LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Kolase Foto - Pojok KC dan izin pertambangan
Sumber :
  • tim tvonenews

Melawan Sejarah

Pemerintah harus sadar, “politisasi tambang,” menukar daya kritis, mengkooptasi ormas ormas keagamaan dengan memberikan “gula-gula” izin usaha pertambangan sangat berbahaya di masa depan.

Senin, 10 Juni 2024 - 15:42 WIB

“Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Saya selalu terdiam sejenak, menunduk, setiap kali membaca lagi kutipan dari tokoh bangsa Kiai Ahmad Dahlan. Dawuh, ucapan pendiri Muhammadiyah itu begitu bermakna dalam melihat sepak terjang organisasi keagamaan yang usianya sudah menuju alaf kedua.  

Terbayang bagaimana militan dan tawadhunya pengurus-pengurus organisasi ini di daerah-daerah. Dengan segala cara mereka menjalankan organisasi, membesarkannya dengan segala amal usaha di tengah himpitan keterbatasan-keterbatasan pribadi pengurus-pengurusnya. 

Dalam sebuah kesempatan Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir membagikan kisah militan Kiai Ahmad Dahlan dalam membangun ormas itu. Misalnya ketika Kiai Dahlan sakit, ia bersikeras terus bekerja untuk Muhammadiyah. Sempat dikirim ke Malang untuk tetirah dan dijauhkan dari tugas-tugas dakwah yang rutin, tapi sampai di Malang Kiai Dahlan justru berdakwah, mengisi pengajian sampai kesehatannya makin buruk. Pada akhirnya Ia dibawa lagi ke Yogya dan masih terus bekerja hingga diingatkan oleh dokternya. 

Kenapa Kiai Dahlan berdakwah sedemikian keras? "Beliau menjawab,  kalau saya hentikan apa yang sudah saya lakukan ini, nanti akan berat di kemudian hari bagi para pelanjut saya,” tutur Haedar.

Baca Juga :

(Kiai Ahmad Dahlan. Sumber: Perpusataan Nasional)

Sikap inilah yang membuat dawuh Kiai Dahlan, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah” jadi punya gema. 

Saya tahu persis bagaimana pengurus di Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Ranting, Majelis-majelis hingga badan-badan otonom Muhammadiyah banyak yang memilih mundur dari organisasi ketika merasa sudah tak maksimal membesarkan Muhammadiyah. 

Murid Kiai Dahlan, Kiai Fachrodin misalnya sempat dilema untuk memilih antara Muhammadiyah atau berdagang. Pada akhirnya, Kiai Fachrodin memutuskan untuk berdagang sekaligus tetap membesarkan Muhammadiyah lantaran takut masuk bagian yang disebut dengan “mencari hidup dari Muhammadiyah”.

Demikian, pada barisan dakwah ini saya tak melihat ada kelompok yang menjadikan Muhammadiyah sebagai kuda tunggang untuk kepentingan pribadi. Muhammadiyah selalu berhasil mengambil jarak pada penguasa, termasuk dalam polemik ormas keagamaan diizinkan mengelola lahan tambang. 

Ketika ormas lain dengan  percaya diri mengajukan izin usaha pertambangan, termasuk mengajukan berbagai dalih sebagai pembenar, Muhammadiyah justru memilih untuk menahan diri.  Muhamadiyah tak segera larut ikut bancakan “menguras kekayaan alam”, tapi memilih mengkajinya dengan saksama manfaat dan mudharatnya bagi persyarikatan dan bangsa.

Muhammadiyah memilih mengkaji, apakah pemberian konsesi tambang ini benar bisa mensejahterakan masyarakat ataukah justru akan menambah persoalan baru bagi carut marut tata kelola pertambangan.

Selama ini publik melihat watak ekonomi pertambangan sangat rapuh, tidak berkelanjutan dan jauh dari tujuan awal untuk kesejahteraan masyarakat. 

