arti masih mengeluarkan bahan aktif yang seharusnya tidak dikeluarkan,” jelas Etty.
Selain itu, Etty juga menjelaskan, air yang tercemar paracetamol seharusnya tidak akan mengganggu ikan atau karang berukuran besar. Namun, paracetamol dapat mengganggu mikroorganisme di laut yang mengurai bahan organik.
“Efek jangka panjangnya kemudian akan ada dampak ke mikroorganisme karena ini bukan dosis yang acute, tapi dosis yang kronis. Sehingga yang kemungkinan akan terganggu bukan ikan atau kerang yang ukurannya besar, tapi mikrorganisme seperti bakteri yang seharusnya bisa menguraikan bahan organik akan terganggu,” jelas Etty pada tvOne.(jsm/ren/put)
Load more