“Biasanya, kalau menang, uang pinjaman diganti. Nah, ini Anies beda, diganti kalau kalah. Dan kan ternyata menang, jadi sudah selesai,” ujar Hensat.
Ia menilai, perjanjian politik Anies-Sandi pada 2017 bisa menjadi contoh baik. Kandidat yang maju dalam pemilu tidak terbebani harus mengembalikan ongkos politik saat memenangi sebuah Pilkada.
“Anies-Sandi menang maka perjanjian selesai sehingga konsentrasi bekerja untuk Jakarta. Perjanjian Anies adalah perjanjian dengan rakyat Jakarta dan ini semua diselesaikan,” ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Erwin Aksa menuding Anies Baswedan memiliki utang kepada Sandiaga Uno sebesar Rp50 miliar. Menurut dia, utang tersebut untuk biaya kampanye dan belum dilunasi oleh Anies.
“Nah, saya gak tahu kenapa Erwin bicara begitu. Mungkin sedang membangun narasi bahwa Anies tidak komit. Tapi ternyata Anies selalu komit,” kata Hensat.
“Mas Sandi juga belakangan sudah bilang tak ingin perpanjang isu ini. Dia sudah ikhlas katanya. Tapi sebetulnya bukan ikhlas atau tidak, yang benar uang pinjaman itu selesai saat Anies menang dan jadi gubernur,” tambahnya.(rpi/ebs)
Load more