Jakarta - Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono angkat bicara terkait puluhan buruh KCN Marunda yang melancarkan aksi unjuk rasa di depan gedung Balai Kota DKI Jakarta.
Menjawab keluhan puluhan massa unjuk rasa yang menuntut Pemprov DKI Jakarta kembali membuka KCN Marunda, Heru mengatakan pihak KCN harus memenuhi beberapa syarat yang diajukan oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
"Ya, jadi kan ada beberapa syarat KCN yang diminta oleh Dinas Lingkungan Hidup, kalau itu bisa dipenuhi ya mudah-mudahan bisa berjalan (kembali dibuka)," kata Heru, di Agroeduwisata, Jakarta Selatan, pada Jumat (13/1/2023).
Dalam hal ini, Heru menegaskan bahwa dirinya pribadi tidak memihak pada siapa pun. Tidak mempermasalahkan para buruh melakukan aksi unjuk rasa.
Terlebih saat ini Pemprov DKI Jakarta menggalakkan posko pengaduan masyarakat di pendopo Balai Kota DKI Jakarta.
Kemudian, dia menjelaskan mengapa KCN Marunda harus ditutup karena mendapat laporan dari warga setempat adanya pencemaran udara.
"Ya, kita Pemda DKI tidak berpihak ke mana-mana, ada pengaduan warga, ada pencemaran. Diduga ya ada pencemaran lingkungan, ya diperbaiki (tutup KCN Marunda)," ujarnya.
Kendati demikian, Heru mengaku senang apabila KCN Marunda dapat kembali beroperasi. Namun perlu memenuhi syarat yang diminta oleh Pemprov DKI Jakarta lewat Dinas Lingkungan Hidup.
Sebelumnya diberitakan, Puluhan buruh melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Mereka adalah korban penutupan pelabuhan KCN Marunda.
Para massa unjuk rasa itu menuntut Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kembali membuka pelabuhan KCN Marunda.
Berdasarkan pantauan tim tvOnenews.com, massa aksi unjuk rasa kompak memakai seragam berwarna biru. Mereka mulai meramaikan kawasan Balai Kota DKI Jakarta sekitar pukul 10.03 WIB.
"Tolong Pak Heru, nasib pekerja pelabuhan KCN, tak sanggup bayar BPJS," bunyi tulisan salah satu spanduk yang dibawa oleh massa.
Tak pelak salah satu orator yang berdiri di atas mobil komando terus menyuarakan agar tuntutan Pelabuhan KCN kembali dibuka.
"Kami datang kemari untuk menyampaikan keluhan. Kami menderita karena tidak bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga kami," teriak dia. (agr/ree)
Load more