LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Rumah duka Prof Salim Said
Sumber :
  • Istimewa

Tiada Lagi Prof Salim Said

Tiga hari sebelum wafat, Rabu (15/5) siang  saya membesuk Prof Salim Said di Ruang HCU Gedung A, RSCM, Jakarta. Saya besuk bersama rekan Marah Sakti Siregar, wartawan senior, juga alumni Majalah Tempo, seperti Prof Salim.

Senin, 20 Mei 2024 - 16:20 WIB

tvOnenews.com - Tiga hari sebelum wafat, Rabu (15/5) siang  saya membesuk Prof Salim Said di Ruang HCU Gedung A, RSCM, Jakarta. Saya besuk bersama rekan Marah Sakti Siregar, wartawan senior, juga alumni Majalah Tempo, seperti Prof Salim.

Kondisinya cukup kritis. Dia sedang "ditidurkan" ketika saya datang. Ada tiga pasien lain, dengan kondisi sama di HCU itu. Masuk akal jika pasien di HCU tidak bisa dibesuk. Sejak masih di lobby saja, kami sempat dicegat petugas satpam, sebelum dipersilahkan naik lift menuju lantai 6 tempat ruang HCU berada. Saya bilang, yang sakit itu guru kami, orang tua kami, yang saya baru tahu sakit. Satpam mengerti. 

Saya cukup beruntung oleh karena diizinkan juga masuk di HCU, suster jaga yang ramah malah memberi masker. Kejutan itu juga diutarakan Herawaty, istri Prof Salim yang ketemu di depan ruang setelah kami keluar dari HCU. "Kok bisa masuk?" tanya Kak Hera, begitu biasa saya menyapa, heran. "Saya pun hanya disuruh menunggu di luar," lanjutnya. Saya respons bergurau:" Tampaknya tergantung amal ibadah, Kak." Hera tertawa, dia tahu saya suka bercanda. 

Tensi 90/54 

Baca Juga :

Selama di ruang HCU perhatian lebih banyak tersita pada  terus layar monitor yang memantau perkembangan kondisi Prof Salim. Berbagai kabel terhubung di beberapa bagian tubuh pasien. Layar monitor itu yang bicara. 

Saya terganggu indikator tensi yang saat itu terpantau rendah 90/54 ( Normal :120/80). Hari itu, Prof Salim sudah 19 hari dirawat di RS. Malah hari ke 20 diahendakan cuci darah. Prof Salim dirujuk ke RS pertama kali karena gangguan sesak nafas. "Paru-parunya terendam air," cerita Kak Hera. 

Prof Salim punya komorbid  hipertensi dan diabetes. Sejauh  ini dapat terkendali dengan meminum obat secara rutin. Stroke yang menyerangnya, terjadi setelah dirawat beberapa  hari di RS.
  
Sore, setelah besuk itu saya kontak Hera. Tensi Prof Salim drop lagi. Waduh. Hera dihubungi dokter untuk izin memasang ventilator. 

Kini Prof Salim telah tiada.  Saya meneteskan air mata, saat  menulis pemberitahuan tentang wafatnya untuk segera dapat disebarkan ke para kawan, sahabat, handai taulan, kenalan, dan publik  yang mengenal almarhum.
  
"Sahabat kita, wartawan senior, tokoh pers dan perfilman Nasional, Prof DR Salim Said, telah tiada. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun." Begitu saya mengawali pengumuman. Baru menulis sebaris itu, tetes air mata langsung turun menggarisi pipi.

Mantan Duta Besar RI Republik Ceko itu mengembuskan nafas terakhir Sabtu (18/5) malam pukul 19.33 WIB di RSCM. Ia meninggal dunia dalam usia 80 tahun (kelahiran Pare-Pare, 10 November 1943). Meninggalkan seorang istri dan tiga anak.  Amparita, putri sulungnya yang tinggal di Amerika Serikat, tampaknya tidak sempat pulang ke Tanah Air. 

"Semalam kami sudah video call," cerita Hera di rumah duka.

Saya tengah bersantap malam di rumah saat menerima pertama kali berita Salim wafat. Aktris  Jajang C Noer yang mengabarkan via WhatsApp ( WA).Makan malam saya hentikan. Tapi saya  masih tidak percaya WA itu. Saya telpon Jajang. Dia mengaku memperoleh kabar dari kemenakan Kak Hera yang mengingormasikan "live"  dari RSCM. Jajang percaya karena kemenakan  itulah yang selama ini bergantian bertugas menunggui Prof Salim selama di HCU. Konfirmasi terakhir sebelum berita duka saya sebarkan dan kemudian dikutip dan dasar pemberitaan pelbagai media, saya dapatkan dengan mengontak langsung Kak Hera.
  
"Benar. Bung, telah tiada," kata Hera. 

