tvOnenews.com - Liga Sepak bola Korea Selatan terus memperketat aturan mereka terkait dengan segala aksi rasisme yang terjadi di kompetisi sepak bola negara ginseng tersebut.
Secara tegas Presiden Asosiasi Liga Korea Selatan tidak mentolerir aksi rasisme yang dilakukan oleh pemain sepakbola profesional baik didalam maupun di luar lapangan.
Pasalnya, belakangan Liga Korea Selatan tengah diguncang isu rasisme setelah du pemain klub Ulsan Hyundai melontarkan komentar bernada rasis kepada rekan satu timnya.
Park Yong-woo dan Lee Kyu-seong diketahui memberikan komentar bernada rasis kepada rekan satu timnya Lee Myeong-jae dengan memanggilnya dengan istilah sasalak.
Diketahui Sasalak sendiri merujuk kepada pemain Thailand yang pernah merumput bersama dengan Jeonbuk Hyundai Motors, Sasalak Haiprakhon.
Diduga Park Yong-woo dan Lee Kyu-seong menyebut Lee Myeong-jae dengan sebutan Sasalak merujuk ke warna kulit Myeong-jae yang gelap.
Korea Selatan sendiri diketahui memberikan kuota khusus kepada tim-tim K League Two untuk merekrut pemain dari Asia Tenggara.
Namun dengan bergabung pemain-pemain dari Asia Tenggara kerap dipandang sebelah mata oleh pemain-pemain lokal.
Imbas dari komentar rasis yang dilontarkan oleh Park Yong-woo dan Lee Kyu-seong, dua pemain Ulsan Hyundai itu mendapatkan sanksi berupa larangan satu pertandingan dan denda sebesar 15 juta Won atau sekitar Rp 173 juta.
Selain itu Ulsan Hyundai juga segera menyampaikan permohonan maaf mereka atas perilaku yang tidak pantas yang dilakukan oleh ketiga pemainnya itu.
Sementara itu salah satu pemain asal Indonesia yang merumput bersama dengan Jeonnam Dragons di K League Two, Asnawi Mangkualam mengaku tidak mengetahui secara pasti terkait kejadian tersebut.
Bahakan, selama bermain di K League Two, Asnawi mengaku tidak pernah mendapatkan perlakuan rasis didalam maupun diluar lapangan.
"Saya tidak tahu secara pasti apa yang terjadi, tetapi saya merasa prihatin dengan fakta bahwa ada komentar rasis di K-League," ungkap Asnawi Mangkualam dilansir dari Newsis.
"Saya belum pernah mengalami rasisme di Korea Selatan atau di K-League," tambahnya.
Asnawi juga berharap kalau semua pemain dapat saling menghormati satu sama lain dan mengesampingkan asal usul atau daerah asal pemain, karena hal tersebut tidaklah penting.
Pemain berusia 23 tahun itu menilai yang terpenting adalah saling menghormati satu sama lain sebagai sesama manusia.
"Saya percaya bahwa kita harus saling menghormati sebagai manusia yang hidup bersama. Ras, asal usul dan daerah asal tidaklah penting yang terpenting adalah hidup dengan saling menghormati satu sama lain," ungkapnya.
Bersama dengan Jeonnam Dragons, Asnawi sudah mencatatkan 2 assist dari 11 pertandingan yang dijalani.
Dan dengan adanya sanksi berat yang ditetapkan oleh KFA untuk segala perlakuan rasisme, pemain dari Asia Tenggara termasuk Asnawi diharapkan tidak akan mendapat perlakuan rasime selama berkarier di Korea Selatan.
Pasalnya KFA bisa memberikan sanksi lebih berat karena viralnya berita ini bisa saja para pemain yang rasis ke Asnawi dan kawan-kawan akan dihukum seumur hidup dan tak bisa bermain sepak bola di Liga Korea Selatan (akg)
Load more