Adapun, angka tersebut mengalami penurunan lebih kurang 13 persen dibandingkan dengan capaian setoran ke negara pada 2022.
"Kami akam alami penurunan, ya, karena pendapatan RKAP 2023, tetutama dari sektor hulu migas dengan penurunan asumsi ICP seusai APBN 2023. Intinya, kami selalu akan tingkatkan setoran ke negara atau kontribusi," jelasnya.
Selain itu, Nicke mengatakan produksi migas sepanjang 2022 mencapai 1,018 juta barel ekuivalen minyak per hari (mboepd).
Dia menyebutkan capaian tersebut melampaui target RKAP 2022 yang ditetapkan sebesar 992 ribu barel setara minyak (mboepd).
"Fokus Pertamina dalam upaya meningkatkan produksi migas di hulu ini sudah kami jalankan sesuai target pada 2022. Jadi, kalau kita melihat secara total produksi migas lebih tinggi daripada RKAP," imbuhnya.
Sebelumnya, Nicke menuturkan produksi minyak sudah terlifting dengan baik, sementara gas perlu dilakulam menetisasi agar produksi dapat dioptimilasisasi.
"Untuk gas ada beberapa lokasi yang masih memerlukan monetisasi agar produksi yang ada bisa kita lifting secara optimal," kata Nicke.(lpk/muu)
Load more