Sudah jadi sunnatullah, kekuasaan atau dawlah adalah sesuatu yang dipergilirkan. Secara etimologi makna dawlah adalah “giliran” atau “putaran”. “Berkenan dengan jatuh bangunnya seseorang, kelompok atau bangsa, …Dan begitulah masa kami (Allah) buat berputar di antara manusia…” (QS.Alu Imran/3/140)
Makna dari dawlah adalah kekuasaan itu tidaklah langgeng, Penguasa mendapatkan kekuasaan hanya karena ia mendapatkan giliran dan putaran saja. Pemilu dalam masyarakat demokrasi adalah lembaga yang menjamin adanya perputaran dan giliran dalam kekuasaan terjadi sesuai asas keadilan.
Demikian, tindakan memilih pemimpin bagi saya adalah ikhtiar menciptakan harapan. Saya sadar, seperti jalan setapak di hutan rimba, harapan itu mulanya tak ada karena tertutup semak dan lalang. Namun, ketika kita-- dan banyak orang lain--lebih sering menapakinya, jalan itu lalu terlihat jelas.
Selama kita mencintai Indonesia dan bersetia dengan Republik menciptakan harapan sangat penting.
Sebuah lagu yang diciptakan oleh Ibu Soed berjudul Tanah Air jika dinyanyikan bisa menghangatkan sudut-sudut mata saya karena ada kalimat, “tanah air tak bisa kulupakan, kan terkenang selama hidup, meskipun kita telah pergi jauh…” Karena tanah air bukan hanya tempat tinggal, ia tetap “terkenang” karena ada amanat begitu banyak orang yang telah berkorban untuk cita cita negeri ini. (Ecep Suwardaniyasa Muslimin)
Load more