Prof Salim Said

Sosok Lengkap 

Indonesia kembali kehilangan salah seorang putra terbaiknya. Salim sosok lengkap: ilmuwan, wartawan, seniman, budayawan, pakar militer, pengamat politik.
  
Saya mengenal almarhum lebih 40 tahun lalu. Meski satu kampung - sama-sama dari Sulawesi Selatan--praktis kami baru saling mengenal setelah di Ibukota.
  
Namanya sudah sangat sohor sebagai wartawan yang disegani --salah satu pimpinan majalah Tempo -- sewaktu saya baru memulai karir jurnalistik  di Harian Angkatan Bersenjata ( HAB) di tahun 1976. Di HAB sendiri, Prof Salim  malah lebih dulu bekerja, di awal terbit tahun 1965, sebelum akhirnya ikut mendirikan Majalah Tempo bersama Goenawan Mohamad dan Fikri Jufri. Ketika memutuskan mundur dari Tempo, saya termasuk yang dimintai saran dan pertimbangan.

Perkenalan pertama kami di Taman Ismail Marzuki (TIM) dan di Pusat Kesenian Jakarta itulah selanjutnya kami sering bertemu, berdiskusi, tepatnya berguru, urusan kesenian dan terutama film karena ia memang sudah dikenal luas sebagai kritikus film. Hampir setiap sore, pulang kantor, Salim mampir di TIM bertemu dengan seniman-seniman beken, seperti Sumandjaya, Ami Priyono, Wahyu Sihombing, Sutardji Calzoum Bachri, Ikranagara, dan banyak lagi.

Mengikuti diskusi para seniman besar itu saja sudah sebuah kenikmatan tersendiri. Semacam oase ilmu yang kami hirup setiap hari. Kecintaan Salim terhadap film tak pernah lekang. Semasa menjadi Dubes RI di Republik Ceko, setiap tahun dia menyelenggarakan semacam kegiatan festival film Indonesia. Saya kebagian tugas menghubungi pemilik film, dan mengurusi pengiriman filmnya ke sana. Meski saya tidak punya kesempatan memenuhi undangannya berkunjung ke Praha, Ceko tempat dia bertugas.
  
Saya pertama kali ke Amerika Serikat dengan Prof Salim serta dedengkot wartawan Indonesia, Rosihan Anwar, di tahun 1991. Waktu itu, saya mewakili produser film, ditugaskan membawa film " Bibir Mer" karya Arifin C Noer untuk berlaga di ajang Piala Oscar. 

Bayangkan betapa mulusnya trip pertama ke Amerika "dikawal"  doktor lulusan perguruan tinggi negeri Paman Sam itu. Pelbagai acara kami "create" bersama perusahaan public relations di sana yang sengaja dikontrak untuk membuat otoritas film di Hollywood memberi perhatian lebih pada film " Bibir Mer". Dan, Prof Salim menjadi ujung tombaknya bersama Pak Rosihan Anwar. Saya  dan wartawan muda ( waktu itu) Dimas Supriyanto yang saya ajak,  mengamati sambil belajar cara berdiplomasi dua sosok begawan pers dan film itu. 

Prof Salim bukanlah  tokoh yang melulu serius. Sosoknya humoris dan terkadang jahil juga. Saya masih ingat, dalam perjalanan ke Manila, Philipina, juga dalam rangka kegiatan film internasional. Suatu saat saya diajak untuk pergi menyaksikan dia mau "bertengkar" dengan receptionist hotel tempat kami menginap. " Kalau mau cepat belajar bahasa Inggris sering bertengkar dengan orang asing," kata dia. "Ma'nyaik" istilah dia jika menghadapi orang aneh atau nggak jujur yang menjadi lawan tengkarnya. 

Kisah selanjutnya, saya dan Salim sama-sama duduk sebagai Panitia Tetap Festival Film Indonesia. Saya Ketua bidang Humas, sedangkan Salim sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri. Praktis di masa itu kami selalu bersama, melakukan perjalanan film di dalam maupun di luar negeri. 

Jabatan Panitia Tetap FFI mempertemukannya kembali secara struktural kepada hobinya dan membawanya melanglang ke mancanegara mengenalkan film Indonesia.
  
Kantor kami di Gedung Dewan Film Nasional, Menteng Raya. Jaraknya hanya sepelemparan batu dengan Taman Ismail Marzuki dan kantor Departemen Penerangan yang memberi penugasan mengurus festival film. Di gedung itulah  selama sekitar 10 tahun -- sesuai masa jabatan kami-- boleh dibilang, hampir tiada hari tanpa diskusi. Hampir tidak ada tokoh film, seniman, dan budayawan sohor di Indonesia yang tak pernah mampir di gedung itu. 

Prof Salim sangat mensupport kiprah saya di dunia pers dan film. Ketika saya menikahkan putera pertama tahun 2004, Salim menjadi wakil kedua keluarga mempelai pada acara resepsi.

