ADVERTISEMENT

LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Kolase Foto Pojok KC - Wapemred tvonenews.com Ecep S Yasa, background pelatih timnas Shin Tae-yong.
Sumber :
  • tim tvonenews

Shin Tae-yong

Racikan STY terlihat khas: Timnas Indonesia segera tampak dengan struktur sepak bola modern, bertahan dan menyerang dengan kukuh layaknya panser, pemain berdisiplin dalam pengorganisasian.
Senin, 18 September 2023 - 10:25 WIB

Kita kini menyebutnya sebagai pelatih yang mencetak sejarah karena bisa mengantarkan tiga Timnas Indonesia berbeda usia berlaga pada final Piala Asia, sesuatu yang sebelumnya sangat sulit kita bayangkan meski dalam imajinasi. 

Publik sepak bola nasional menjulukinya dengan berbagai atribut, juru racik handal, Mourinho Asia.
Namun, warga Indonesia langsung lupa Shin Tae-yong, pelatih yang selalu tampil dandy ini pada mulanya bukan pilihan utama. 

Ia hanya seorang yang dimaksudkan sebagai pengganti karena PSSI saat itu tengah menjalin komunikasi juga dengan sejumlah pelatih lain.

Namun, Ratu Thisa, perempuan pertama yang didapuk sebagai Sekjen di PSSI karena dikenal luwes bergaul dengan banyak kalangan di skena sepak bola regional mengendus moment yang cocok untuk mendekati eks pelatih Korea Selatan yang saat itu tengah sabatikal, cuti panjang tidak melatih klub apapun.

Baca Juga

(Pelatih Timnas Indonesia U-23 Shin Tae Yong memimpin latihan di Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Senin (1192023). Sumber: ANTARA)

Operasi senyap lalu digelar. STY minta negosiasi digelar di negara netral. Alasannya, agar tak memancing spekulasi media. Pada November 2019, saat skuad Indonesia berhadapan dengan Malaysia di Kuala Lumpur untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan (Iwan Bule) akhirnya bertemu dengan STY. Pertemuan yang saya kira perlu dikenang sebagai salah satu tonggak kebangkitan sepak bola Indonesia.  

Ia bukan hanya pelatih asing terlama  yang duduk di kursi panas pelatih Timnas Indonesia,--bayangkan sejak 2010 ada 12 pelatih asing yang datang dan pergi menukangi Timas Indonesia selain STY--, tapi juga berperan menentukan justru ketika iklim sepak bola tengah sangat rapuh dihajar pandemi. Kompetisi berbagai usia yang periodik dan terjadwal sebagai salah satu denyut nadi pembangunan Timnas yang kokoh tengah dihentikan federasi di bawah tekanan wabah.

Dalam suasana tanpa harapan, terutama soal  kapan pandemi bakal berakhir, kepercayaan pada Pemerintah Indonesia bisa mengatasi wabah juga terjun ke titik nadir. Dalam situasi ini  STY memutuskan kembali ke negerinya dan hanya mau melatih dari Korea.

Akibatnya, STY sempat akan dipecat. Seorang anggota exco PSSI memberi ancaman, meminta ia segera kembali ke tanah air atau dipecat. Dalam situasi kisruh ini masih tercium aroma tidak kompak STY dengan salah satu asisten pelatihnya: Indra Sjafri.

Bersyukur era kegelapan itu terlewati dan kita kini bisa dengan bangga melihat capaian yang dilakukan STY pada skuad Timnas Indonesia. Kini peringkat FIFA kita naik tajam dari nomor 175 pada 2021 menjadi nomor 147 pada 2023.

Timnas Sepak bola kita bisa bersaing di level Asia. Melihat hasil pada babak kualifikasi, saat ini kita merasa yakin menatap putaran final Piala Asia 2024 di Qatar: kita menang secara sangat meyakinkan dengan Taiwan dan Turkmenistan. 

Agaknya persoalan utama, mentalitas juara saat bertanding,  sudah relatif teratasi. Memakai jersey garuda di dada, semua pemain siap  berjibaku hidup mati di arena, meski pemain muda sekalipun.  

