LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Kolase Foto - Wapemred tvonenews.com Ecep S Yasa, Catatan 2023: Bukan Akhir Sejarah
Sumber :
  • tim tvonenews

Catatan 2023: Bukan Akhir Sejarah

Percayalah, jadi tua sebelum kaya adalah kondisi yang tersial sebagai bangsa. Dan kita tak ingin mengalaminya.

Sabtu, 6 Januari 2024 - 09:00 WIB

SAYA menghabiskan waktu pada penghujung 2023 dengan long run, berlari dengan jarak dan waktu tempuh yang lebih lama dari biasanya. Biasanya saya berlari minimal lebih dari 15 kilometer selama lebih dari dua jam. Dihajar kesibukan sehari hari yang seakan tak pernah melandai, membuat aktivitasme time” saya sedikit tersendat. Akibatnya, daya hidup melemah, idealisme terasa jumud.

Mudah saya mengenali keseimbangan diri yang mulai “terganggu” semacam itu. Ketika daya antisipasi saya pada persoalan persoalan sehari hari baik di kantor maupun di rumah jadi semakin mekanis, teknis, rutin, itu artinya saya harus segera lari ke jalan, menikmati perjumpaan dengan diri sendiri lewat krida tubuh: berlari.

Entah kenapa berhadapan dengan gerakan yang sangat sederhana, diulang ulang, repetitif: mengangkat kaki, lalu menjejak tanah, mengangkatnya lagi, menjejakannya lagi, terus menerus hingga ratusan hingga ribuan, mungkin juga jutaan kali secara bergantian terus menerus kanan dan kiri---tentu dibantu dengan gerak tangan dan pengaturan nafas---saya mengalami situasi yang kembali kosong. Pikiran lalu menjadi rileks, santai, menenangkan.

Situasi kekosongan yang dirasakan bukan kondisi kekurangan. Tapi justru kekosongan yang penuh arti, kosong yang isi. Saya sulit menjelaskan situasi penyadaran diri ini secara lebih gamblang.

Baca Juga :

Yang terang, ketika saya berlari, dalam tubuh yang terasa ringan, plastis, dan rileks, ketika otak dipenuhi oksigen dan hormon endorphin, saya justru jadi semakin fokus pada persoalan-persoalan kehidupan. Saya terasa menguasai ruang dan waktu karena pikiran jadi terbuka dan fokus. Dalam situasi ini,  yang kerap terjadi adalah keajaiban keajaiban, misalnya penemuan ide-ide segar, terobosan pemikiran yang tak diduga-duga sebelumnya.

Saya sering menemukan perspektif-perspektif baru untuk ikut urun rembug dalam persoalan bangsa yang lalu ditulis sebagai kolom dalam Pojok KC ini, misalnya justru kerap muncul dalam lintasan lari.

Selama setahun belakangan saya memang jadi produktif menulis kolom. Selain dikondisikan deadline –redaktur yang meneror saya setiap Senin pagi dengan pesan singkat di telepon genggam, agaknya tubuh yang jadi santai karena rutin bergerak saya yakin juga jadi pendorongnya.

Seperti yang bisa dibaca, saya hampir menulis apa saja, cerita perjalanan, dunia klangenan dan hobby, situasi sosial dan politik nasional dan dunia, hingga persoalan persoalan remeh namun aktual di masyarakat.

Saya memang agak memaksakan diri untuk mendisiplinkan olah pikir dengan menulis kolom Pojok KC. Bagi saya, olah pikir hanya kelanjutan dari olah gerak yang rutin saya lakukan. 

Dalam lalu lintas ide dan peristiwa yang sangat cepat, berseliweran, silih berganti perlu ada pemaknaan terus menerus. Sebab, seringkali, karena keterbatasan waktu dan ‘kemalasan,’ wartawan bisa menjalani aktivitasnya dengan rutin, begitu-begitu saja, ‘pas bandrol’, kegairahan berkurang, vitalitas memudar dan kreativitas macet.