Pengelolaan izin tambang di Indonesia yang sudah mencapai hampir 8000 izin tambang dengan luas konsesi lebih dari 10 juta hektar memunculkan banyak sekali ekses lingkungan, kesehatan hingga sosial. 

Tata kelola industri tambang di Indonesia oleh pihak-pihak terkait termasuk yang paling buruk.  Ada tumpang tindih aturan, lemahnya penegakan hukum, hingga obral izin dari pemerintah pusat dan daerah. 

Konsesi tambang legal di Kalimantan Timur misalnya telah mencapai 44 persen dari luas total provinsi itu. Namun, pada praktiknya luasan wilayah pertambangan secara riil jauh melebihi angka tersebut  akibat beroperasinya tambang illegal. 

Dari satu ekses saja pihak terkait abai dalam menjalankan fungsinya: lubang sisa penambangan yang dibiarkan mangkrak.


 
Berdasarkan catatan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) pada 2018 saja ada 3.092 lubang batu bara yang belum direhabilitasi. Lubang lubang itu memiliki kedalaman hingga ratusan meter dan beracun dan telah banyak menelan korban. Dari catatan Jatam pula menyebut sebanyak 140 orang meninggal akibat tenggelam di lubang bekas tambang.  

Eksplorasi tambang di kawasan Taman Hutan Raya (tahura) Bukit Suharto---sebagian besar oleh tambang illegal—telah merusak satu satunya sumber air bersih warga desa Karya Jaya, Kutai Kertanegara. Belum lagi kerugian akibat mata pencaharian warga yang hilang karena lahan pertanian yang puso kekurangan air dan tak bisa mencari ikan di waduk. 

Yang lebih berbahaya adalah ancaman konflik horizontal. Operasional tambang selama ini selalu rawan konflik sosial akibat sengketa lahan. Sepanjang 2014-2019 saja ada 62 konflik tambang yang memperhadapkan masyarakat dengan perusahaan pemilik izin tambang. Tercatat ada 269 orang yang menjadi korban kriminalisasi dalam konflik tambang tersebut.   Tak terbayangkan, ormas keagamaan sebagai sumber moral dan nilai nilai, justru harus berada di pihak yang berhadap hadapan dengan masyarakat. 

Kita juga tak ingin tokoh tokoh agama ---sebagai sumber legitimasi moral bangsa---berguguran akibat terjerat korupsi. Kita tahu sejumlah bekas Dirjen Minerba Kementerian ESDM terjerat kasus korupsi: ada Ridwan Djamaluddin yang sudah divonis 3,5 tahun dan Bambang Gatot Ariyono yang belum lama ditetapkan sebagai tersangka. Kedua mantan Dirjen Minerba ini tersangkut korupsi izin usaha pertambangan.  

Muhammadiyah juga agaknya paham PP Minerba yang dikeluarkan dengan waktu relatif sangat singkat ini semangatnya melawan sejarah. Batu bara sebagai energi fosil adalah bagian dari residu sejarah Revolusi Industri pada abad 19 lalu. 

Di banyak tempat di dunia, semangat untuk segera mematikan sumber energi fosil ini justru tengah bergelora. Penyebabnya “emas hitam” dianggap biang pencemaran udara di dunia. Batu bara selama ini umumnya digunakan untuk menggerakkan turbin di pembangkit listrik tenaga uap. Setiap pembangkit listrik yang dihidupkan dengan batu bara mengeluarkan sepertiga ton karbon dioksida untuk setiap megawatt-jam listrik yang  dihasilkan. 

Inggris misalnya menutup sepertiga dari sisa kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara sejak lima tahun lalu. Spanyol juga menutup separuh pembangkit listrik tenaga batu bara yang dimilikinya---lebih dari tujuh pembangkit listrik tenaga batu bara dimatikan—sejak dari Coruna hingga Cordoba. 

Tak hanya di Eropa, semangat ini pun menular ke benua Asia. Negeri seperti India misalnya, yang pembangkit listriknya masih didominiasi tenaga batu bara, disebutkan oleh Global Energy Monitor  tak lagi membangun pembangkit listrik tenaga batu bara yang baru. Sebaliknya, India menutup 300 MW pembangkit listrik tenaga uapnya. Filipina dan Bangladesh juga telah berkomitmen tak membangun pembangkit listrik tenaga batu bara yang baru. 

