ADVERTISEMENT

LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Kolase Foto - Wapemred tvonenews.com Ecep S Yasa, background pengamat politik Rocky Gerung.
Sumber :
  • tim tvonenews

Kritik

Pemimpin seperti layaknya ratu adil, satrio piningit yang diutus Tuhan,  mengenal mekanisme kontrol: raja alim raja disembah, raja lalim raja disanggah.

Senin, 14 Agustus 2023 - 09:00 WIB

Saya tak tahu, sejak kapan kita alergi pada kritik? Persisnya sejak kapan kritik dipahami hanya sebagai gergaji untuk memotong dan bukannya jamu pahit penawar racun bagi yang dikritik? Karena itu saya tak paham kenapa kritik Rocky Gerung pada Presiden Joko Widodo harus dilaporkan ke polisi oleh para pelapornya.

Padahal, budaya mengkritik penguasa bukan hanya sah di alam demokrasi, tapi budaya yang melembaga di banyak tradisi di Indonesia. Presiden adalah pemimpin yang dipilih rakyat, ia bukan raja sehingga tak bisa bilang “The King can do no wrong”. 

Kearifan di Sumatera Barat menyebut pemimpin hanya ditinggikan seranting dan dimajukan selangkah.

Bahkan, dalam khazanah kekuasaan Jawa yang memiliki tradisi menyembah pemimpin seperti layaknya ratu adil, satrio piningit yang diutus Tuhan, mengenal mekanisme kontrol: raja alim raja disembah, raja lalim raja disanggah.

Baca Juga

(Rocky Gerung. Sumber: istimewa)

Itulah kenapa dalam tradisi Kerajaan Islam Mataram, budaya kritik pada penguasa dilembagakan dalam laku tapa pepe. Bentuknya, raja menyediakan alun alun untuk digunakan oleh rakyat yang hendak  protes dengan cara berjemur. Raja yang alim lalu akan mendengarkan langsung suara rakyat dengan memanggilnya ke istana atau mengutus pengawalnya mendengar aspirasi yang ingin disampaikan pada raja.

Cukup lama demokrasi semacam ini berlangsung di desa-desa di Jawa, bahkan tetap dipraktekkan hingga kini di Yogyakarta.

Dalam buku Nusa Jawa, Silang Budaya karya Sejarawan Denys Lombard, misalnya ditulis di masa lalu selalu ada alas, hutan kecil di sekitar perkampungan, desa-desa di Pulau Jawa yang sengaja  dibiarkan lebat, angker, liar, rimbun tak berpenghuni, tapi diyakini sebagai tempat penyemaian calon-calon pemimpin.

Biasanya pemuda yang ditengarai akan muncul sebagai pemimpin akan hidup di hutan terlebih dahulu, melakoni berbagai laku “urakan” termasuk membegal dan merampok sebagai bagian pendewasaan sebagai pemimpin di masyarakatnya. 

Pemimpin yang lahir dari kawah candradimuka semacam ini biasanya tak memiliki kuping tipis terhadap kritik.

(Ilustrasi - Aktivitas rakyat di alun-alun pada era kerajaan Mataram Islam. Sumber: harianpagi)

Jawa memang mengakomodir kekasaran, urakan dan bajinganisme semacam itu. Kesenian Ludruk misalnya, menurut penulis James Peacock adalah kekasaran yang diberi tempat oleh masyarakat. Kekasaran pada seni Ludruk, misalnya menjadi jendela yang memasukan unsur pembaharuan dalam kebudayaan.

Gerakan protes pemuda dan mahasiswa yang selalu muncul periodik dalam sistem politik kita sejak 1928, 1945,1966 hingga 1998 ketika kekuasaan macet, agaknya melanjutkan tradisi kekasaran yang direstui oleh masyarakat. Dalam konteks ini, kita pun maklum jika kalimat-kalimat yang diucapkan orator maupun teks yang ditulis dalam poster-poster penuh dengan hujatan, kasar dan kotor.

Saya ingat bagaimana pada 1990-an, saya—bersama sejumlah aktivis mahasiswa Purwokerto, termasuk mahasiswa UIN Purwokerto menginisiasi gerakan golput (golongan putih), meminta pencabutan 5 Paket Undang Undang Politik dan menuntut militer dikembalikan ke barak. 

Ini sejumlah aspirasi yang sangat “kurang ajar”, “urakan” dan “liar” kala itu. 

Bagaimana mungkin saat Orde Baru tengah adigang, adigung, adiguna, kami justru menohok dengan tuntutan pada titik pusat paling menentukan dari kekuatan rezim militer ketika itu. Dengan tuduhan subversif, saya dan sejumlah rekan lain pun sesaat harus mendekam di hotel prodeo dengan status sebagai tersangka. 

(Arsip Foto. Unjuk Rasa Mahasiswa era 98. Sumber: Erick Prasetya)

Namun, dari sikap urakan dan liar inilah kemudian lahir pembaharuan politik yang menyegarkan di Indonesia: demokrasi.

Setiap budaya memiliki cara untuk memperbarui diri dan bersikap kasar dan urakan membuat kebudayaan halus menemukan alternatif.

