LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Wasit PON Aceh-Sumut 2024 Kena Pukul Pemain
Sumber :
  • Tangkapan Layar X

Catatan PON XXI Aceh-Sumut, Ketika Wasit Eko di KO!

Sebuah hook kanan, keras mendarat dengan telak di rahang kiri wasit Eko Agus Sugiharto. Bruuuk, sang wasit ambruk dan terkapar di atas lapangan hingga beberapa menit.

Selasa, 17 September 2024 - 07:28 WIB

tvOnenews.com - SEBUAH hook kanan, keras mendarat dengan telak di rahang kiri wasit Eko Agus Sugiharto. Bruuuk, sang wasit ambruk dan terkapar di atas lapangan hingga beberapa menit. Setelah mendapat pertolongan dari petugas medis, sang wasit baru bisa bangkit, lalu dilarikan ke rumah sakit.

Adegan itu terjadi bukan dalam film, tapi di ajang PON XXI Aceh-Sumut, 2024. Di masa injury time menit plus 97 dari 13 menit (catatan: Selama ini injury time tidak selama itu), perempat final cabang olahraga sepakbola putra, Aceh Darussalam vs Sulawesi Tengah, Ahad (15/9/24) malam di stadion D. Murthala, Banda Aceh. Pelaku pemukulan adalah Muhammad Rizki, pemain belakang Sulteng. 

Adegan pemukulan itu sangat mengerikan. Dan, lebih ngeri lagi, MR, sang algojo, terlihat jelas dalam tayangan TVRI, begitu tenang. Ia seperti orang yang tak berdosa. Wajahnya justru dihiasi oleh senyuman, satu sikap yang betul-betul seperti orang berdarah dingin.

Sebagai wartawan sepakbola senior, 1979-saat ini, belum sekali pun saya menyaksilan hal semacam itu. Adegan se-vulgar dengan pelaku setenang itu, belum pernah saya lihat di mana pun.

Baca Juga :

Adegan wasit dipukul atau adegan pukul-pukulan, perkelahian, bukan barang baru dalam sepakbola di mana pun. Tetapi, biasanya para pelaku memperlihatkan wajah kekhawatiran dan kegelishanan. Bahkan, tidak jarang mereka mencoba bersembunyi, karena hukuman berat menanti.

Tapi, tidak dengan MR ini. Sungguh perbuatan yang di luar batas kewajaran, disikapi dengan cengengesan.

Adegan mengerikan itu, berulang kali diulang VAR. MR tidak bisa mengelak, dan dia pasti tahu itu. Hanya saja, kok dia bisa setenang itu? Wasit pun tak bisa mengelak dari kesalahan.

Di awali, pemain Aceh no. 7 mencoba melewati dua pemain Aceh, di kotak penalti Sulteng. Ketika ia berada di tengah kedua pemain lawan, tanpa tersentuh pemain Sulteng, pemain Aceh terjatuh. Saya dan para penonton layar lebar di lobby hotel Hermes, yakin itu adalah diving.

Seharusnya wasit memberi hukuman kartu kuning, tapi, meski 
Eko yang berdiri tak jauh, tanpa terhalang, justru langsung meniup pluit dan berlari ke titik penalti. Saat ia berlari ke arah titik itulah disambut hook kanan MR yang mendarat telak di rahang kiri sang wasit.

Eko Juga 'Ngawur'
Eko adalah wasit yang memiliki lisensi A Nasional. Wasit asal Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, sesungguhnya sudah memiliki jam terbang yang banyak. 

Tetapi, dalam laga perempat final PON XXI itu, ia berulang kali melakukan kekeliruan. Gerak-geriknya menguntungkan tuan rumah, sangat kentara. Saya tak ragu menyebut wasit Eko, 'ngawur'.

Di era lama, cara-caraa wasit yang memimpin seperti itu, hampir selalu karena ada pesanan (suap). Wasit-wasit model seperti itulah yang secara langsung atau tidak, telah ikut merusak sepakbola kita. 

Jadi, ketika Ketum PSSI, Erick Thohir menegaskan harus menindak tegas baik pemukul wasit maupun si wasitnya sendiri, saya setuju.

