Kontribusi Pertamina
Menurut Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati dalam diskusi di Davos, Pertamina dalam posisi leading sector transisi energi di Indonesia dan memastikan seluruh segmen masyarakat dapat menerima manfaatnya. Hal tersebut juga merupakan komitmen global dan menjadi bagian dari rekomendasi kebijakan dari Business 20-Task Force Energy, Sustainability, and Climate (B20-TF ESC) dalam gelaran G20 November 2022 di Bali.
B20-TF ESC telah melahirkan enam rekomendasi kebijakan untuk mempercepat transisi energi yang mengakomodasi tantangan, peluang, dan risiko yang terkait peningkatan transisi yang adil dan teratur di negara berkembang. Menurut Nicke, secara prinsip tidak ada yang tertinggal dalam transisi energi.
Pertamina (Persero) bertekad untuk terus berperan secara signifikan dalam mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, dengan mengoptimalkan sumber daya di dalam negeri, terutama nikel.
“Kami yakin dengan cadangan nikel di Indonesia, kami bisa memproduksi baterai dan meningkatkan penetrasi EV,” ujar Nicke Widyawati, di Paviliun Indonesia, WEF Davos.
Menurut Nicke, Pertamina memiliki infrastruktur yang bisa dioptimalkan untuk penetrasi EV serta memiliki data segmentasi karakteristik, mobilitas, dan kemampuan membeli. Selain itu, Pertamina juga memiliki lebih dari 7.400 SPBU, 6.100 Pertashop, dan 63.000 outlet LPG. Pertamina juga siap berkolaborasi dengan pihak lain dari berbagai negara untuk mengembangkan baterai EV dan mengoptimalkan infrastruktur yang dimiliki.
Dalam acara yang bertema “Indonesia Economic Development Through Downstream Industries and Inclusive Partnership”, Nicke mengungkap rekomendasi kebijakan tersebut antara lain percepatan penggunaan energi berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta meningkatkan ketahanan energi. Untuk mempercepat penggunaan energi berkelanjutan, Pertamina menargetkan efisiensi energi, dengan elektrifikasi menjadi faktor penentu keberhasilan.
Upaya lain dilakukan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), yang menjadi garda terdepan untuk merealisasikan komitmen target bauran energi baru terbarukan 23% pada 2025 dan 24,2% pada 2030. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 mencatat bahwa pembangkit listrik panas bumi, yang dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar dan ramah lingkungan, menjadi kunci pencapaian target EBT 23% pada 2025 dan 24,2% pada 2030. Hingga 2021, bauran energi EBT baru sebesar 11,5 persen.
Load more