LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Pojok KC - Suara Jernih dari Kampus. Kolase Foto Wapemred tvonenews.com dengan background aktivitas perguruan tinggi.
Sumber :
  • tim tvone

Suara Jernih dari Kampus

“Sebuah sangkar besi tidak bisa mengubah rajawali menjadi seekor burung nuri.” (WS. Rendra)

Senin, 5 Februari 2024 - 17:51 WIB

PETISI yang disampaikan sejumlah guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengingatkan keadaan—termasuk pada sepak terjang Presiden Jokowi sebagai mengampu tertinggi kehidupan politik di tanah air--harus kita pahami sebagai suara jernih dari ketinggian moral

Kita seperti diberikan cermin yang bening untuk berkaca: inilah wajah demokrasi di republik. Sebagian nampak kumal, cemang cemong, penuh jelaga tebal. Tapi, bagaimanapun itulah wajah kita.

Suara dari kampus ibarat tatapan mata elang dari negeri di atas awan. Dari posisi menara gading, ia begitu tajam menembus kedalaman persoalan karena ia berada di ketinggian. Ia akan terbang menukik ketika ada marabahaya mengancam.  Maklum, ketika orang-orang memandang segala sesuatu dari kerendahan penglihatan, tak pelak kenyataan di luar dirinya akan kabur. Satu-satunya kebenaran adalah yang tampak dari sudut pandangnya. Ia tak bisa menangkap kebenaran lain dari posisi tetangga di seberang jalan.

"Kami menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang juga merupakan bagian dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada," begitu bunyi Petisi Bulaksumur yang dibacakan Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Koentjoro, di Balairung UGM, Sleman, DIY, akkhir Januari 2024.

Baca Juga :

Sebuah petisi yang kita tahu ternyata beresonansi dengan kenyataan dan kebenaran. Buktinya, ia segera disambut seruan seruan lainnya dari lembaga pendidikan yang cukup berintegritas: Universitas Islam Indonesia, Universitas Indonesia, Universitas Andalas, Universitas Hasanuddin, Universitas Padjadjaran.

Yang membahagiakan, seruan keprihatinan dari kampus kampus ternama itu menyadarkan ternyata tidak semua elemen masyarakat terlena, ternina bobokan dan abai pada keadaan bangsa. 

Sebagai Aparatur Sipil Negara, para guru besar ini bagian kelompok sosial yang dinaikkan gajinya 8 kali oleh pemerintah. Dalam aturan baru mereka juga bisa mendapatkan kenaikan jabatan hingga 6 kali dalam setahun, juga tunjangan bulanan dan bonus tahunan. Kondisi yang serba nyaman sebenarnya. 

Tapi, seberapapun emasnya, bagi elang yang terbiasa terbang menembus puncak-puncak langit, sangkar tetaplah sangkar.

Maraknya petisi keprihatinan dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri seperti membangkitkan lagi diskusi panjang soal posisi intelektual di kampus sebagai salah satu agen perubahan masyarakat.

Selama ini guru guru besar di kampus ---bagian kelas menengah--- nyaris terbelah dalam oposisi biner yang tak bisa dipertemukan. Pertama, jadi kelompok yang mendekat dan jadi bagian kekuasaan. Kedua, menjauh dan memusuhi kekuasaan. Kedua kubu nyaris saling tidak bertegur sapa.

Ketika intelektual jadi teknokrat dan masuk ke dalam kekuasaan akan meninggalkan seluruh baju akademis dan ilmu pengetahuannya. Ia menjadi loyal dan sangat patuh pada penguasa. Sementara kubu lainnya seperti “jijik” dengan perubahan intelektual yang masuk ke dalam kekuasaan.

Akibatnya, mayoritas akademisi jadi terlalu mengambil jarak dengan kekuasaan. Terlibat dalam politik kekuasaan dianggap mengotori dunia intelektualitas. Pada akhirnya barisan pemikir di kampus tinggal di menara menara gading, jadi makhluk yang apolitis, seperti terpisah dari denyut denyar keadaan sosial politik yang tengah berlangsung.

Padahal, menurut Arief Budiman, ---intelektual publik yang juga pelopor demonstrasi mahasiswa pada 1966 dan demonstran pertama rezim Soeharto pada 1970-an---, dalam sejarah Indonesia Modern peran masyarakat intelektual di kampus selalu jadi kelompok penekan (pressure group) yang organik.

Jadi kelompok penekan tak harus memiliki massa yang besar dan bisa dilakukan siapa saja, apalagi akademisi di perguruan tinggi. Sebab, ujar Arief Budiman, setiap kelompok warga, organisasi masyarakat, dosen perguruan tinggi, pelajar dan mahasiswa  yang terorganisir untuk memperjuangkan kepentingan umum, kepentingan materiil, ideologi maupun nilai-nilai bersama adalah bagian kelompok penekan yang efektif.

