Hari pun sebisa mungkin mencoba memberi jawaban agar cucunya kembali tenang.
"Mereka setiap hari tanya mamanya. Saya selalu sampaikan mamanya kerja. Saya hanya bisa jawab Mama kerja, nyari uang buat kamu sekolah," ujar Hari Prasetyo di Gedung DPRD Kota Malang, seperti yang dikutip dari VIVA, Rabu (4/1/2023).
Seorang Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan, Hari Prasetyo (56), warga Jalan Bandulan 1 J, Sukun, Kota Malang.
Selain itu, ia juga ceritakan perubahan psikologis lainnya, cucunya lebih banyak terdiam dan bermain handphone. Bahkan di luar kebiasaan, kini cucunya sering kali tidur larut malam.
Menurutnya, hal itu karena merindukan sosok ibu yang kini tenang di alam lain. Sampai detik ini keluarga belum memberi tahu jika ibunya meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
"Karena biasanya setiap hari sama mamanya. Sering diam, mainan handphone, marah-marah bahkan tidur larut malam. Kalau malam sering tanya mamanya bahkan tidur paling sore itu jam 12 malam sekarang. Sering ngomong sendiri. Bahkan pernah tidak tidur," ungkap Hari Prasetyo.
Dia juga mengaku kebingungan dengan penanganan tragedi Kanjuruhan yang tidak menyentuh hingga akar permasalahan. Sampai detik ini belum ada sama sekali pendampingan psikologis seperti Trauma Healing untuk kedua cucunya.
Load more