Garut, Jawa Barat - Anak yang menjadi korban baiat Negara Islam Indonesia (NII) di Kelurahan Sukamentri Garut, Jawa Barat, mulai berperilaku seperti anak seusianya. Korban baiat NII yang masih berusia belasan tahun atau tepatnya masih duduk di bangku SMP sudah mau kembali bersekolah, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah yang mendampingi dan melakukan terapi menyatakan, sebelumnya mereka putus sekolah karena mendapat doktrin dari kelompok tertentu.
Hari ini, Senin (11/10) KPAID kembali melakukan pendampingan terhadap para anak yang menjadi korban baiat NII. KPAID melakukan terapi lanjutan guna korban kembali berpikir pada seusianya. "Yang pertama sudah melakukan mengembalikan kondisi anak, dimana mengembalikan dunianya korban seperti anak seusianya. Bagaimana kondisi psikis anak yang terganggu efek pemberitaan yang luar biasa kita pulihkan, dan alhamdulilah hasilnya mengalami grafik yang luar biasa, seperti mereka sudah mulai bisa tersenyum, kemudian komunikasi keluarga juga sudah mengalami peningkatan dengan baik," Kata Ketua KPAID Ato Rinanto kepada tvonenews.com, Senin malam (11/10).
Selain mengembalikan psikis anak, KPAID juga melakukan pendekatan sosial terhadap para orang tua korban. Hal itu dilakukan karena pengawasan anak yang paling utama berada pada pola asuh. "Kemarin pola pikir anak ibarat sumber daya orang dewasa, nah usia terapi tahap pertama alhamdulilah isme - isme yang tanda kutip sudah mulai dibersihkan, dan mendapati sudah kembali ke pola pikir anak-anak, ya contohnya seperti sudah mau main bola, bermain ya ke perilaku anak seusianya," Tambah Ato.
Pascamendapatkan baiat oleh kelompok NII, para korban disinyalir di doktrin yang menganggap pemerintah adalah musuh atau "thogut". Selain itu mereka juga putus sekolah dan lebih memilih dekat dengan kelompok NII. Perkembangan yang sangat signifikan, awalnya mereka tak mau belajar bersekolah, kini sudah mulai bertanya mau bersekolah. Mereka sudah bertanya ijasah dan kepentingan ijasah nanti kalo bekerja ya harus mau kembali sekolah," tutup Ato.(Taufiq Hidayah/chm)
Load more