Tugas kelompok ini membuat penguasa mengenali lagi kepentingan umum, nilai-nilai keadaban publik yang diteriakkan, lalu penguasa akan memberikan tempat pada nilai-nilai yang dituntut, sehingga keadaan yang dekadens akan berubah.

Daya gedor kelompok penekan tergantung pada isi dari apa yang diperjuangkan. Apa yang dilakukan kelompok masyarakat menengah sipil di Muhammadiyah, UGM, UII dan Universitas Indonesia itu misalnya akan bergema, hidup, bertaut kuat di masyarakat bila menyuarakan kebenaran yang dialami dan diakui sebagian besar masyarakat.

Dengan kata lain, selamanya gerakan dari kampus tetap hanyalah kekuatan moral, bukan kekuatan politik. Ia hanyalah kekuatan korektif yang temporer.

Begitu penguasa menindaklanjuti suara-suara keprihatinan itu, maka gerakan itu dengan sendirinya akan padam. Jika ia ternyata tetap berlanjut, ia bukanlah lagi gerakan moral, dan suaranya tak dipahami lagi sebagai kebenaran di masyarakat. Jika tetap dipaksakan ia akan kehilangan kekuatan dengan sendirinya. Seperti ada kontrol tak terlihat dari gerakan moral dari kampus.

Pasti Anda bertanya, kenapa suara keprihatinan dari kampus harus disampaikan secara terbuka layaknya aksi mahasiswa di jalanan? Tidak bisakah disampaikan langsung pada Jokowi? Tidak adakah cara lebih damai untuk menyampaikan pokok pikiran koreksi?

Saya ingin  bicara “konflik” sebagai cara berkomunikasi. Suka atau tidak suka, pola konflik sebagai bentuk komunikasi seringkali jauh lebih efektif. Dalam rumah tangga misalnya, kritik suami pada istri misalnya lebih efektif jika diungkapkan dengan sedikit konflik. Dengan skema itu ada masing masing pihak akan mengadakan penilaian kembali terhadap dirinya dan terhadap “lawannya”, sehingga akan tercipta keseimbangan sudut pandang baru.

Jadi, bagi pemerintahan yang sehat, kritik dari perguruan tinggi dan kampus kampus ternama itu seharusnya dipahami sebagai umpan balik (feedback) yang menyehatkan. 

Maklum, sebagai perencana dan pelaksana program pembangunan (juga gelaran pemilu), pemerintah bisa abai melihat ekses dan dampak dari kebijakannya. Kritik dari lembaga perguruan tinggi adalah feedback, umpan balik yang konstruktif atas semua ekses yang terjadi dari pernyataan pernyataan Presiden Jokowi.

Sebab, bisakah pembantu pembantu presiden atau jajaran ASN memberikan koreksi? Saya kira sulit. Bagaimana dengan fungsi pengawasan dari Dewan Perwakilan Rakyat? Kita tahu kini DPR telah jadi lembaga pemberi stempel ‘setuju’ atas apapun program kerja pemerintah.

Demikian, suara keprihatinan kampus pada akhirnya harus dipahami sebagai suara moral, gema suara roh dari hati nurani terdalam. Ia membawa suara kejernihan bagi gerakan korektif yang sebenarnya tidak akan menjadi musuh bagi pemerintah manapun, kecuali bagi kekuasaan yang tidak memiliki maksud baik bagi keseluruhan masyarakat. (Ecep Suwardaniyasa Muslimin)

 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Dilarang Menikah Lagi oleh Betrand Peto Pasca Bercerai dengan Ruben Onsu, Begini Kata Sarwendah

Dilarang Menikah Lagi oleh Betrand Peto Pasca Bercerai dengan Ruben Onsu, Begini Kata Sarwendah

Dilarang menikah lagi oleh Betrand Peto setelah resmi bercerai dari Ruben Onsu, Sarwendah angkat bicara soal alasan Onyo sampai bisa melarangnya. Ternyata...
Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surah Ini agar Rezeki Mengalir Deras dan Keinginan Cepat Tercapai Kata Ustaz Adi Hidayat

Mulai Sekarang Shalat Dhuha Baca Surah Ini agar Rezeki Mengalir Deras dan Keinginan Cepat Tercapai Kata Ustaz Adi Hidayat

Mulai sekarang shalat dhuha baca surah ini agar rezeki mengalir deras dan keinginan cepat tercapai kata Ustaz Adi Hidayat, bukan surah Ad-Dhuha, ternyata...
Pengakuan Jujur Megawati Hangestri usai Bawa Red Sparks Menang Hingga Menangis Akhiri Rekor Buruk, Megatron Sampai Bilang...

Pengakuan Jujur Megawati Hangestri usai Bawa Red Sparks Menang Hingga Menangis Akhiri Rekor Buruk, Megatron Sampai Bilang...