Saya merasakan akumulasi pengetahuan dan pengalaman yang didapat dari menjalani kegiatan jurnalisme selama hampir 30 tahun ini, harus dijadikan upaya membantu warga memahami persoalan persoalan aktual secara lebih luas.

Lewat tulisan Pojok KC, tvOnenews.com harus mampu memberikan informasi mendalam soal konfigurasi baru yang terjadi, menjelaskan duduk soal peristiwa peristiwa yang datang dan pergi dengan cepat. Dengan keterbatasan, kami ingin memberikan arah, navigasi yang seharusnya dituju oleh ‘kapal besar’ Indonesia.

Demikian, berlari bagi saya adalah proses refleksi. Kini tanpa terasa tahun tahun cepat berlalu, kita telah berada dasawarsa kedua abad ke-21. Padahal, sepertinya baru kemarin kita menghadapi kecemasan akan tibanya milenium baru ini. Masih terbayang diskusi-diskusi di penghujung 1999 menuju 2000 lalu, kita tercekam kecemasan bahwa ada yang belum disiapkan oleh komputer menghadapi tahun yang akan diisi oleh tiga buah nol. Dunia yang semakin tergantung dengan komputerisasi akan ambruk dan kacau balau.

Saya ingat foto di sebuah majalah berita saat itu, seseorang mengangkat poster bernada khawatir di tengah orang lalu lalang di Times Square Garden, New York: “Kiamat sudah dekat”. Teknologi semakin mengambil alih tugas tugas manusia. Ancaman disrupsi dalam sistem digital terasa sangat mengkhawatirkan.

Dan kini setelah adaptasi dilakukan, rasa cemas itu kita tahu justru bukan karena teknologi  yang menguasai segalanya, tapi datang dari sumber yang berulang: perilaku manusia. Dunia tetap dipecah-pecah, dibagi-bagi oleh rivalitas dan konflik. Ketegangan di antara kekuatan-kekuatan besar dunia terus membayangi di Selat Taiwan, Laut China Selatan, dan Semenanjung Korea.

Belum usai dengan perang Rusia-Ukraina di Eropa mereda, setiap anak yang lahir di Palestina, misalnya harus menghadapi ancaman tercabut nyawanya setiap saat, bahkan ketika ia ada di tempat ibadah ataupun rumah sakit. Dalam gempuran prajurit Israel yang mirip buldoser yang tak punya hati, hanya dalam 84 hari serangan saja ada 106 wartawan yang gugur di medan perang.

Persis seperti sejarah abad 20, pada alaf baru ini dunia tetap tak aman meski perang dingin mereda. Pada 1989, Francis Fukuyama, seorang ahli kebijakan pada Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menulis makalah untuk sebuah majalah hubungan internasional berhaluan kanan, The National Interest. 

Dalam artikel sepanjang 18 halaman, (belakangan dikembangkan jadi buku berjudul The End History and The Last Man) dengan provokatif Fukuyama menyebut dunia tengah memasuki akhir sejarah dan dari analisanya terhadap perkembangan sejarah itu, tak terbantahkan lagi bentuk organisasi yang ideal dan paling unggul adalah, demokrasi liberal yang terikat pada pasar.

Dunia secara sistem politik memang semakin monolitik. Demokrasi liberal dipercaya paling efektif menciptakan kemakmuran, termasuk dipraktekan di Indonesia. Namun, kita lihat di sini yang mengemuka di tanah air adalah sisi keserakahan kapitalismenya saja. Ada perlakuan sangat istimewa untuk pemodal asing. 

Sementara, di sisi lain, negara semakin keras mengawasi dan menekan warga negaranya. Hukum terasa seperti pisau yang sangat tajam pada warga negara, tapi majal untuk penyelenggara negara. Menjadi oposan pemerintah hari-hari ini adalah tindakan yang berani. Mereka yang di sisi seberang rezim bisa dijadikan tersangka kapan saja dengan kasus apa saja.

