tvOnenews.com - Tim Nasional (timnas) sepak bola kita lolos ke babak ketiga Pra Piala Dunia 2026. Itu membuat rasa bahagia kita melambung. Tak cuma penggemar, dan squad timnas, juga pengurus PSSI, hingga Presiden dan ibu Jokowi. Prestasi itu 'diprasasti' sebagai sejarah baru.
Lihat saja, usai timnas menang dari Filipina 2-0. penonton tidak bergerak, mereka memberi salam kemenangan. Semua bernyanyi lagu 'Indonesia Pusaka,' sambil menghidupkan lampu telepon genggam, diselingi pekik heroik kegembiraan.
Di lapangan para pemain sujud syukur, lalu berpelukan dengan sanak keluarga. Kemudian, para official tertawa berangkulan. Coach Shin Tae-yong pun dibopong, dilempar ke udara. Itulah momen selebrasi yang biasanya kita lihat pada tim peraih gelar juara. Apakah hal itu berlebihan? Tidak juga.
Namun begitulah marwah kemenangan. Tak terbatas skala, tingkat maupun kepatutan. Bila menang, euforia pasti meledak. Bila menang, berbuat apa saja asyiikk. Apalagi menang yang sangat diharapkan. Itu umpama mendapat hujan di kemarau panjang.
Reva Deddy Utama, jurnalis pemerhati sepak bola, Dalam euforia itu, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengingatkan. Keberhasilan patut disyukuri dan dirayakan. Tapi jangan merasa puas, hingga kebablasan. Sebab selanjutnya timnas akan 'melaut' ke samudra yang lebih ganas ombak dan badainya.
Pada babak ketiga, timnas akan bertemu 'raksasa', tim-tim kelas satu dan kelas dua di kancah sepak bola Asia. Di level satu ada Korea Selatan, Jepang, Iran, Irak, Australia, Arab Saudi, dan Qatar. Semua sudah pernah merasakan pentas Piala Dunia.
Load more