Barangkali karena itulah Rendra rutin menggelar Perkemahan Kaum Urakan sejak 1971 di Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Rendra melatih pemuda pemuda berambut gondrong, berjaket kulit dan bercelana jeans yang datang secara spontan dari banyak daerah di Indonesia untuk sekedar berani mengekspresikan diri secara bebas dan liar mengikuti kehendak nurani. 

Terkuaklah kemudian bahwa bersikap urakan cukup sulit. 

“Ternyata pemuda pemuda yang tampak liar, tak punya spontanitas yang besar. Ekspresi diri mereka jinak sekali,” ujar Rendra dalam tulisan Alternatif dari Parangtritis.

(Rendra di Perkemahan Kaum Urakan 1971 di Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Ruedi Hoffman)

Rendra paham persis fungsi bersikap urakan dalam memajukan bangsa. Bagi Rendra sikap urakan penting untuk merangsang perubahan, bisa menjadi alternatif atau minimal jadi lawan dialog bagi norma norma yang dianggap “mapan” dan masyarakat punya pembanding bagi norma normanya.

Dari sejarah kita tahu pemimpin yang jadi tenaga pendorong perubahan besar di masyarakat adalah pribadi tidak munafik, otentik dan urakan: Ken Arok, Gajah Mada, Joko Tingkir, Soekarno, Ali Sadikin. 

Demikian, harusnya kita tak risau dengan kritik, sekasar apapun itu disampaikan. Kita risau justru jika kaum intelektual terus menerus diam (karena tak punya nyali atau patah hati) dan berkhianat pada fungsi sosio politiknya. 

Itulah sebuah kehilangan besar yang sesungguhnya. Kita kehilangan orang orang yang hidup di menara gading karenanya  bisa melihat kenyataan sosial dalam berbagai lapisannya,  dengan pikiran tak terkotori oleh nafsu sempit dan sesaat. Pendeknya, kehilangan peran intelektual sebagai  pengawal suara ruh.

Intelektual semacam Rocky melanjutkan apa yang dilakukan Socrates di abad ke-4 Masehi di Yunani. Socrates orang yang meresahkan banyak orang dengan pertanyaan dan gugatan. Tiap pagi ia mendatangi pasar pasar, ke gymnasium, ke palaestra, ke rumah rumah penduduk. Di semua tempat yang dikunjungi ia melemparkan gugatan yang memancing diskusi.

(Patung Filsuf Socrates. Sumber: Gettyimages)

Semangat Socrates selalu ingin menjelaskan bahwa definisi, konsep, pemahaman umum yang dipercaya sebenarnya sesuatu yang mudah goyah dan mencong ke kanan dan kiri. Dengan logika filsafat ia mengoyak istilah istilah yang mulai lapuk di masyarakat. 

Ia bahkan tak peduli jika dengan tuduhan “tak mengakui dewa dewa yang diakui negara” dan “merusak jiwa pemuda”, ia harus dihukum mati dengan menenggak racun.

Dalam pembelaannya di depan hakim Socrates menyebut ia hanya ingin berperan sebagai lalat pengganggu. Baginya negara yang lamban seperti seekor sapi raksasa memerlukan seekor lalat seperti dirinya.

(Aktivis dan sastrawan Wiji Thukul. Sumber: tempo.co)

Sajak Wiji Thukul menjadi pengingat, jika kelas menengah diam, kritik hanya muncul tersembunyi di bawah tilam, disampaikan bisik bisik oleh rakyat terbawah, tukang sate, abang becak, pedagang sayur, tukang tambal ban, justru keadaan sudah gawat:

Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!.

Namun saya percaya, selalu ada orang yang mempertaruhkan segalanya untuk menegakan akal sehat dan menjadi penjaga suara ruh tadi.  

Dan dalam diri merekalah kepercayaan kita pada manusia diuji: bahwa masih banyak orang yang mempertahankan kemerdekaan jiwa, walaupun harus melawan ketakutan-ketakutan, termasuk tinggal dalam jeruji sel. 

Ecep Suwardaniyasa Muslimin

Temukan semua yang Anda butuhkan berkaitan ramadhan! Jadwal puasa, artikel, video, serta hadis & ayat harian

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Unggah Foto Bersama, Sarwendah Ungkapkan Pesan Penuh Cinta dan Dukungan untuk Betrand Peto

Unggah Foto Bersama, Sarwendah Ungkapkan Pesan Penuh Cinta dan Dukungan untuk Betrand Peto

Sarwendah menyampaikan pesan penuh cinta dan dukungan untuk anak sulungnya Betrand Peto yang baru saja merilis lagu terbarunya. Seperti apa? Simak selengkapnya!
Pelindo Regional 4 Prediksi Arus Kapal dan Penumpang Meningkat di Lebaran 1446 H

Pelindo Regional 4 Prediksi Arus Kapal dan Penumpang Meningkat di Lebaran 1446 H

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 prediksi arus penumpang di semua pelabuhan kelolaan akan mengalami peningkatan sebesar 3% dan arus kapal sebesar 5%
Disahkan FIFA! Monster Gol Eropa Ini Ikuti Jejak Ole Romeny yang Bela Timnas Indonesia: Pilih Tinggalkan Belanda dan Dinaturalisasi Negara Lain