Tidak hanya itu, Etho, sapaan akrab Erick juga meminta kasus ini diinvestigasi. Artinya, apakah wasit Eko yang sangat kentara berat sebelahnya itu, murni karena kemauan sendiri, atau ada hal-hal lain.

Sementara untuk MR, pelaku pemukulan, dengan alasan apa pun, juga perlu dihukum sangat berat. Semarah apa pun,  separah apapun sang wasit dalam memimpin,
pemain sepakbola tidak dibenarkan melakukan tindakan kekerasan terhadap wasit, asisten wasit, dan atau pemain.

Dan, sangat disayangkan pula,  tim Sulteng kemudian memilih tidak melanjutkan pertandingan. Akibatnya dinyatakan kalah WO.

Sekali lagi, separah apa pun para pengadil membela tim lawan, meninggalkan lapangan adalah hal yang buruk dan pasti ada ancaman hukuman serius di sana.

Lebih disayangkan, Zulkifli Syukur, pelatih Sulteng yang memiliki jam terbang sangat panjang di Liga Indonesia dan menjadi pemain nasional 2006-2014, justru tak mampu meredam kemarahan. Sebagai mantan pemain Liga dan Timnas, seharusnya dia bisa lebih tenang ketimbang semuanya. Pengalaman yang dimiliki seharusnya menjadi benteng bagi dirinya dan Tim Sulteng.

Zul, harusnya juga bisa memberi keyakinan bahwa bertarung harus hingga peluit panjang. Bahwa wasit melakukan banyak kesalahan, termasuk memberi 2 kartu merah di awal, membiarkan pelanggaran dan sebagainya, dicatat dan dilaporkan ke Dewan Hakim PON.

Wasit, apalagi sudah ada VAR, tidak bisa lagi berbuat semaunya. Dan, hukuman untuk wasit seperti itu, juga sudah menunggu. Bahkan, jika terbukti ada 'pesanan' dari luar, sang wasit bisa dipidana.

Semoga kasus ini bisa dijadikan pelajaran berharga bagi sepakbola Indonesia kedepan...

Menang itu bukan melulu dari hasil pertandingan, tapi bisa juga karena mampu menahan diri dari kecurangan orang....
 

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Pelatih Red Sparks Coba Buat Vanja Bukilic Seperti Ratu Voli Korea, Media Lokal: Tak Ada yang Bisa Menjadi Kim Yeon-koung

Pelatih Red Sparks Coba Buat Vanja Bukilic Seperti Ratu Voli Korea, Media Lokal: Tak Ada yang Bisa Menjadi Kim Yeon-koung

Optimisme Ko Hee-jin untuk membawa dua pemain asing, Megawati Hangestri dan Vanja Bukilic ternyata kini dipertanyakan karena keduanya memiliki posisi yang sama sebagai opposite hitter. 
Terawangan Jeng Nimas Lihat Sosok Agus Salim, Ahli Tarot Itu Tak Takut Bilang Ada yang Provokasi Agus, Katanya...

Terawangan Jeng Nimas Lihat Sosok Agus Salim, Ahli Tarot Itu Tak Takut Bilang Ada yang Provokasi Agus, Katanya...

Terawangan Jeng Nimas lihat sosok Agus Salim, Ahli Tarot itu tak takut bilang ada pihak yang provokasi Agus, katanya...
Pelaku Begal Sadis Anggota TNI Ditangkap Sedang Bermain Game

Pelaku Begal Sadis Anggota TNI Ditangkap Sedang Bermain Game

Seorang begal sadis berinisial ASS (18), warga Deli Serdang, tak berdaya saat digiring oleh aparat kepolisian ke Mapolsek Sunggal, Jalan TB Simatupang, Medan.  Pemuda ini ditangkap oleh petugas Polsek Sunggal setelah pelaku inisial ASS dilaporkan melakukan aksi brutal terhadap Warsono (48), seorang anggota TNI dari Kodam I/BB yang juga warga Binjai.
Gus Miftah Hina Penjual Es Keliling, PKB: Ini Soal Kemanusiaan

Gus Miftah Hina Penjual Es Keliling, PKB: Ini Soal Kemanusiaan

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid meminta Utusan Khusus Presiden RI, Prabowo Subianto yakni Gus Miftah meminta maaf secara langsung kepada penjual es teh.
Siasat dan akal Bulus IWAS Ajak para Wanita ke Homestay Mataram, Polisi:

