Bola, tvOnenews.com - Sedikitnya terdapat 6 kejadian unik yang terjadi di awal bulan ramadhan tahun 2023 masehi atau 1444 hijriah kali ini, soal timnas Israel hanya salah satunya.
Kabar unik di awal ramadhan 2023 dari dunia sepak bola yang dimaksud dimulai dari kualifikasi Piala Eropa 2024 hingga kapten timnas Israel yang ternyata muslim.
1. Babak kualifikasi Piala Eropa 2024 sudah dimulai, masing-masing negara berjibaku untuk bertarung di masa jeda internasional Maret 2023.
Jeda internasional ini kebetulan bertepatan dengan jadwal awal bulan puasa ramadhan di seluruh dunia.
Bagaimanapun seluruh umat muslim dianjurkan untuk memulai ibadah itu termasuk para pesepakbola.
Hal yang kemudian menyita perhatian publik terjadi di kubu Timnas Prancis. Federasi sepak bola Prancis memuat himbauan untuk menunda puasa selama lima hari di awal ramadhan tahun ini bagi pemain muslim di skuad Les Blues.
Setelah dikonfirmasi, pihak tim nasional membenarkan himbauan tersebut meskipun sifatnya tidak memaksa.
Hal itu bertujuan agar pemain muslim yang akan berlaga di dua kualifikasi Piala Eropa 2024 dalam melawan Belanda dan Irlandia dapat tampil optimal.
Terdapat beberapa pemain muslim di skuad timnas Prancis yang dibawa Didier Deschamps di laga kontra Belanda dan Irlandia seperti Ibrahim Konate dan Youssuf Fofana.
2. Berbeda dengan sikap federasi Prancis, asosiasi sepak bola Inggris mengeluarkan kebijakan untuk memberikan jeda resmi bagi pesepakbola muslim untuk melakukan sesi berbuka puasa di pinggir lapangan.
Sesi buka puasa resmi ini belum pernah terjadi sebelumnya. Biasanya yang terjadi adalah colongan atau kesepakatan di laga tertentu untuk berbuka puasa di pinggir lapangan.
Sebagaimana yang terjadi pada laga Leicester City versus Crystal Palace 2021 lalu, ketika itu Cheikhou Kouyaté dan Wesley Fofana meminta untuk pertandingan dihentikan sejenak untuk berbuka.
Dan mulai musim ini seluruh pertandingan liga di Inggris itu sudah mempunyai waktu jeda tersendiri untuk pemain berbuka puasa.
Dengan kebijakan ini Liga Inggris makin ramah terhadap minoritas terutama Islam. Kini pemain seperti Mo Salah hingga Riyad Mahrez tak perlu khawatir lagi untuk meminta jeda buka puasa di lapangan.
3. Baru-baru ini di Inggris terkuak kabar mengenai kisah seorang dokter bernama Zafar Iqbal yang membuka kiat-kiat puasa bagi para pesepakbola yang pernah ditanganinya di Liga Inggris.
Zafar Iqbal ini notabene adalah dokter yang beragama Islam yang pernah menangani berbagai macam tim mulai dari Liverpool, Tottenham Hotspur, hingga Crystal Palace.
Ia bercerita tentang apa saja asupan para pemain muslim setiap buka puasa maupun sahur. Selain itu ia juga memberitahu rutinitas para pesepakbola muslim saat berpuasa di tengah kompetisi yang padat.
Kata Zafar, para tim dokter tak akan memberikan para pemain menu buka puasa macam makanan yang berminyak ataupun yang penuh gula.
Zafar biasanya akan bekerja sama dengan ahli gizi klub agar makanan yang masuk ke pemain benar-benar yang dibutuhkan seperti kurma maupun smoothies buah.
Baru setelah beberapa jam kemudian dilanjutkan dengan sesi makan makanan berat, itu pun direkomendasikan Zafar makanan dengan cara yang dipanggang bukan digoreng.
Makanan yang dianjurkan adalah yang mengandung protein tinggi karena berguna untuk pemulihan otot pemain.
Selain itu Zafar juga membagikan cerita ketika ia menangani Crystal Palace dan Liverpool. Di sana para pemain non muslim juga terkadang menghormati para pemain muslim dengan berbuka bersama bersama meskipun tak ikut kuasa.