Tapi, dalam kondisi segelap apapun, selalu ada orang orang yang memilih menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Rocky Gerung berada di barisan itu. Ia mempertaruhkan kebebasan pribadinya untuk memperjuangkan kebebasan berpikir warga negara. Ia seperti tak mengenal lelah, berperan sebagai lalat pengganggu bagi negara yang seringkali seperti lembu yang besar, lamban dan malas.

Tak bisa tidak, mulai 2024 pemerintah mesti lebih giat bekerja. Tak bisa terus menerus minta dimaklumi dengan berlindung di balik  isu ketidakpastian global dan gejolak ekonomi dunia. Bagaimanapun bangsa ini harus bisa merangkak keluar dari kepongpong mediokritas. Kita tak bisa terus menerus terperangkap jadi yang “biasa-biasa”; “bukan negara kaya” tapi bukan “negara miskin”.

Karenanya jebakan middle income trap harus disudahi. Pertumbuhan ekonomi harus bisa digenjot di angka minimal 7 persen. 

Bonus demografi yang sekarang sedang kita alami harus sepenuhnya tertuju untuk mendapatkan “lompatan jauh ke depan”. Ini harus dilakukan segera oleh siapapun yang memimpin Indonesia kelak agar pada saat Indonesia Emas (2045) kita tidak jadi bangsa yang “tua sebelum kaya”. 

Percayalah, jadi tua sebelum kaya adalah kondisi yang tersial sebagai bangsa. Dan kita tak ingin mengalaminya. (Ecep Suwardaniyasa Muslimin)

 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Kapolrestabes Semarang Benarkan Seroang Pelajar SMKN 4 Semarang Tewas Tertembak Senpi Milik Polisi

Kapolrestabes Semarang Benarkan Seroang Pelajar SMKN 4 Semarang Tewas Tertembak Senpi Milik Polisi

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengkonfirmasi adanya seorang pelajar berinsial GR (17) yang tewas akibat tertembak senjata api (senpi) miliki anggota polisi.
Kapolrestabes Semarang Pasang Badan, Bela Anak Buahnya yang Tembak Pelajar SMK hingga Tewas

Kapolrestabes Semarang Pasang Badan, Bela Anak Buahnya yang Tembak Pelajar SMK hingga Tewas

Pelajar SMKN 4 Semarang meninggal dunia setelah alami luka tembak di bagian pinggul pada Minggu (24/11/2024) sekira pukul 01.58 WIB Korban ditembak oknum polisi
Thom Haye Blak-blakan Bilang Gini soal Sikap Suporter Timnas Indonesia saat Memberi Dukungan di Stadion: Sulit untuk Dijelaskan...

Thom Haye Blak-blakan Bilang Gini soal Sikap Suporter Timnas Indonesia saat Memberi Dukungan di Stadion: Sulit untuk Dijelaskan...

Thom Haye blak-blakan dalam sebuah podcast mengenai sikap suporter Timnas Indonesia yang menonton pertandingan langsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Siswa di Sekolah Indonesia Makkah Belajar Tari Jawa Timuran agar Tak Lupa Identitas Bangsa

Siswa di Sekolah Indonesia Makkah Belajar Tari Jawa Timuran agar Tak Lupa Identitas Bangsa

Langkah anggun, gerakan gemulai, dan irama musik tradisional menggema di perpustakaan Sekolah Indonesia Makkah (SIM) saat siswa-siswi dengan antusias mengikuti
Polresta Sidoarjo Tangkap Puluhan Tersangka Judol Beromset hampir 700 Juta Rupiah Per Bulan

Polresta Sidoarjo Tangkap Puluhan Tersangka Judol Beromset hampir 700 Juta Rupiah Per Bulan

Polresta Sidoarjo selama periode 29 Oktober 2024 sampai dengan 25 November 2024 berhasil mengungkap 53 kasus judi dengan jumlah tersangka 56 orang.
Buntut Jadi Tersangka Korupsi, KPK Segel Ruang Kerja Gubernur dan Sekda Bengkulu