Salim mengaku sangat bangga ketika saya membuat serangkaian laporan jurnalistik membongkar penjiplakan film Indonesia dan ada berhasil menggagalkan film itu untuk menjadi pemenang FFI. Dia juga mensupport untuk berperkara ketika saya memproduksi film yang ternyata penulis cerita / skenario serta sutradaranya menjiplak film Hollywood. Salim tahu persis duduk masalahnya karena pada waktu  kami di Amerika, informasi tentang penjiplakan itu masuk. Kami beli video film tersebut dan menonton bersama. Terinspirasi kisah itu, Salim mengulas dalam tulisannya " Monumen Ilham Bintang" yang dimuat "Harian Media Indonesia" tahun 1993.

Tidak Takut Pada Tuhan 

Jenazah Prof Salim disemayamkan Sabtu malam di rumah duka, Jalan Redaksi Blok 149, Komplek Wartawan PWI Cipinang, Jakarta Timur. Minggu (19/5) pemakamannya dilaksanakan di TPU Tanah Kusir. Pelayat tak pernah berhenti datang ke rumah duka. Mereka dari pelbagai kalangan dan lintas profesi yang melukiskan tingkat keluasan pergaulan Salim..Sebagian besar ikut mengantarkan almarhum ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
  
Saya bersama Marah Sakti Siregar tidak ikut mengantar ke pemakaman. Kami melayat ke rumah duka Minggu pagi pagi sekali. Sekalian minta izin tidak bisa ikut mengantar ke pemakaman karena sore saya harus berangkat ke Australia urusan keluarga : mengunjungi putri bungsu kami di sana. 

Pagi itu saya memanjatkan doa kepada Allah SWT, kepada Pencipta Alam Semesta kiranya berkenan memberi tempat lapang, nyaman, dan indah bagi  Prof Salim Said. Saya bersaksi dia orang baik, orang amanah. Semua kami, sahabat  dan juga publik luas menyaksikan bersama, terang benderang : di tengah godaan ilmu yang tinggi, kecakapan dan jabatan, Prof Salim Said tidak pernah mengkhianati janji dan sumpahnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Tidak pernah menyalahgunakan pengaruh nama besarnya. Dia tetap sosok bersahaja dalam kehidupan sehari-sehari. Dia sosok yang tetap garang bersuara lantang menentang pemegang kekuasaan yang zalim. Rekaman video mengenai sikapnya yang keras dah tajam kepada penguasa yang tidak amanah, viral. " Bangsa Indonesia sulit maju sebab kepada Tuhan pun tidak takut," ucapnya dalam video yang kembali viral mengiringi kepergiannya menghadap Ilahi Rabbi.
  
Selamat jalan kawan. Insya Allah, Tuhan akan mengabulkan doa kami untuk memberimu tempat lapang, nyaman, dan indah di sisiNya.(chm)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Pasal Berlapis Ancam AKP Dadang Iskandar Pelaku Polisi Tembak Polisi, Menko Polkam Janjikan Hukuman Berat

Pasal Berlapis Ancam AKP Dadang Iskandar Pelaku Polisi Tembak Polisi, Menko Polkam Janjikan Hukuman Berat

Menko Polkam Budi Gunawan menegaskan bahwa AKP Dadang Iskandar, selaku tersangka kasus polisi tembak polisi bakal dikenai pasal berlapis dan hukuman yang berat.
Tak Usah Beralih ke Nasi Merah, Cukup Campur Bahan Alami Ini agar Nasi Putih Jadi Full Serat, dr Zaidul Akbar Sarankan Sebaiknya...

Tak Usah Beralih ke Nasi Merah, Cukup Campur Bahan Alami Ini agar Nasi Putih Jadi Full Serat, dr Zaidul Akbar Sarankan Sebaiknya...

Nasi putih dijamin jadi full serat jika ditambahakan dengan beberapa bahan ini, dr zaidul Akbar bagikan resep mudah tanpa harus beralih ke beras merah. Simak!
Gadis Belia Jadi Korban Eksploitasi, Dipekerjakan Layani Pria Hidung Belang di Kos Ekslusif Yogyakarta

Gadis Belia Jadi Korban Eksploitasi, Dipekerjakan Layani Pria Hidung Belang di Kos Ekslusif Yogyakarta

Seorang gadis belia usia 13 tahun menjadi korban eksploitasi di wilayah Kota Yogyakarta. Dia dipekerjakan untuk melayani laki-laki hidung belang oleh dua pelaku inisial PM (32) dan IL (29).
Banyak Janda Baru di Kota Malang Gara-gara Judi Online, Pengadilan Agama Beberkan Datanya

Banyak Janda Baru di Kota Malang Gara-gara Judi Online, Pengadilan Agama Beberkan Datanya

