Adapun Soekarno saat itu menyebut bahwa pernikahannya dengan Siti Oetari benar-benar tanpa adanya rasa 'birahi' seperti pada umumnya pasangan suami istri.
Dalam sebuah wawancaranya bersama Cindy Adams, Soekarno mengatakan bahwa pernikahannya dengan Siti Oetari dilakukan karena rasa hormatnya pada Oetari.
“Sampai ia (Tjokroaminoto) meninggal, ia tidak pernah tahu bahwa aku mengusulkan perkawinan ini hanya karena aku sangat menghormatinya dan menaruh kasihan padanya,” ungkap Bung Karno kepada Cindy Adams.
Blak-blakan bahkan Soekarno mengatakan bahwa ia sama sekali tidak pernah 'menyentuh' Siti Oetari.
Kala itu, Siti Oetari itu tetap dijaganya dalam keadaan suci.
Sketsa wajah Siti Oetari. (Ist)
"Kami tidur berdampingan di satu tempat tidur, tetapi secara jasmaniah kami sebagai kakak beradik," ucap Soekarno.
“Bahkan kami satu sama lain sejujurnya tidak memiliki keinginan melakukan sebagai layaknya suami-istri. Maksudku, dia menyukaiku dan aku menyukainya, tapi perkawinan kami bukan didasari rasa birahi menyala-nyala," kata Soekarno.
Karena pengakuannya tersebut, kemudian munculah istilah 'janda perawan' dan istilah itu diberikan untuk Siti Oetari.
Load more