Pemain Timnas kita mencapai apa yang pernah dinasehatkan pelatih besar Jose Mourinho: "Bermain dengan kebanggaan membela tim nasional dan mewakili negara Anda. Jika Anda sudah memiliki itu, maka Anda akan lebih kuat dari kemampuan sebenarnya,” ujar pelatih berjuluk “the special one” pada Timnas sepak bola kita suatu kali. 

Kita pun memiliki pemain yang berstandar Asia. Ada Pratama Arhan merumput di klub Tokyo Verdy (Jepang), Asnawi bermain di Jeonnam Dragon (Korea Selatan), Elkan Baggot terikat kontrak di Ipswich Town (Inggris), Ivan Jenner berlaga di Jong FC Utrecht (Belanda), Rafael Struick berkaos klub ADO Den Haag (Belanda), Marselino Ferdinan pemain KMSK Deinze (Belgia).

Saya berani bilang, ini adalah musim semi bagi sepak bola Indonesia. Paling tidak, menurut saya, belum pernah ada masa dalam sejarah republik, ada begitu banyak pemain Timnas kita berasal dari berbagai klub di Asia dan Eropa.

(Ilustrasi - Pesepak bola Timnas Indonesia U-23 mengikuti latihan di Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Senin (1192023). Sumber: ANTARA)

Yang paling dibenahi oleh STY adalah pengorganisasian. STY tumbuh dalam tradisi sepak bola Korea yang menduplikasi filosofi sepak bola Jerman. Ada hubungan kerja sama yang erat di kedua negara itu dalam pembangunan fondasi sepak bola di Korea. 
Hasilnya dengan pola ini, semua pemain memiliki beban dan peluang yang sama, termasuk dalam mencetak gol. Tak heran jika seorang penjaga gawang pun diminta STY mengeksekusi tendangan penalti.  

Namun, STY tetap tak bisa menelan bulat bulat teori sepak bola dari negeri manapun, karena yang menjalankan semuanya di lapangan hijau tetap pemain. Ia tetaplah seorang sutradara yang tak ikut bermain di antara sebelas pemain di lapangan hijau.

Barangkali karena itu ia di Indonesia belajar lebih “manusiawi” dalam melatih daripada  ketika menangani Timnas Korea Selatan. Ia kini bisa santai tertawa tawa dengan pemain yang mulai berani menggodanya. Ia mengejar Marselino Ferdinan yang teriak “bulgogi-bulgogi” ketika tengah merayakan kemenangan.

Dalam video yang lain ia menjewer pemainnya yang langsung meninggalkan ruang jumpa pers tanpa memberi hormat pawa pewarta. Ia juga nampak memijat kaki Pratama Arhan yang tertawa tawa menggoda sang pelatih. “Ya..ya..ya,” hanya itu yang diucapkan oleh STY setiap digoda oleh pemain pemain mudanya.

Padahal, ia semula terlihat depresi dengan tradisi yang harus ia hadapi di negeri barunya: suasana santai, bermain main selalu. Sesama pemain selalu bercanda sejak di dalam bus hingga ruang ganti pemain. Ritual memakai jersey hingga sepatu yang harus memerlukan waktu lebih lama, sehingga selalu ada pemain yang terlambat masuk ke arena pertandingan.

(Timnas Indonesia U-23 ketika mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya pada laga melawan timnas Turkmenistan U-23 dalam kualifikasi Piala Asia U-23 2024 di Stadion Manahan, Solo. Sumber: ANTARA)

Apalagi sebagai pelatih tiba tiba ia mengurus hampir seluruh detil pembangunan skuad. Ia misalnya tak hanya berurusan dengan strategi menghadapi lawan dalam waktu 2x45 menit saja, tetapi juga sibuk membengun fondasi kekuatan fisik, asupan gizi, mentalitas, hingga hubungan personal.

