Rakyat memahami Prabowo memang wis wayahe, sudah saatnya. Ia yang sudah berkali-kali kalah dalam kontestasi, tidakkah sebaiknya diberi kesempatan? Dongeng-dongengnya sebagai pemimpin yang berani, tulus dan ikhlas, telah lebih dulu bersemayam di benak Rakyat Indonesia. Simbolnya dengan akronim PS 08, misalnya diartikan sebagai Prabowo Subianto Presiden ke-08 Republik Indonesia. Pendeknya dibenak rakyat, kemenangan Prabowo dipahami sebagai sudah takdir, wis wayahe.
Yang juga penting dicatat, piawainya tim pemenangan Prabowo-Gibran mengorkestrasi sisi psikologi massa akar rumput. Kita ingat bagaimana Prabowo menangis ketika diserang kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan. Publik memberi tone positif ketika pada debat terakhir Prabowo meminta maaf atas semua perilaku dan perkataannya di masa lalu.
Last but not least, peran Gibran Rakabuming mengkonsolidasikan suara generasi Z pada pilpres 2024. Hasil sigi lembaga survei pasangan Prabowo Gibran hampir memborong semua suara pemilih muda di bawah 26 tahun dengan angka 65 persen. Kampanye Gibran yang remeh temeh, jelas-jelas tak berisi muatan politik, seperti bermain futsal atau bertanding basket dengan selebriti justru nyatanya sangat berhasil dikonversi menjadi suara di TPS.
Tak lalu tak ada catatan hitam pada proses pemilu. Kita tak bisa menafikan fakta-fakta yang meyakinkan yang dirangkum dalam dokumenter Dirty Vote. Lalu apakah dengan sejumlah fakta-fakta soal pelanggaran pemilu 2024, kita dipastikan akan menempuh fase decline demokrasi (senjakala demokrasi)?
Saya termasuk orang yang percaya demokrasi akan baik baik saja. Akan sangat sulit bagi pemimpin yang tercipta dari pemilu 2024 jika ingin menarik mundur perjalanan bangsa ke era Orde Baru. Kelompok kelas menengah sudah menyediakan diri untuk menjadi barisan oposisi. Pada kelompok ini suara mahasiswa dan guru besar di universitas kita posisikan. Saya yakin, demokrasi tetap akan diperjuangkan oleh masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat dan media massa, apapun resikonya.
Saya justru melihat struktur politik yang tercipta bakal lebih sehat.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto misalnya telah mengungkapkan Partai Banteng siap untuk menjadi oposisi jika hitung resmi sudah definitif menetapkan pemenang pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum. Tak lalu godaan untuk masuk koalisi tidak dilakukan, lewat Sri Sultan HB X Presiden Jokowi sudah meminta dipertemukan dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Load more