Siasat dan akal Bulus IWAS Ajak para Wanita ke Homestay Mataram, Polisi:

Juru Bicara Kejati NTB Efrien Saputera di Mataram, Rabu (4/12/2024), mengatakan pemeriksaan berkas oleh jaksa peneliti ini merupakan tindak lanjut pelimpahan dari penyidik Kepolisian Daerah (Polda) NTB.
Anak Bunuh Ayah dan Nenek, Psikolog Sebut Kemungkinan Alasannya, Bukan dari Bisikan Gaib Tapi Ada Masalah dengan...

Anak Bunuh Ayah dan Nenek, Psikolog Sebut Kemungkinan Alasannya, Bukan dari Bisikan Gaib Tapi Ada Masalah dengan...

Psikolog anak dan remaja, beberkan soal kemungkinan anak bunuh ayah dan nenek. Singgung soal tekanan dan peran orangtua. Seperti apa? Simak informasinya!
Trending
Akhirnya Terungkap Motif Sebenarnya MAS Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Polisi: Bukan Karena Belajar

Akhirnya Terungkap Motif Sebenarnya MAS Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Polisi: Bukan Karena Belajar

Sebagian publik bertanya-tanya soal motif anak berinisial MAS (14) bunuh ayah APW (40), dan neneknya, RM (69) di Lebak Bulus.
Keras! Gus Miftah Kena Tegur Mayor Teddy Usai Viral Diduga Hina Penjual Es Teh di Pengajian, Sebut Hanya Candaan: Saya Minta Maaf

Keras! Gus Miftah Kena Tegur Mayor Teddy Usai Viral Diduga Hina Penjual Es Teh di Pengajian, Sebut Hanya Candaan: Saya Minta Maaf

Tampak menyesal, Gus Miftah meminta maaf sekaligus mengakui mendapat teguran dari Mayor Teddy akibat video olok-olok penjual es teh yang viral dan bikin gaduh.
Status WhatsApp Terakhir Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Terungkap, Ungkapkan Rasa Takut Karena...

Status WhatsApp Terakhir Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Terungkap, Ungkapkan Rasa Takut Karena...

Guru les dari anak bunuh ayah dan nenek kandung di Lebak Bulus ungkap status WhatsApp terakhir sebelum kejadian pembunuhan tragis.
Selain Gemar Melukis, History YouTube Anak 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Akhirnya Diketahui, Polisi: Dia Suka...

Selain Gemar Melukis, History YouTube Anak 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Akhirnya Diketahui, Polisi: Dia Suka...

Selain diketahui suka melukis, history YouTube anak 14 tahun yang membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya di Lebak Bulus akhirnya diketahui. 
Isi HP Anak 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Akhirnya Terbongkar, Polisi Sebut di Galerinya Tersimpan Foto dan Video...

Isi HP Anak 14 Tahun Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Akhirnya Terbongkar, Polisi Sebut di Galerinya Tersimpan Foto dan Video...

Isi HP anak 14 tahun bunuh ayah dan nenek dengan pisau di Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan akhirnya terbongkar. 
Terjawab Sudah Identitas Asli dari Penjual Es Teh Keliling yang Diolok-olok Gus Miftah, Ternyata Dia Itu...

Terjawab Sudah Identitas Asli dari Penjual Es Teh Keliling yang Diolok-olok Gus Miftah, Ternyata Dia Itu...

Akhirnya terungkap identitas asli dari penjual es teh keliling yang beberapa waktu lalu sempat diolok-olok oleh Gus Miftah dalam acara Magelang Bersholawat.
Aman dari Pencoretan Shin Tae-yong, 'Trio Brasil' Timnas Indonesia yang Disorot Vietnam Berpotensi Tampil di Piala AFF 2024

Aman dari Pencoretan Shin Tae-yong, 'Trio Brasil' Timnas Indonesia yang Disorot Vietnam Berpotensi Tampil di Piala AFF 2024

Belum dicoret Shin Tae-yong, para pemain beraroma Brasil di skuad Timnas Indonesia yang sempat jadi sorotan media Vietnam berpotensi tampil di Piala AFF 2024.
Selengkapnya
Viral