Buntut Jadi Tersangka Korupsi, KPK Segel Ruang Kerja Gubernur dan Sekda Bengkulu

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyegel ruang kerja Gubernur dan Sekretaris Daerah (Sekda) Bengkulu setelah keduanya ditetapkan sebagai tersangka.
Trending
Calvin Verdonk Bicara Jujur soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Belanda: Saya Tidak Bisa Berkeliaran di Jalan di Sana

Calvin Verdonk Bicara Jujur soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Belanda: Saya Tidak Bisa Berkeliaran di Jalan di Sana

Pemain Timnas Indonesia, Calvin Verdonk, berbicara kepada media Belanda perihal betapa gilanya dukungan dari masyarakat Indonesia yang menggemari sepak bola.
Sopir Truk Penyulut Polisi Tembak Polisi di Sumbar Buka Suara, Dugaan Hubungan Oknum Polisi dengan Bisnis Galian Ilegal Terjawab? Ternyata..

Sopir Truk Penyulut Polisi Tembak Polisi di Sumbar Buka Suara, Dugaan Hubungan Oknum Polisi dengan Bisnis Galian Ilegal Terjawab? Ternyata..

Singkat cerita, kejadian polisi tembak polisi terjadi pada Jumat (22/11/2024) dini hari. AKP Ulil Ryanto tewas usai menerima tembakan dari AKP Dadang Iskandar.
Miliano Jonathans Susul Mees Hilgers Lebih Cepat, Vitesse Arnhem Konfirmasi Sedang Negosiasi dengan FC Twente

Miliano Jonathans Susul Mees Hilgers Lebih Cepat, Vitesse Arnhem Konfirmasi Sedang Negosiasi dengan FC Twente

Pemain Timnas Indonesia, Mees Hilgers, bisa segera main bersama pemain keturunan Indonesia lainnya, Miliano Jonathans, di FC Twente [adabursa transfer Januari.
Mana yang Lebih Afdhol? Shalat Hajat Dulu Apa Tahajud Dulu? Ternyata Kata Ustaz Abdul Somad Urutan Ibadah di Sepertiga Malam Terakhir Itu…

Mana yang Lebih Afdhol? Shalat Hajat Dulu Apa Tahajud Dulu? Ternyata Kata Ustaz Abdul Somad Urutan Ibadah di Sepertiga Malam Terakhir Itu…

Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) jelaskan waktu terbaik untuk shalat hajat, tahajud dan amalan lain di waktu sepertiga malam terakhir.
Vietnam Semakin Panik, Timnas Indonesia Bisa Panggil Kiper Liga Yunani yang Sudah Jadi WNI Ini Jika Maarten Paes Tak Dibawa ke Piala AFF 2024

Vietnam Semakin Panik, Timnas Indonesia Bisa Panggil Kiper Liga Yunani yang Sudah Jadi WNI Ini Jika Maarten Paes Tak Dibawa ke Piala AFF 2024

Kiper Liga Yunani ini layak diberi kesempatan oleh Shin Tae-yong untuk mengisi pos penjaga gawang Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang ditinggal Maarten Paes
Timnas Indonesia Resmi Umumkan 33 Pemain untuk TC Piala AFF 2024: Ada 7 Pemain Abroad Termasuk Rafael Struick

Timnas Indonesia Resmi Umumkan 33 Pemain untuk TC Piala AFF 2024: Ada 7 Pemain Abroad Termasuk Rafael Struick

Akun resmi Timnas Indonesia telah merilis 33 pemain untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) jelang Piala AFF 2024, yang akan diselenggarakan pada bulan depan.
Jadi Kiper Andalan Timnas Indonesia, Ternyata Maarten Paes Sempat Menyerah Jadi Pemain Sepak Bola Karena Ini

Jadi Kiper Andalan Timnas Indonesia, Ternyata Maarten Paes Sempat Menyerah Jadi Pemain Sepak Bola Karena Ini

Maarten Paes kini menjadi kiper utama di Timnas Indonesia dan menjadi aktor utama dalam perkembangan Skuad Garuda sejak putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. 
Selengkapnya
Viral