Pengadilan Agama (PA) Kota Malang, Jawa Timur memaparkan judi menjadi salah satu faktor pemicu kasus perceraian di Kota Malang, sepanjang Januari-Oktober 2024.
Kenalkan Promo Kejar Diskon November 2024, BATIQA Hotels Jamin Tamu Menginap Nyaman dengan Harga Terjangkau

Kenalkan Promo Kejar Diskon November 2024, BATIQA Hotels Jamin Tamu Menginap Nyaman dengan Harga Terjangkau

BATIQA Hotels ikut sambut musim liburan akhir tahun dengan mengeluarkan promo istimewa "Kejar Diskon November 2024". Promo ini berlaku mulai 25 November 2024.
Pesan Menko Polkam Jelang Pencoblosan Pilkada Serentak 2024

Pesan Menko Polkam Jelang Pencoblosan Pilkada Serentak 2024

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan meminta masyakarat Indonesia tidak golongan putih (Golput) saat pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, pada Rabu (27/11/2024).
Trending
Calvin Verdonk Bicara Jujur soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Belanda: Saya Tidak Bisa Berkeliaran di Jalan di Sana

Calvin Verdonk Bicara Jujur soal Suporter Timnas Indonesia kepada Media Belanda: Saya Tidak Bisa Berkeliaran di Jalan di Sana

Pemain Timnas Indonesia, Calvin Verdonk, berbicara kepada media Belanda perihal betapa gilanya dukungan dari masyarakat Indonesia yang menggemari sepak bola.
Mana yang Lebih Afdhol? Shalat Hajat Dulu Apa Tahajud Dulu? Ternyata Kata Ustaz Abdul Somad Urutan Ibadah di Sepertiga Malam Terakhir Itu…

Mana yang Lebih Afdhol? Shalat Hajat Dulu Apa Tahajud Dulu? Ternyata Kata Ustaz Abdul Somad Urutan Ibadah di Sepertiga Malam Terakhir Itu…

Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) jelaskan waktu terbaik untuk shalat hajat, tahajud dan amalan lain di waktu sepertiga malam terakhir.
Miliano Jonathans Susul Mees Hilgers Lebih Cepat, Vitesse Arnhem Konfirmasi Sedang Negosiasi dengan FC Twente

Miliano Jonathans Susul Mees Hilgers Lebih Cepat, Vitesse Arnhem Konfirmasi Sedang Negosiasi dengan FC Twente

Pemain Timnas Indonesia, Mees Hilgers, bisa segera main bersama pemain keturunan Indonesia lainnya, Miliano Jonathans, di FC Twente [adabursa transfer Januari.
Sopir Truk Penyulut Polisi Tembak Polisi di Sumbar Buka Suara, Dugaan Hubungan Oknum Polisi dengan Bisnis Galian Ilegal Terjawab? Ternyata..

Sopir Truk Penyulut Polisi Tembak Polisi di Sumbar Buka Suara, Dugaan Hubungan Oknum Polisi dengan Bisnis Galian Ilegal Terjawab? Ternyata..

Singkat cerita, kejadian polisi tembak polisi terjadi pada Jumat (22/11/2024) dini hari. AKP Ulil Ryanto tewas usai menerima tembakan dari AKP Dadang Iskandar.
Vietnam Semakin Panik, Timnas Indonesia Bisa Panggil Kiper Liga Yunani yang Sudah Jadi WNI Ini Jika Maarten Paes Tak Dibawa ke Piala AFF 2024

Vietnam Semakin Panik, Timnas Indonesia Bisa Panggil Kiper Liga Yunani yang Sudah Jadi WNI Ini Jika Maarten Paes Tak Dibawa ke Piala AFF 2024

Kiper Liga Yunani ini layak diberi kesempatan oleh Shin Tae-yong untuk mengisi pos penjaga gawang Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang ditinggal Maarten Paes
Alwin Jabarti Kiemas, Keponakan Megawati Soekarnoputri jadi Tersangka Kasus Judi Online Komdigi

Alwin Jabarti Kiemas, Keponakan Megawati Soekarnoputri jadi Tersangka Kasus Judi Online Komdigi

Polisi benarkan Alwin Jabarti Kiemas jadi tersangka kasus mafia judi online yang libatkan pegawai dan staf ahli Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI.
Timnas Indonesia Resmi Umumkan 33 Pemain untuk TC Piala AFF 2024: Ada 7 Pemain Abroad Termasuk Rafael Struick

Timnas Indonesia Resmi Umumkan 33 Pemain untuk TC Piala AFF 2024: Ada 7 Pemain Abroad Termasuk Rafael Struick

Akun resmi Timnas Indonesia telah merilis 33 pemain untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) jelang Piala AFF 2024, yang akan diselenggarakan pada bulan depan.
Selengkapnya
Viral