Saya ingat keluhan STY soal kesukaan pemain Indonesia yang harus segera dikurangi: makan gorengan. Bayangkan, seorang pelatih Timnas bahkan harus intervensi pada hal elementer semacam melarang makan gorengan menunjukan betapa yang harus ia lakukan adalah sejenis revolusi mental, perubahan mendasar dari dalam yang dilakukan secara cepat dan terstruktur.

Saya kira yang cukup menentukan dari kesuksesan STY membesut Timnas Indonesia adalah faktor penerimaan pemain. Terlihat hubungan yang karib melampaui peran pelatih-pemain tak hanya saat di lapangan hijau, tetapi hingga ke seharian. Ini semua terjadi dengan halus karena “penaklukan budaya”: masyarakat Indonesia sangat menerima apapun yang berasal dari Korea Selatan. Ini juga diakui oleh STY dan jadi alasan menerima tawaran PSSI.

Namun, di luar itu semua, dukungan nothing to lose dari eks Ketua Umum PSSI Mochamad Irawan, saat semua capaian masih berupa mimpi mimpi di langit perlu dicatat dengan tinta tebal. Saya kira dialah yang meletakan dasar dasar hubungan kerja yang sehat di federasi. Hubungan kemanusiaan yang setara, saling memberi menerima. Asah, asih, asuh. Kata kata yang selalu Iwan Bule kutip. Sangat bisa dipahami jika STY bahkan sampai menyatakan akan ikut mundur juga ketua federasi mundur.

Meski pada akhirnya “revolusi” harus memakan anaknya sendiri, ia harus terjungkal dari kursi Ketua Umum PSSI, tapi saya kira kini ia bisa melewatinya dengan tersenyum.

(Ecep Suwardaniyasa Muslimin)

Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Update Kasus Limbah Pabrik di Bengkalis, Malam-malam Tim Intel Kejati Sumut Amankan DPO Agus Nugroho

Update Kasus Limbah Pabrik di Bengkalis, Malam-malam Tim Intel Kejati Sumut Amankan DPO Agus Nugroho

Setelah berhasil mengamankan DPO Terpidana Erick Kurniawan, Tim Tabur Kejati Sumatera Utara berhasil mengamankan satu orang lagi Daftar Pencarian Orang (DPO)
Hasil Moto2 Qatar 2025:  Mario Aji Susah Payah ke Garis Finis, Podium Juara Direbut Aron Canet

Hasil Moto2 Qatar 2025:  Mario Aji Susah Payah ke Garis Finis, Podium Juara Direbut Aron Canet

Mario Aji tampil kurang maksimal di Moto2 Qatar 2025 setelah mengalami cedera buntut insiden yang dialaminya pada sesi kualifikasi kemarin.
Thom Haye Tak Ragu Bilang Begini soal Sosok Ole Romeny di Timnas Indonesia: Kamu Berada di Peringkat Teratas

Thom Haye Tak Ragu Bilang Begini soal Sosok Ole Romeny di Timnas Indonesia: Kamu Berada di Peringkat Teratas

Thom Haye tak ragu bilang begini soal sosok dan pengaruh Ole Romeny di Timnas Indonesia yang menurutnya punya dampak positif bagi banyak orang. Seperti apa?
Ada Kabik Baik! Pemprov DKI Jakarta Aktifkan Syarat Marbot Masjid Ikuti Program Umrah Gratis

Ada Kabik Baik! Pemprov DKI Jakarta Aktifkan Syarat Marbot Masjid Ikuti Program Umrah Gratis

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan peluang kepada marbot masjid yang ingin menyemarakkan sekaligus menunaikan ibadah umrah gratis pada 2026.
Tak Lagi Ditutupi, Thom Haye Bilang Begini soal Peran Coach Nova Arianto Bersama Timnas Indonesia U17: Dia Bisa…

Tak Lagi Ditutupi, Thom Haye Bilang Begini soal Peran Coach Nova Arianto Bersama Timnas Indonesia U17: Dia Bisa…