Para pemain muslim juga diizinkan untuk mengubah pola latihannya. Sudah menjadi rahasia umum Liga Inggris menjadi liga yang paling ramah terhadap para pemain muslim.
“Liga terbaik di dunia bagi umat muslim. Kami merasa sangat percaya diri di sini, diterima, dan semuanya tersedia untuk dinikmati para pemain muslim,” ungkap Abdoulaye Doucouré.
Selain itu Doucouré juga mengatakan bahwa puasa yang sering dianggap sebagai kesulitan para muslim yang sedang mengarungi kompetisi baginya di Inggris justru kemudahan.
Pemain keturunan Mali yang berpuasa sedari kecil itu mengaku justru dengan puasa di bulan ramadhan ia lebih stabil keadaan fisik tubuhnya.
Ramadhan kali ini karena ia punya teman baru di Everton yang juga seorang muslim untuk diajak beribadah bersama yakni Amadou Onana dan Idrissa Gueye.
4. Dari London tersiar kabar menarik tentang kegiatan di bulan Ramadhan, yakni buka puasa bersama dan salat tarawih berjamaah di stadion kebanggaan Chelsea, Stamford Bridge.
Ini adalah yang pertama dalam sejarah sebuah stadion di Inggris menyelenggarakan buka puasa bagi warga muslim di sana.
Tepatnya di sisi Selatan Stamford Bridge, nampak berjejer air mineral dan kurma yang dipersiapkan bagi warga muslim yang ingin berbuka bersama.
Supaya tetap rapi dan keamanan terjaga, pihak panitia sudah mengaturnya terlebih dahulu dengan mewajibkan setiap orang yang hadir harus membawa tiket untuk masuk ke stadion.
Tiket-tiket tersebut bisa didapatkan secara gratis karena tersedia di mushola, masjid, atau komunitas muslim lokal setempat.
Sementara itu untuk shalat berjamaah di ruangan indoor di Stamford Bridge, Ketua Foundation Chelsea Simon Taylor merasa senang tempat kebahagiaan Chelsea ini mampu bermanfaat bagi komunitas muslim.
Ia menyadari betapa pentingnya toleransi dan umat Islam itu sendiri bagi Chelsea.
5. Keajaiban berbuka puasa dan shalat tarawih di bulan ramadhan tercermin dalam laga Maroko melawan Brasil. Laga itu merupakan persahabatan biasa yang kebetulan digelar di Maroko.
Namun di luar dugaan Maroko berhasil mengalahkan Brasil 2-1. Itu adalah kemenangan pertama Maroko atas Brasil sepanjang sejarahnya.
Uniknya lagi kemenangan pasukan Walid Regragui diraih setelah para pemain melakukan buka puasa dan shalat tarawih bersama.
Selama sehari penuh jelang laga para pemain Maroko menjalankan ibadah puasa mereka. Itu diungkapkan sendiri oleh Walid, ia berkata bahwa performa fisik anak asuhnya meskipun puasa masih saja tetap gila.
6. Peristiwa mengharukan di awal bulan ramadhan berikutnya terjadi di Israel. Di tengah hiruk pikuk penentangan timnas Israel untuk tampil di Piala Dunia U-20 Indonesia, kapten timnas senior Israel yang seorang muslim di Bibras Natkho memutuskan untuk pensiun di usia 35 tahun.
Dia pensiun setelah Israel melakoni laga kualifikasi melawan Kosovo dan Swiss pada kualifikasi Euro 2024.
Tahun ini bertepatan dengan bulan puasa kapten muslim itu di tengah negara yang mayoritas penganut Yahudi, ia meneteskan air mata.
Awalnya banyak penentangan ketika ia ditunjuk sebagai kapten di 2018 silam. Sisi keislaman dalam diri Natkho tampaknya juga berpengaruh terhadap penentangan itu.
Termasuk beberapa kali ia terlihat tak mengumandangkan lagu kebangsaan Israel. Uniknya pemain FK Partizan tersebut dapat diterima keberadaannya memimpin timnas Israel selama kurang lebih lima tahun, artinya sebuah toleransi ternyata ada di Israel.
Load more