tvOnenews.com - Mantan bek senior Timnas Indonesia, Maman Abdurrahman membagikan kisah pilu ketika dirinya menahan sakit atas cedera yang dialami, untuk melanjutkan karier sepak bolanya.
Maman Abdurahman salah satu bek senior Persija Jakarta yang mencicipi masa keemasannya ketika masih berseragam PSIS Semarang pada era 2005-2008.
Pemain kelahiran 12 Mei 1982 di Jakarta ini memiliki postur yang ideal dan kemampuan berduel untuk menjaga lini pertahanan timnya.
Maman Abdurrahman saat masih berseragam Persib Bandung. (ANTARA/Yusran Uccang)
Tak ayal berkat kemampuannya ini ia menjadi langganan tim-tim besar Liga Indonesia.
Bahkan bersama PSIS Semarang, Maman terpilih menjadi Pemain Terbaik liga Indonesia musim 2006 dan menjadikan klub tersebut sebagai Runner Up Liga Indonesia 2006.
Di mana musim sebelumnya, ia membawa PSIS Semarang menempati peringkat ketiga Liga Indonesia 2005.
Kemudian Maman pindah ke Persib Bandung pada tahun 2008, ia cukup lama membela Maung Bandung bahkan dirinya pernah mendapat kepercayaan mengenakan ban kapten Persib Bandung.
Dilansir tvOnenews dari podcast Sport77 di Youtube, Maman Abdurrahman membagikan kisahnya ketika mengalami cedera, dan memaksa melanjutkan demi karier sepak bolanya.
Hal itu berawal dari pertanyaan Host Coach Riphan soal performa Maman Abdurrahman yang dinilai menurun ketika pindah dari PSIS ke Sriwijaya FC pada tahun 2012.
"Kemudian pindah ke Persita, nah di fase itu bang kenapa bang Maman terlihat meredup? tak sehebat ketika di Persib dan PSIS lagi?" tanya Coach Riphan.
Merespons pertanyaan tersebut, Maman mengaku bahwa ketika masih di Sriwijaya FC dirinya mengalami cedera.
"Saya cedera lutut, cukup lumayan parah ya dan itu saya sempat,'udah selesai di sini," ujar Maman Abdurrahman.
"Kena (cederanya) di pramusim, belum diputar liga, pramusim di Inter Island di Malang waktu itu main, lutut kena," terangnya.
"Akhirnya menepi berapa lama tuh bang?" tanya Mamat Alkatiri host Sport77.
"Hampir setahun juga, akhirnya putaran kedua dicoret karena kondisinya memang cedera, tidak bisa main," tutur Maman.
Bahkan Maman sampai berpikir saat itu kariernya sebagai pemain sepak bola sudah berakhir sebagai pemain, karena sempat mencoba dengan cara apapun tetapi masih terasa sakit.
"Masih berasa sakit, masih ngilu, masih belum (sembuh), aduh udah sempat frustasi," ujarnya.
Maman Abdurrahman saat timnas Indonesia berlaga ajang Piala AFF 2010. (AP)
Pemain yang pernah didaulat sebagai pemain terbaik Liga Indonesia musim 2006 itu pernah mencoba ikut seleksi dengan klub-klub Liga 1.
"Dari situ saya sempat coba sama teman-teman, eh gua ikut lu dong, seleksi dulu aja, dilihat dulu pelatihnya, dan itu gak ada yang percaya," ujarnya.
"Karena takutnya kan percuma, udah kontrak tapi nggak bisa kepake," terangnya.
"Akhirnya yang percaya Bambang Nurdiansyah ketika itu melatih Persita Tangerang," sambungnya.
Maman mendapat kepercayaan dari Bambang Nurdiansyah untuk kembali berkarier sepak bola di Persita.
"Akhirnya saya datang, saya coba, saya udah bisa main, ya dia menyarankan untuk manajemen sign kontrak saya," ujarnya.
Pihak manajemen klub pun gak percaya, sampai harus di tes MRI (Magnetic Resonance Imaging).
"Hasilnya tidak ada apa-apa memang, tapi lutut saya masih berasa sedikit," tuturnya.
"Traumanya masih ada, saya latihan uji coba, benturan itu belum berani," sambungnya.
Berbeda dengan penampilannya dulu yang garang di lapangan dam siap berduel dengan siapa pun.
"Akhirnya dikasih kepercayaan, pedenya timbul lagi, dapat memen tabrakan sama pemain lain, percaya diri, oh gak papa nih," ungkapnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more