Sayangnya sebagian elit PBNU seperti memutar lagi lagu lama yang pita kasetnya sudah kusut dan nyaris sumbang suaranya.
Pertentang pertentangan lama diungkap hanya untuk meraih dukungan massa NU akar rumput untuk salah satu paslon. Sekjen PBNU Saifullah Yusuf secara gamblang di sebuah acara NU meminta warga Nahdliyin tak memilih paslon yang didukung oleh Abu Bakar Baasyir dan Amien Rais. Gus Ipul beralasan Abu Bakar Baasyir dan Amien Rais memiliki pemahaman yang berseberangan dengan cara berpikir Nahdlatul Ulama.
Memang sudah bawaan lahir, NU yang pernah jadi partai politik akan diseret seret ke wilayah kekuasaan. Partai NU pernah masuk "tiga besar" pada Pemilu 1955 bersama PNI, Masyumi dan PKI. Pada Pemilu 1971, Partai NU memiliki "suara terbesar" setelah Partai Golkar, padahal Golkar didukung negara dan aparat keamanan negara. Saat terjadi fusi partai pada 1977, NU memperkuat fusi partai Islam (PPP), ketika NU dirugikan dan keluar dari PPP justru partai Islam itu gembos. Semua itu menunjukkan bahwa massa NU itu riil.
Tak bisa dielakan, Pemilu 2024 sangat brutal bagi NU.’ Tembak menembak’ antar sesama kader NU terjadi di ruang publik. Sebabnya adalah hampir tak ada paslon yang tak melibatkan elit NU baik sebagai ‘orang belakang layar’, pemengaruh (influencer) atau sekedar jadi vote getter. Ini memang seperti NU versus NU.
Kita tahu, pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang ketua umum PKB. Cak Imin adalah cicit dari pendiri NU, KH Bisri Syansuri (Pesantren Denanyar), sekaligus keponakan tokoh NU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan didukung Jusuf Kalla (mantan wapres/Mustasyar PBNU).
Meskipun tidak ada tokoh NU dalam pasangan calon nomor urut 2 yakni Prabowo Subianto, tapi tim sukses yang ada melibatkan nama-nama besar di NU. Ada Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (Rais Aam Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah). Bintang lainnya adalah Khofifah Indar Parawansa (Ketua Umum PP Muslimat NU/jubir dan "Mensos" era Gus Dur) yang konon memiliki massa solid 32 juta kaum ibu dan Nusron Wahid (Ketua Umum PP GP Ansor 2010-2015).
Load more