Para pujangga penggubah tragedi Yunani yang ternama adalah Aiskhilos, Sofokles, dan Euripides. Pujangga-pujangga tersebut kerap menggarap beragam tema seputar tabiat manusia, terutama agar ceritanya mengena di hati dan pikiran penonton, tetapi juga agar penonton terhanyut ke dalam alur cerita sandiwara yang sedang ditontonnya.
Rocky memaparkan tragedi Yunani itu ketika tampil berbicara dua pekan silam di Indonesia Lawyers Club dengan tema: Suhu Politik Makin Panas, Sebenarnya Mega Marah Sama Siapa?
Di dalam tradisi raja-raja Yunani, yang diundang dalam perjamuan nobelity bukan cuma orang tapi juga anjing-anjing. Hewan diundang untuk makan remah-remah atau sisa-sisa hasil perjamuan.
Remah-remah harus dibuang dibawah meja makan di mana anjing sedang menunggu di situ. Seperti kondisi parpol yang sejak sekarang sibuk menggalang koalisi untuk mendapat remah-remah supaya dapat tiket untuk kompetisi. Yang mengusik Ketua Umum PDI-P. Itu lantaran dia telah mengantongi tiket kompetisi.
PDI-P mengantongi suara lebih dari dipersyaratkan oleh presidential threshold. Bayangkan, sambung Rocky, Mega pun marah kepada parpol yang tengah merintis jalan berkoalisi. Padahal, itu sah menurut konstitusi.
"Kita menuntut MK batalkan presidential threshold yang 20 % itu. Harus nol persen. Hanya dengan itu demokrasi kita sehat, semua setara, semua parpol berhak mengajukan capres dan cawapres. Supaya Ibu Mega lega, supaya dia tidak terusik ada koalisi yang kasak-kusuk cari makan remah-remah di bawah meja makan. Didalam politik Indonesia akhirnya cuma ada dua: Anda pro 20% atau Anda Pro nihil persen? Padahal, Demokrasi artinya datang dari garis start dengan hitungan yang sama : 0 %. Ketentuan 20% itu adalah nama peternakan oligarki,” kata Rocky.
Load more