*Oleh: Safrita Aryana, Direktur IdeaRun Race Management
Tokyo, tvOnenews.com - Beberapa waktu lalu, 5 Maret 2023, baru saja selesai digelar event besar, Tokyo Marathon 2023 di Tokyo, Jepang. Lomba lari massal jalan raya yang menjadi salah satu dari enam race dunia berlabel World Marathon Majors (WMM) ini, diadakan kembali secara masif setelah sebelumnya diadakan terbatas pada 2020 sampai 2022.
Kebijakan menyusutkan peserta secara sangat dramatis itu terjadi karena pandemi Covid-19. Tokyo Marathon adalah satu-satunya race WMM yang diadakan di Benua Asia.
Lainnya diadakan di Eropa (Berlin Marathon dan London Marathon), serta di Benua Amerika, tepatnya di Amerika Serikat (Boston Marathon, Chicago Marathon dan New York City Marathon).
Pada tahun ini jumlah peserta Tokyo Marathon kembali ditingkatkan hingga total mencapai 38 ribu pelari dari seluruh dunia. Bandingkan dengan peserta pada tahun 2020 yang dibatasi hanya 200 pelari elite, dan tahun berikut yang dibatasi dari Jepang dan juga pelari elite.
Di Tokyo Marathin 2023, pelari dari seluruh dunia sudah diperbolehkan bergabung. Dari total 38 ribu pelari itu, sebanyak 500 pelari di antaranya adalah mereka yang berlari khusus untuk jarak 10,7km.
Peserta khusus ini adalah pelajar usia 16 sd 19 tahun dan sebagian lagi adalah peserta dari berbagai lembaga charity. Seluruh peserta berangkat dari titik start yang sama di Tokyo Metropolitan Government Building.
Titik finish berbeda antara peserta marathon 42,195km dan peserta 10,7km. Bagi peserta marathon, titik finish adalah di area Tokyo Station/ Gyoko-dori Ave.
Kemudian dari titik itu peserta diarahkan menuju refreshment area di Hibiya, Imperial Palace, yang juga terletak tak jauh dari Tokyo Station.
Tokyo Marathon adalah salah satu lomba lari massal jalan raya dengan konsep A to B. Start dimulai pada satu titik dan finish pada satu titik berbeda lainnya.
Sehari sebelum start, peserta sempat dibuat cemas dengan ramalan cuaca yang memprediksi akan turun hujan pada pagi hari pukul 7 dan 9 pagi. Sementara start dilakukan pada pukul 09.10.
Akan tetapi, cuaca bersahabat dan tidak turun hujan sama sekali. Suhu pagi sebelum start naik turun antara 3 hingga 8 derajat Celsius.
Peserta melindungi diri mereka dari dingin cuaca dan angin dengan jaket. Banyak di antaranya yang mengenakan jas hujan plastik meski sebelumnya Panitia telah melarang peserta meninggalkan jas hujan atau jaket di line up start.
Namun, siapa bisa melawan suhu dingin sejak open gate pukul 7 pagi hingga start pukul 9:10 tanpa bantuan jaket dan jas hujan darurat?
Start dilakukan tepat pukul 09.10 waktu setempat. Suasana meriah telah dibangun sejak awal, ketika paduan suara pelajar sekolah dasar membuka acara dengan sejumlah lagu-lagu penuh semangat.
Pelari elite yang sebelumnya mendapat kesempatan shake out run di area khusus di salah satu lajur jalan di depan titik start, serentak masuk area start.
Mereka melintas gate dan berdiri pada garis area paling depan yang ditandai koral khusus. Petugas penanda waktu start lalu bolak-balik lewat di depan gate, dengan membawa signage waktu menuju start, dimulai dari signage 1,5 menit, dan ditutup dengan signage 30 detik menuju guntime dibunyikan.
Ketika akhirnya guntime ditembakkan, pelari pun lepas start dengan sangat gegap gempita. Aneka smoke gun dan giant confetti berwarna putih dengan bentuk hati, turut melepas keberangkatan pelari.
Bentuk ini melambangkan ketulusan yang murni. Total dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk melepas seluruh pelari melewati garis start.
Tokyo Marathon 2023 bukanlah WMM pertama sejak pandemi mereda. Sebelumnya telah dieksekusi London Marathon dan New York City Marathon.
Akan tetapi, Tokyo Marathon kali ini mencatat prestasi istimewa dibandingkan WMM lain tersebut, sebab masuk dalam catatan Guinnes Book of Record sebagai WMM dengan peserta peraih Six Stars Finisher terbanyak, melebihi 3000 pelari.
Dengan demikian menggenapi jumlah pemegang medali Six Stars menjadi 11.000. Six Start Finisher diberikan kepada mereka yang telah menggenapi larinya pada seluruh WMM.
Kegembiraan Tokyo Marathon masih menyisakan eforia tentunya. Kegembiraannya juga melekat kuat bagi pelari Indonesia yang hadir paling banyak dibandingkan kedua WMM sebelumnya.
Sepekan setelah berlalu, eforianya terasa di Tanah Air dengan sejumlah finisher Indonesia selebrasi lari bersama komunitasnya di sejumlah spot lari, termasuk area Car Free Day di Jakarta.
Load more