Indonesia termasuk negara yang belum memiliki studi dan kebijakan mendalam dan menyeluruh tentang bunuh diri. Harusnya, minimal kita punya catatan data riil tentang kematian akibat bunuh diri bukan hanya laporan polisi.
Selanjutnya, negara merancang kebijakan menyeluruh soal kesehatan mental. Misalnya memberikan anggaran untuk sistem dukungan sosial, serta perluasan akses kesehatan jiwa berbasis komunitas yang lebih besar, di tingkat keluarga atau masyarakat. Dengan kata lain, tak bisa persoalan kesehatan mental hanya diserahkan penanganannya pada panti-panti sosial atau rumah sakit jiwa.
Perkara bunuh diri harusnya jadi agenda bersama. Penulis novel peraih Nobel, Albert Camus pernah mengatakan, "Hanya ada satu masalah filosofis yang sungguh-serius, dan itulah bunuh diri". Pernyataan ini diambil dari esainya yang berjudul "The Myth of Sisyphus." Dalam esai tersebut, Camus menyebut hidup memang tanpa makna, namun bunuh diri tidak memberikan solusi. Alasannya, kematian tidak memiliki makna yang lebih dalam daripada hidup itu sendiri.
Menghadapi hidup yang absurd, Camus punya saran yang sederhana: keluarlah, nikmati matahari, jalan-jalan di pantai, main sepak bola, makan siang dengan teman-teman, dan jangan menyerah.
Perkara bertahan dan jangan menyerah, agama mengajarkan soal beriman dan menumbuhkan harapan. Saya ingat, orang bijak pernah berkata, penderitaan sebenarnya adalah ketika kita kehilangan kepercayaan diri dan harapan.
Load more