Jakarta, tvOnenew.com - Kasus mutilasi bekasi saat ini menyita perhatian publik hingga menuai komentar netizen. Hal ini dikarenakan, pelaku mutilasi Bekasi M. Ecky Listiantho (34) sangat sadis menghabisi nyawa seorang wanita Angela Hindriati Wahyuningsih (54).
Bagaimana tidak sadis? M. Ecky Listiantho (34) mengakui membunuh Angela Hindriati Wahyuningsih (54) dengan cara mencekik leher korban. Hal ini diungkapkan Ecky ke penyidik Polda Metro Jaya.
Potret tampang pelaku mutilasi bekasi, M. Ecky Listiantho (34) dengan mengenakan baju tahanan warna orange itu dimuat oleh media VIVA, Sabtu (7/1/2023).
Dari pantuan tvonenews.com, tampak tampang pelaku tersebut dengan mengenakan baju tahanan dan kepala dengan rambut tipis.
Tak hanya itu saja, pelaku tersebut difoto pihak kepolisian dengan latar lambang Unit IV Resmob Polda Metro Jaya dan baju tahanan yang dikenakan pelaku mutilasi Bekasi itu, bertuliskan ‘Dit Tahti’.
Kemudian, dilansir dari VIVA, Kepala Subdirektorat Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Resa F Marasabessy mengatakan, pelaku mutilasi (Ecky) mengaku bahwa mutilasi baru dilakukan setelah korban (Angela) tewas dulu dengan cara dicekik tersebut.
Mutilasi pun tidak langsung dilakukan hari itu juga saat korban meregang nyawa. Namun, mutilasi dilakukan dua minggu kemudian. Ecky memutilasi korban setelah kondisi jasadnya membusuk.
"Setelah dua minggu baru dimutilasi dengan gergaji listrik," ungkapnya.
Pelaku mutilasi Bekasi M. Ecky Listiantho (34) sangat sadis menghabisi nyawa seorang wanita Angela Hindriati Wahyuningsih (54).
Sebelumnya, jasad seorang wanita ditemukan mengenaskan dalam kondisi dimutilasi. Jasad itu ditemukan di rumah kontrakan, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat dini hari, 30 Desember 2022.
Dalam kasus ini, polisi juga sudah mengamankan terduga pelaku aksi sadis tersebut yakni MEL. Potongan tubuh korban mutilasi itu tersimpan dalam dua boks kontainer di kontrakan yang diduga sudah ditaruh lama oleh pelaku.
"Saat melakukan pengeledahan ditemukan dua boks kontainer yang berisikan kantung plastik hitam yang di dalamnya mayat berjenis perempuan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan.
Sebelumnya diberitakan, Terkuak alasan M. Ecky Listiantho (34), pelaku mutilasi terhadap Angela Hindriati Wahyuningsih (54) menyimpan jasad korban hingga setahun lebih di kontrakan. Hal itu dibeberkan Kepala Subdirektorat Reserse Mobile Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Resa F Marasabessy kepada wartawan, Jumat (6/1/2023).
Dia katakan, menurut pelaku, dia takut ketahuan warga dan bingung mau dikubur di mana.
"Karena takut ketahuan oleh warga. Selain itu, pelaku bingung mau dikubur dan buang ke mana jasad korban," ujar Komisaris Polisi Resa F Marasabessy, seperti yang dilansir dari VIVA, Sabtu (7/1/2023).
Tak hanya itu, Resa juga ungkapkan, korban tidak langsung dimutilasi usai dibunuh. Jasadnya didiamkan dulu. Kemudian, setelah dua pekan pada bulan November, pelaku memutilasi jasad korban. Kemudian bagian tubuh korban dimasukkan kedalam dua kontainer.
"Dua minggu setelah dibunuh baru di mutilasi," paparnya.
Ilustrasi Jasad
Seperti diketahui sebelumnya, jasad seorang wanita diketahui ditemukan mengenaskan dalam kondisi dimutilasi. Jasad itu ditemukan di rumah kontrakan, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat dini hari, 30 Desember 2022.
Dalam kasus ini, polisi juga sudah mengamankan terduga pelaku aksi sadis tersebut yakni MEL. Potongan tubuh korban mutilasi itu tersimpan dalam dua boks kontainer di kontrakan yang diduga sudah ditaruh lama oleh pelaku.
"Saat melakukan penggeledahan ditemukan dua boks kontainer yang berisikan kantong plastik hitam yang di dalamnya mayat berjenis perempuan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan.
Sebelumnya dikabarkan, Pihak kepolisian bakal melibatkan sejumlah ahli guna mengungkap motif pelaku pembunuhan sekaligus mutilasi terhadap wanita beridentitas Angela Hindriati Wahyuningsih (53).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan pihaknya tidak bakal bekerja sama dengan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) guna memeriksa psikolog pelaku.
"Tim penyidik bekerja sama dengan team asosiasi psikologi forensik atau Apsifor dan juga psikiatri forensik," kata Hengki saat dikonfirmasi awak media, Jakarta, Jumat (6/1/2023).
"Tim penyidik Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya tetap menganalisa terkait motif dan lain sebagainya, termasuk latar belakang tersangka yang melakukan tindak kejahatan keji ini," sambungnya.
Di sisi lain, Hengki mengaku jasad wanita yang turut serta dimutilasi itu telah terbunuh sejak Tahun 2021 silam.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.
Menurutnya usai dibunuh dan dimutilasi jasad wanita itu turut serta langsung disimpan dalam boks kontainer selama satu tahun lebih.
"Pembunuhan diduga terjadi pada bulan november 2021. Dan selama kurun waktu kurang lebih 1 tahun 1 bulan, jenazah disimpan di TKP (kost-kostan tersangka) yang juga sering digunakan tersangka apabila tidak berada di rumahnya," ungkapnya.
Hengki mengaku pihaknya masih melakukan pendalaman kasus wanita korban mutilasi di Kabupaten Bekasi.
Menurutnya dari hasil pemeriksaan tim Kedokteran Forensik didapati jasad wanita tersebut dipotong menjadi beberapa bagian dengan menggunakan alat gergaji listrik.
Pasalnya, pihak kepolisian mendapati sejumlah potongan tubuh jasad wanita itu yang memiliki ciri bergerigi.
"Misalnya bahwa ini tidak dipotong dengan menggunakan golok. Ternyata benar dari kedokteran forensik awal ternyata kita lihat tulangnya bergerigi. Informasinya, hasil penyelidikan kita dipotong menggunakan gergaji listrik," ungkap Hengki, Jakarta, Sabtu (31/12/2022).
Kendati tengah melakukan proses otopsi, Hengki enggan merinci secara detail jumlah anggota tubuh yang dipotong oleh pelaku.
Sebab, kata Hengki pihaknya hingga saat ini masih melakukan pendalaman terkait kasus wanita yang menjadi korban mutilasi tersebut.
"Masih kita teliti ya, sampai sekarang. Memang ada beberapa hal yang identik dengan hasil penyelidikan kita," katanya. (viva/aag)
Load more