Politik sebagai perjuangan hilang, digantikan politik sebagai repetisi saja, sesuatu yang berulang ulang, rutin. Ia ada mungkin hanya setiap pemilu atau pemilukada.
Lalu di mana harapan? Harapan justru ada di luar proses politik resmi, ekstra parlementer. Mahasiswa yang berhimpun secara mandiri, membuat pagar hidup untuk menjaga temannya ketika dikejar dan dipukuli aparat. Atau pekerja kreatif seperti Reza Rahadian yang akhirnya terdorong turun ke jalan. “Mustinya saya cukup diam duduk di rumah, tapi ternyata tidak bisa,” ujar Reza Rahadian.
Anies seperti Reza akhirnya terserap lebih jauh masuk ke dalam politik karena merasa bidang ini terlampau penting jika hanya diserahkan pada politisi saja. Ia saya dengar tengah serius membuat organisasi massa. Saya senang pada akhirnya ia lebih serius untuk jadi barisan penyeimbang. Berada di luar pemerintahan sangat mulia karena dengan itu rakyat pada akhirnya seperti selalu punya “harapan”.
Anies Baswedan barangkali simbol harapan itu. Harapan barangkali seperti jalan setapak yang semula tak tampak di semak semak di pegunungan, tapi ketika banyak orang melewatinya, jalan itu lalu terlihat dan tercipta. (Ecep Suwardaniyasa Muslimin)
Load more