Yang lebih penting, seperti yang selalu saya alami, kegiatan lari adalah cara untuk mengolah kesadaran. Sejauh ini cara paling tepat untuk tetap waspada. Ini sebenarnya bukan hal baru, berlari sebenarnya mirip dengan oleh meditasi yang pada banyak tradisi lampau membantu orang untuk tetap fokus.
Serupa dengan kegiatan tudong para biksu, berjalan selama ratusan bahkan ribuan kilometer tanpa saling bicara. Bergerak dengan hening. Satu persatu kaki digerakkan, mengangkatnya dan meletakkannya lagi sambil fokus dan mengkonsentrasikan pikiran. Perlahan lahan ada yang mengembang: pengetahuan dan kebijaksanaan.
Tak hanya dalam tradisi Budha, pada umat katolik ada ritual ziarah kuno dengan jalan kaki menempuh rute hingga ratusan kilometer. Tradisi yang dilakukan di Spanyol dengan sebutan Camino de Santiago pada prinsipnya sama: dengan bergerak peserta diajak menenangkan diri, mengevaluasi dan memfokuskan pola pikirnya.
Gerakan lari yang sederhana diyakini bisa membuat orang orang menemukan jati diri dan dapat memecahkan masalah tertentu.
Fokus dan bisa memecahkan masalah dengan tenang kini jadi hal berharga karena sehari hari kita dikepung dengan dunia citra lewat gawai. Dunia pascakebenaran yang ditemui di gawai membuat kita mudah cemas, khawatir, mudah lelah, selalu merasa tertekan. Lari adalah cara untuk membebaskan dari itu semua.
Load more