Data keamanan nasional menjadi hal yang sangat peting untuk dilakukan pengamanan di dunia siber saat ini. Pada dunia internasional, bukan hanya negara yang akan mencari informasi negara lain melalui dunia siber, namun juga terdapat hacker perseorangan hingga kelompok organisasi yang mencoba memanfaatkan kerenggangan sistem.
Salah satu organisasi terkenal yang sering melakukan peretasan data yaitu Wikileaks. Organisasi ini setidaknya beberapa kali telah menyebarluaskan data dokumen privasi negara-negara di dunia seperti Amerika Serikat, yang membuat pendiri Wikileaks (Julian Asange) harus menjadi buronan saat itu sebelum pada akhirnya berhasil ditangkap.
Penggunaan siber pada pertahanan negara saat ini
Siber saat ini telah menjadi salah satu komponen penting dalam pertahanan negara terutama pada dunia intelijen. Hal ini sangat rasional dikarenakan pencurian data melalui siber lebih efektif dengan meminimalisir munculnya korban jiwa, seperti masuknya personel menggunakan strategi klandestin ke area lawan.
Selain itu, interaksi dunia yang sudah modern mayoritas memanfaatkan sarana digital untuk bertukar informasi, seperti menggunakan email. Hal ini juga dapat dilihat bersama bagaimana pesatnya penggunaan media sosial era modern ini seperti Whatsapp, Youtube, Instagram hingga Tiktok.
Negara-negara di dunia telah mengambil start cepat dalam mengantisipasi perang siber dengan mengembangkan kemampuannya. Perkembangan dunia siber terakhir yang menjadi pembahasan dunia adalah pengembangan spyware Pegasus yang dilakukan oleh NSO Group.
Spyware ini dilaporkan telah menjadi langganan beberapa negara untuk dipakai sebagai alat memata-matai aktivis, jurnalis, eksekutif, hingga pesaing politisi. Spyware ini telah didesain untuk melakukan pemantauan kepada semua kegiatan target, seperti SMS, email, data lokasi, riwayat browsing, panggilan telepon, dan lainnya.
Load more