Thom Haye puji Coach Nova Arianto atas perannya membawa Timnas Indonesia U17 lolos ke Piala Dunia, sebut sosoknya mampu bawa tim tampil luar biasa. Seperti apa
Kalahkan Jepang Lewat Drama Adu Penaltil, Arab Saudi Melangkah ke Semifinal Piala Asia U-17 2025

Kalahkan Jepang Lewat Drama Adu Penaltil, Arab Saudi Melangkah ke Semifinal Piala Asia U-17 2025

Pada semifinal Piala Asia U-17 2025 nanti, Arab Saudi akan menunggu pemenang antara Tajikistan vs Korea Selatan yang baru akan dimainkan pada Senin 14 April 2025.

Trending

Media Vietnam Tercengang AFC Memuji Bintang Timnas Indonesia U-17, Evandra Florasta Jadi Pilihan Khusus Gegara

Media Vietnam Tercengang AFC Memuji Bintang Timnas Indonesia U-17, Evandra Florasta Jadi Pilihan Khusus Gegara

Media Vietnam terkejut dengan unggahan terbaru Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) terkait bintang Timnas Indonesia U-17, Evandra Florasta.
Megawati Hangestri 'Dilarang' Main di Final Four Proliga 2025 usai Resmi Cabut dari Red Sparks dan Liga Voli Korea, Gara-gara Megatron...

Megawati Hangestri 'Dilarang' Main di Final Four Proliga 2025 usai Resmi Cabut dari Red Sparks dan Liga Voli Korea, Gara-gara Megatron...

Megawati Hangestri dilarang oleh netizen main di final four Proliga 2025 usai memutuskan untuk tak melanjutkan kontraknya bersama Red Sparks dan cabut dari Liga Voli Korea.
Evandra Florasta Bikin Geger ASEAN, Kok Bisa Ada Pemain Timnas Indonesia yang Jadi Top Skor di Piala Asia U-17, Padahal...

Evandra Florasta Bikin Geger ASEAN, Kok Bisa Ada Pemain Timnas Indonesia yang Jadi Top Skor di Piala Asia U-17, Padahal...

Setelah jadi top skor di Piala Asia U-17 dengan koleksi tiga gol di babak penyisihan grup, Evandra Florasta kini dapat banjir pujian dari publik Asia Tenggara.
Besok Timnas Indonesia Lawan Korea Utara, Ini Jadwal Lengkap Perempat Final Piala Asia U-17 2025

Besok Timnas Indonesia Lawan Korea Utara, Ini Jadwal Lengkap Perempat Final Piala Asia U-17 2025

Jadwal pertandingan perempat final Piala Asia U-17 2025, di mana Jepang bakal tampil lebih dulu hari ini menghadapi Arab Saudi.
Respons Berkelas Ketum PSSI Erick Thohir Usai Tahu Ada Gelagat Orang FIFA di Laga Persija Vs Persebaya: Dukungan Itu Untuk...

Respons Berkelas Ketum PSSI Erick Thohir Usai Tahu Ada Gelagat Orang FIFA di Laga Persija Vs Persebaya: Dukungan Itu Untuk...

Ketum PSSI Erick Thohir merespons soal kehadiran Direktur FIFA Theodore Giannikos di laga Persija melawan Persebaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
FIFA Umumkan 48 Peserta Piala Dunia U-17, Ini Calon Lawan Timnas Indonesia U-17

FIFA Umumkan 48 Peserta Piala Dunia U-17, Ini Calon Lawan Timnas Indonesia U-17

Seluruh Kualifikasi Piala Dunia U-17 dari enam konfederasi sudah diselesaikan pada Sabtu (12/4/2025). 
Media Vietnam Ingatkan Suporter Garuda Bahwa Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia U-17 Juga Berkat Aturan Baru FIFA: Perlu Diakui...

Media Vietnam Ingatkan Suporter Garuda Bahwa Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia U-17 Juga Berkat Aturan Baru FIFA: Perlu Diakui...

Media Vietnam mengingatkan suporter Garuda bahwa Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia U-17 juga berkat aturan baru FIFA.
Selengkapnya

Viral