Disahkan FIFA! Monster Gol Eropa Ini Ikuti Jejak Ole Romeny yang Bela Timnas Indonesia: Pilih Tinggalkan Belanda dan Dinaturalisasi Negara Lain

Tiru langkah Ole Romeny yang bela Timnas Indonesia, mesin gol Eropa ini resmi tinggalkan Belanda dan dinaturalisasi negara lain.
Menag Harap Perubahan Libur Sekolah Bisa Urai Kemacetan Saat Mudik Lebaran

Menag Harap Perubahan Libur Sekolah Bisa Urai Kemacetan Saat Mudik Lebaran

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap perubahan rentang libur sekolah yang semulai tanggal 24 Maret menjadi 21 Maret 2025 akan memberikan dampak pada perjalanan mudik.
Jakarta Waspada! Potensi Banjir Rob Mengancam Akhir Maret, Pramono Siapkan Langkah Darurat

Jakarta Waspada! Potensi Banjir Rob Mengancam Akhir Maret, Pramono Siapkan Langkah Darurat

Gelombang pasang tinggi diprediksi akan memicu banjir rob di Jakarta Utara pada 28-29 Maret 2025.
Heboh Video Francesco Bagnaia Kesal Diasapi Marc Marquez Jelang MotoGP Argentina 2025, Pecco Sampai Bilang...

Heboh Video Francesco Bagnaia Kesal Diasapi Marc Marquez Jelang MotoGP Argentina 2025, Pecco Sampai Bilang...

Viral video yang menunjukkan Francesco Bagnaia selaku rekan Marc Marquez di Ducati Lenovo merasa kesal usai gagal juara jelang MotoGP Argentina 2025.
Trending
Pelatih Jepang Hajime Moriyasu sampai Berani Bilang Gini Soal Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia, Patrick Kluivert Bisa Buktikan?

Pelatih Jepang Hajime Moriyasu sampai Berani Bilang Gini Soal Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia, Patrick Kluivert Bisa Buktikan?

Omongan pelatih Jepang, Hajime Moriyasu soal peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 bisa diwujudkan Patrick Kluivert?
Menggila Bersama Persib, Beckham Putra Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia untuk Gantikan Egy Maulana Vikri yang Alami Cedera?

Menggila Bersama Persib, Beckham Putra Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia untuk Gantikan Egy Maulana Vikri yang Alami Cedera?

Pemain Persib Bandung, Beckham Putra Nugraha dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia untuk menggantikan Egy Maulana Vikri?
Blak-blakan, Media Malaysia Akui Iri Lihat Timnas Indonesia Umumkan Skuad untuk Hadapi Australia dan Bahrain

Blak-blakan, Media Malaysia Akui Iri Lihat Timnas Indonesia Umumkan Skuad untuk Hadapi Australia dan Bahrain

Media Malaysia tak menutupi rasa irinya setelah melihat Timnas Indonesia mengumumkan skuad jelang hadapi Australia dan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Cetak Brace di Laga Semen Padang Vs Persib Bandung, Patrick Kluivert Diminta Panggil Beckham ke Timnas Indonesia

Cetak Brace di Laga Semen Padang Vs Persib Bandung, Patrick Kluivert Diminta Panggil Beckham ke Timnas Indonesia

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, diminta panggil Beckham Putra Nugraha yang berhasil mencetak brace di Persib Bandung.
Eks Kiper Klub Liga Indonesia Ini Malah Dihujat Habis-habisan karena Komentari Emil Audero Berlebihan

Eks Kiper Klub Liga Indonesia Ini Malah Dihujat Habis-habisan karena Komentari Emil Audero Berlebihan

Mantan kiper klub Liga Indonesia ini dihujat habis-habisan oleh warganet setelah mengomentari Emil Audero Mulyadi penjaga gawang anyar Timnas Indonesia.
Pilihan Cerdas Patrick Kluivert Tunjuk Striker Lokal Ini untuk Gantikan Ragnar Oratmangoen yang Absen di Laga Lawan Australia

Pilihan Cerdas Patrick Kluivert Tunjuk Striker Lokal Ini untuk Gantikan Ragnar Oratmangoen yang Absen di Laga Lawan Australia

Ragnar Oratmangoen dipastikan absen membela Timnas Indonesia melawan Australia. Patrick Kluivert pun menempuh langkah cerdas dan memanggil pemain lokal ini.
Di Hadapan Fuji, Verrell Bramasta Jujur soal Alasan Sebenarnya Putus dengan Natasha Wilona, Fuji: Sedih Banget...

Di Hadapan Fuji, Verrell Bramasta Jujur soal Alasan Sebenarnya Putus dengan Natasha Wilona, Fuji: Sedih Banget...

Di hadapan Fuji, Verrell Bramasta bicara jujur soal alasan sebenarnya putus dengan Natasha Wilona, Fuji langsung bereaksi: Sedih banget...
Selengkapnya
Viral