Kelas menengah di Asia agaknya sadar, pencemaran udara dan kerusakan alam akibat eksplorasi tambang telah memicu perubahan iklim. Akibatnya, badai, banjir, kekeringan yang dipicu dari kerusakan lingkungan mengintai setiap saat. Krisis pangan pun membayang. 

Berhadapan dengan bencana ekologis, ormas agama semestinya menjadi pengkritik industri ekstraktif, bukan malah menjadi pelaku perusakannya. Yang paling berbahaya, jika ormas keagamaan ikut cawe-cawe dalam industri tambang, maka ia kehilangan legitimasi moralnya untuk mengritik bukan hanya dampak tambang, juga kondisi bangsa lainnya. 

Pemerintah juga harus sadar, “politisasi tambang,” menukar daya kritis, mengkooptasi ormas ormas keagamaan dengan memberikan “gula-gula” izin usaha pertambangan sangat berbahaya di masa depan: kita kehilangan  barisan kelas menangah sipil untuk mengkritisi kebijakan pemerintah. Pada akhirnya  kualitas kebijakan pemerintah akan mengalami degradasi. 

Demikian, saya bersyukur ketika Muhammadiyah sebagai salah satu ormas keagamaan terbesar di Indonesia memilih menahan diri dalam hal pemberian izin usaha pertambangan. Dengan ini Muhammadiyah tetap kukuh menegakkan nalar publik dalam bernegara. Muhammadiyah bukan saja telah menjaga marwah organisasi, tapi juga tetap bersetia menjaga pesan pendirinya Kiai Ahmad Dahlan, “Hidup hidupilah Muhammadiyah,  jangan mencari hidup di Muhammadiyah”. Ecep Suwardaniyasa Muslimin

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Polri Didorong Selidiki Motif Deposit Rp10 Ribu dalam Judi Online Internasional yang Dikelola WNA Tiongkok

Polri Didorong Selidiki Motif Deposit Rp10 Ribu dalam Judi Online Internasional yang Dikelola WNA Tiongkok

Polri diminta untuk dalami motif di balik deposit Rp10 ribu dalam permainan judi online berskala internasional yang didalangi oleh warga negara Tiongkok.
Mau Rezeki Lapang dan Usia Berkah? Ustaz Khalid Basalamah Sarankan Lakukan Amalan Sederhana Ini

Mau Rezeki Lapang dan Usia Berkah? Ustaz Khalid Basalamah Sarankan Lakukan Amalan Sederhana Ini

Ustaz Khalid Basalamah dalam satu ceramahnya membagikan amalan yang bisa membuat rezeki lapang dan umur berkah. Amalan ini sederhana namun keutamaannya dahsyat.
Dewa United Gelar Turnamen Basket Elite Pro Championship

Dewa United Gelar Turnamen Basket Elite Pro Championship

Tahun pertama Elite Pro Championship KU-21 dihelat.
Putusan Arbitrase, APLN Harus Bayar Klaim Asuransi PT KTC Rp50 Miliar Lebih

Putusan Arbitrase, APLN Harus Bayar Klaim Asuransi PT KTC Rp50 Miliar Lebih

PT KTC Coal Mining Energy memenangkan persidangan arbitrase dalam putusan kasus klaim asuransi terhadap salah satu perusahaan anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Asuransi Perisai Listrik Nasional (PT APLN).
Hasil Survei: Elektabilitas 3 Paslon Cagub dan Cawagub Riau di Kabupaten Kampar Bersaing Ketat

Hasil Survei: Elektabilitas 3 Paslon Cagub dan Cawagub Riau di Kabupaten Kampar Bersaing Ketat

