Emirensiana dan suaminya tinggal berjauhan sehingga Emerensiana mengurus Tio seorang diri. Suami Emerensiana, Hilarius Nggoro sudah tiga tahun bekerja sebagai supir di Papua.
Keterbatasan ekonomi tidak lantas menyurutkan semangat Emerensiana merawat buah hatinya yang lumpuh dan gizi buruk. Dengan kondisi ekonomi yang terseok-seok, Emerensiana harus membiayai pendidikan empat anaknya yang sekolah.
Anak sulung sedang kuliah di Yogjakarta, 2 anaknya SMA di Borong. Sedangkan anak keempat yang menemani Emerensiana masih kelas tiga SD bernama Cahyo.
"Kalau mengharapkan hasil dari kebun, tidak cukup untuk hidup. Apalagi untuk biaya anak yang sudah kuliah. Makanya suami terpaksa merantau. Dulu sempat rantau jadi buruh sawit di Malaysia. Sekarang jadi sopir di Papua," tutur Emirensiana.
378 anak gizi buruk di Manggarai Timur
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, pada tahun 2021 tercatat 352 anak menderita gizi buruk. Selanjutnya, pada tahun 2022 terjadi peningkatan menjadi 378 anak.
Meski terjadi peningkatan angka gizi buruk, Kepala Dinas Kesehatan dr Surip Tintin membantah adanya peningkatan kasus tersebut.
"Kasus gizi buruk kami tidak meningkat. Stunting kita juga turun," kata Surip Tintin ketika dihubungi terpisah.
Load more