Yang membuat Kelvin Kiptum terus akan dikenang adalah setahun setelah ia melakukan pencapaian itu, pada usia 24 tahun ia tewas bersama pelatihnya dalam sebuah kecelakaan mobil di Kenya, hanya empat bulan setelah gelaran Chicago Marathon. Mobil yang dikendarai kehilangan kendali, keluar jalur dan berhenti ketika menabrak pembatas jalan.
“Dia baru berusia 24 tahun,” kata Presiden Kenya William Ruto. “Kiptum adalah masa depan kita.”
Kiptum memang layak dikenang, namun kita tahu Kenya akan terus melahirkan Kiptum Kiptum baru. Dari Lembah Rift ada ratusan bibit bibit pelari yang setiap pagi dan petang berlari naik turun perbukitan, menyusuri jalan tanah tanpa sepatu demi merebut mimpi: menjadi kaya dengan menaklukan ajang lari dunia. Menjadi bintang dalam lomba lari marathon ada mimpi jutaan anak anak Kenya saat ini. Hebatnya mereka diarahkan secara benar dalam sebuah kamp latihan terpadu yang terletak di Lembah Rift.
Hampir semua atlet lari Kenya berasal dari Rift Valley. Kipchoge sebelum jadi legenda marathon adalah pelari jarak jauh 5.000 meter di Lembah Valley. Brigid Kosgei yang memecahkan rekor dunia wanita di Chicago Marathon juga berasal dari Lembah Valley. Juga selalu muncul pelari muda dari kawasan ini, Joyciline Jepkosgei yang berhasil meraih juara untuk kategori wanita dalam New York Marathon juga hasil gemblengan kamp pelatihan ini.
Saya tahu Ketua Umum Pengurus Besar Atletik Seluruh Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan pasti menyadari momentum ini, saat demam lari tengah menghinggapi masyarakat Indonesia. Saya mendengar sebuah Pusat Pelatihan Atletik baru telah selesai dibangun dan siap digunakan untuk menggembleng bibit bibit pelari kita. Kabarnya pembangunan "kawah candradimuka" atletik ini menghabiskan dana hingga Rp 94 miliar di Pangalengan, Jawa Barat.
Load more