"Itu semua di atas rangkaian program dan kegiatan untuk penanggulangan gizi buruk dan stunting," jelas Tintin.
Meski demikian, ia juga mengaku penanganan gizi buruk di daerah itu menghadapi sejumlah kendala, antara lain koordinasi lintas sektoral yang belum optimal dan keterbatasan dana, kemiskinan dan minimnya pengetahuan orangtua.
Ia juga mengungkap makanan tambahan yang disalurkan pemerintah tidak hanya dinikmati oleh sasaran, tetapi justru lebih banyak dikonsumsi oleh anggota keluarga lainnya. Untuk mencegahnya, pola pemberian makanan tambahan diubah dari bahan mentah ke bahan jadi.
"Dimasak baru berikan ke sasaran. Jangan bagi bahan mentah karena banyak yang makan nanti. Jadi tidak hanya sasaran yang konsumsi," katanya.(jku/muu)
Load more