Berlin akhir September penuh dengan kenangan. Banyak pelari dunia ingin mengulang suksesnya di Berlin. Berlin Marathon jadi bertabur bintang yang ingin memacu kecepatan untuk setidaknya memperbaiki catatan waktunya. Nama-nama besar seperti pemegang rekor AS Keira D'Amato, juara dunia maraton Gotytom Gebreslase, juara Olimpiade dua kali dan pemegang rekor dunia Eliud Kipchoge, serta Guye Adola secara rutin meraih waktu terbaiknya di Berlin.
Kita juga akan menemui pemandangan khas: seusai lomba peserta tetap akan memakai medalinya ke mana saja. Ia mengudap makanan di restoran atau duduk duduk di taman kota sambil terus menggunakan medalinya, sebuah tanda ia mengikuti Berlin Marathon dan menyelesaikannya hingga garis finish.
Biasanya percakapan antar warga Berlin dan penikmat lari dari seluruh dunia akan dimulai dari medali yang dikenakan. Bagaimana peserta menyelesaikan lomba, catatan waktunya, apa yang terberat, hingga pengalaman pengalamannya menikmati kota Berlin.
Lalu lari jadi bahasa universal karena antara warga kota dan pelari memiliki ikatan yang sama yang dibentuk dari kegiatan lari Berlin Marathon.
Dalam hal ini bisakah Jakarta melakukannya? Saya kira bisa. Kita punya modal, setahun belakangan olah raga lari jadi trend yang sangat digemari masyarakat.
Load more