Kemerdekaan harus diperkuat dengan narasi narasi persatuan kesatuan membangun nilai kompetisi dengan koridor paradigma bahwa kedaulatan rakyat untuk memastikan hadirnya kesejahteraan karena memahami ini maka tidak lagi ada ruang politik identitas dalam kontestasi politik.
Betapa setiap kali memasuki bulan Agustus kita merayakan bukan sekadar kosong makna. Namun, satu monumental untuk melihat lebih dalam lagi satu rangkai panjang semangat para pahlawan dari merintis, berjuang sampai kemerdekaan di tanggal 17 Agustus 1945 dan kita sebagai generasi penikmat kemerdekaan bukan saja menjaga, berbuat, serta mempertahankan. Tapi juga mengingatkan bersama sama bahwa kita hidup di negeri ini apapun suku, agama maupun pilihan politik itu bagian dari keragaman negeri yang harus dipertahankan sebagai sebagai konsensus bangsa ini menerima demokrasi.
Nasionalisme indonesia bukan nasionalisme kesukuaan atau ras, tapi nasionalisme indonesia satu spirit untuk melawan segala bentuk kebodohan, ekploitasi manusia serta pemiskinan struktural.
Nasionalisme indonesia di bangun bukan sekadar catatan narasi para pahlawan tapi satu darah yang tertumpah untuk mengusir segala macam hegemoni kekuasaan secara terkontrol.
Karena itulah maka sudah waktunya bangsa ini menjadi semakin dewasa untuk memahami politik bukan sekedar kekuasaan tapi menjalankan politik kebangsaan yang membangun serta menempatkan kehidupan bangsa di atas segala urusan kelompok.
Dengan menyadari dan memaknai satu perenungan yang mendalam tentang makna kemerdekaan, maka kita tidak punya ruang untuk saling menyakiti, melukai, bahkan meniadakan satu dengan lainnya. Tapi saling mendukung bekerja sama untuk sama sama bertumbuh menjadi Indonesia Raya yang makmur serta sejahtera. (ebs)
Load more