Indopol baru-baru ini saja merilis hasil survei elektabilitas dan kekuatan pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Riau di Kabupaten Kampar pada Oktober 2024.
Promosikan Situs Judi Online, Seorang Mahasiswi di Medan Ditangkap Polisi

Promosikan Situs Judi Online, Seorang Mahasiswi di Medan Ditangkap Polisi

Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menangkap seorang wanita berinisial HM warga Kecamatan Medan Selayang, Medan, atas dugaan mempromosikan lima situ
Trending
AFC dan FIFA Larang 7 Pemain Timnas Indonesia Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan Skenario Begini

AFC dan FIFA Larang 7 Pemain Timnas Indonesia Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan Skenario Begini

AFC dan FIFA bakal melarang tujuh pemain Timnas Indonesia tampil pada satu laga di Kualifikasi Piala Dunia 2026 di bulan November 2024 ini dalam satu skenario.
Rela Tolak Tawaran Timnas Indonesia Demi Bela Belanda, Tijjani Reijnders Akhirnya Berani Bicara Jujur, Katanya...

Rela Tolak Tawaran Timnas Indonesia Demi Bela Belanda, Tijjani Reijnders Akhirnya Berani Bicara Jujur, Katanya...

Tijjani Reijnders akhirnya berani bicara jujur setelah sebelumnya sempat menolak tawaran Timnas Indonesia demi bisa bela Belanda, pemain AC Milan itu bilang...
AFC dan FIFA ‘Paksa’ Shin Tae-yong Coret Empat Pemain Termasuk Ivar Jenner Jelang Timnas Indonesia Hadapi Jepang

AFC dan FIFA ‘Paksa’ Shin Tae-yong Coret Empat Pemain Termasuk Ivar Jenner Jelang Timnas Indonesia Hadapi Jepang

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, akan mencoret empat pemain, termasuk Ivar Jenner, untuk pertandingan melawan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Strategi Shin Tae-yong Mulai Diragukan, Calvin Verdonk Beri Masukan untuk Pelatih Timnas Indonesia Itu, Katanya...

Strategi Shin Tae-yong Mulai Diragukan, Calvin Verdonk Beri Masukan untuk Pelatih Timnas Indonesia Itu, Katanya...

Calvin Verdonk diduga secara tersirat memberikan masukan untuk pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong yang strateginya mulai dikritik dan diragukan, Begini katanya.
Mees Hilgers Alami Cedera, Shin Tae-yong Putuskan Panggil Elkan Baggott untuk Perkuat Lini Belakang Timnas Indonesia Kontra Jepang dan Arab Saudi?

Mees Hilgers Alami Cedera, Shin Tae-yong Putuskan Panggil Elkan Baggott untuk Perkuat Lini Belakang Timnas Indonesia Kontra Jepang dan Arab Saudi?

Bek Timnas Indonesia, Mees Hilgers mengalami cedera jelang skuad Garuda asuhan Shin Tae-yong menghadapi Jepang dan Arab Saudi pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C.
PSSI Resmi Pangkas Kuota Tiket Laga Timnas Indonesia vs Jepang dan Arab Saudi, Ada 'Warning' Soal Sisa Tiket

PSSI Resmi Pangkas Kuota Tiket Laga Timnas Indonesia vs Jepang dan Arab Saudi, Ada 'Warning' Soal Sisa Tiket

PSSI melakukan pengurangan kuota tiket laga Timnas Indonesia vs Jepang dan Arab Saudi. Penjualan tiket sudah dilakukan dan diklaim akan ludes dalam waktu dekat.
Jadwal Final Livoli Divisi Utama 2024 Putaran II: Hari Ini Ada Perebutan Juara Rajawali Pasundan Vs TNI AU Electric

Jadwal Final Livoli Divisi Utama 2024 Putaran II: Hari Ini Ada Perebutan Juara Rajawali Pasundan Vs TNI AU Electric

Jadwal fnal Livoli Divisi Utama 2024 putaran II, di mana ada big match perebutan juara antara TNI AU Electric Vs Rajawali Pasundan pada Minggu (3/11/2024).
Selengkapnya
Viral