Trio pendobrak begitu juga. Penyerang sayap berbahaya, Hakim Ziyech, sudah kita kenal, dia andalan The Blues Chelsea. Ujung tombak Youssef En-Nesyri juga bermain untuk Sevilla. Dan Sofiane Boufal penyerang utama klub Angers.
Enam pemain pengganti Maroko saat mengalahkan Spanyol, hanya satu produk dalam negeri, yaitu Yahia Attiyat Allah, dari Wydad Casablanca, klub papan atas Liga Maroko.
Sedangkan lima lainnya legiun asing, Abdelhamid Sabiri (Sampdoria - Italia), Walid Cheddira (Bari - Italia), Jawad El Yamiq (Real Valladolid - Spanyol), Abde Ezzalzouli (Osasuna - Spanyol) dan Badr Benoun (Qatar SC).
Di quater final, babak 8 besar, Sabtu 10 Desember 2022, Maroko melawan Portugal. Kita berharap Singa Atlas belum puas, justru tambah ganas.
Bahkan kita sah-sah saja berkhayal lebih jauh. Moga-moga Maroko menghentikan kebiasaan lalu-lalangnya perebut Piala Dunia, cuma antara Amerika Latin dan Eropa.
Setidaknya, dari Maroko, kita berlajar, sebuah prestasi ada rekam jejaknya. Prestasi tidak datang begitu saja. Singa Atlas bisa mengaum keras lantaran punya pemain berkelas. Tentu dasarnya kaya akan talenta dan cerdas dalam membina.
Apakah sepakbola Indonesia bisa seperti itu?? "Yaa.. bisalah... bahkan melebihi Maroko pun kita bisa," celoteh seorang teman. "Tapi dalam mimpi," tambahnya. Hahahaha......
Load more