Megawati Hangestri mencurahkan perasaannya usai berhasil membawa Red Sparks meraih kemenangan setelah mengalami paceklik di Liga Voli Korea 2024-2025.
Pengakuan Jujur Kevin Diks soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Denmark, Akui sampai Harus Dicegat 40-50 Orang Tiap Pindah Tempat 

Pengakuan Jujur Kevin Diks soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Denmark, Akui sampai Harus Dicegat 40-50 Orang Tiap Pindah Tempat 

Bek Timnas Indonesia, Kevin Diks memberikan pengakuan jujur tentang suporter Garuda yang selalu mengelu-elukan namanya kepada media Denmark.
Sayang Dilewatkan Jika Tidak Berdoa pada Waktu yang Pengabulannya Cepat, Kata Ustaz Adi Hidayat Anjuran Ulama....

Sayang Dilewatkan Jika Tidak Berdoa pada Waktu yang Pengabulannya Cepat, Kata Ustaz Adi Hidayat Anjuran Ulama....

Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat menyampaikan sangat sayang jika ditinggalkan. Sebab hari istimewa itu tapi waktunya ini jarang dipahami. Kata Ustaz Adi Hidayat
Polres Pematangsiantar Siap Amankan TPS saat Pilkada Serentak Berlangsung

Polres Pematangsiantar Siap Amankan TPS saat Pilkada Serentak Berlangsung

Kapolres Pematang Siantar, AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan, akan menerjunkan anggotanya untuk melakukan pengamanan di tempat pemungutan suara
Trending
Jurnalis Korea Selatan Akui Terkejut Ketika Meliput Pertandingan Timnas Indonesia, Tagar STY Out Sekejap Berubah Jadi Pujian

Jurnalis Korea Selatan Akui Terkejut Ketika Meliput Pertandingan Timnas Indonesia, Tagar STY Out Sekejap Berubah Jadi Pujian

Memperkenalkan diri sebagai Football Bohemian, Kim Tae-seok menceritakan atmosfer Stadion Gelora Bung Karno saat Timnas Indonesia menjamu Jepang dan Arab Saudi.
Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

PDIP buka suara berita soal keponakan Megawati Soekarnoputri, yakni Alwin Jabarti Kiemas yang ditetapkan sebagai tersangka kasus judi online. Begini katanya..
Bertahun-tahun pakai Doa Iftitah dengan Inni Wajjahtu saat Shalat, Apakah Benar? Ustaz Adi Hidayat Tegaskan Kalau Nabi Muhammad SAW...

Bertahun-tahun pakai Doa Iftitah dengan Inni Wajjahtu saat Shalat, Apakah Benar? Ustaz Adi Hidayat Tegaskan Kalau Nabi Muhammad SAW...

Dalam penjelasannya, Ustaz Adi Hidayat Sebut itu hukumnya ini. Doa iftitah juga mempunyai keutamaan dahsyat jika diamalkan dalam shalat. Simak penjelasannya....
Top 3 Bola: Kata Calvin Verdonk soal Suporter Garuda, Vietnam Makin Panik Lihat Timnas Indonesia, Maarten Paes Hampir Menyerah Jadi Pemain Bola

Top 3 Bola: Kata Calvin Verdonk soal Suporter Garuda, Vietnam Makin Panik Lihat Timnas Indonesia, Maarten Paes Hampir Menyerah Jadi Pemain Bola

Berikut 3 artikel bola terpopuler di tvOnenews.com pada Senin (25/11/2024). Kabar seputar pemain Timnas Indonesia masih menjadi yang paling banyak diminati.
Bawa-bawa Erick Thohir Media Malaysia Soroti Timnas Indonesia yang Tak Turunkan Kekuatan Penuh di Piala AFF 2024

Bawa-bawa Erick Thohir Media Malaysia Soroti Timnas Indonesia yang Tak Turunkan Kekuatan Penuh di Piala AFF 2024

Sejumlah pemain top mulai dari Maarten Paes, Calvin Verdonk hingga Jay Idzes tidak dipanggil pelatih Shin Tae-yong untuk pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia
Profil Alwin Jabarti Kiemas, Jadi Tersangka Judi Online Komdigi Keponakan Megawati Ini Punya Karier yang Mentereng

Profil Alwin Jabarti Kiemas, Jadi Tersangka Judi Online Komdigi Keponakan Megawati Ini Punya Karier yang Mentereng

Kasus judi online di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) kini seret keponakan Megawati Soekarnoputri, Alwin Jabarti Kiemas. Ini profilnya!
Saat Hujan Deras Turun Baca Doa ini agar Selamat di Akhirat, Meski Bacaannya Sederhana Kata Ustaz Adi Hidayat...

Saat Hujan Deras Turun Baca Doa ini agar Selamat di Akhirat, Meski Bacaannya Sederhana Kata Ustaz Adi Hidayat...

Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan ada satu bacaan doa memiliki kalimat sederhana menjadi amalan saat hujan deras turun terus-menerus agar selamat di akhirat.
Selengkapnya
Viral