tvOnenews.com - Mantan punggawa AS Roma yang merupakan keturunan darah Indonesia, Radja Nainggolan beberkan kisah ketika dirinya melawan raksasa Serie A Italia, Juventus, Kamis (16/11/2023).
Sebagaimana diketahui, Indonesia berperan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17, yang berlangsung pada 10 November sampai dengan 2 Desember 2023.
Selaku tuan rumah, Timnas Indonesia U-17 telah melakoni dua pertandingan dengan hasil imbang, saat melawan Ekuador dan Panama. Di mana bintang dalam dua laga tersebut adalah Arkhan Kaka.
Skuad timnas Indonesia U-17 di ajang Piala Dunia U-17 2023. (Julio Trisaputra/tvOnenews)
Tim berjuluk Garuda Asia ini menahan imbang Panama dengan skor 1-1 pada pertandingan kedua Grup A Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Senin (13/11/2023).
Hasil pertandingan ini tidak mengubah klasemen sementara Grup A dengan nilai dua poin, hasil dari dua laga imbang dari timnas Indonesia U-17.
Nama Radja Nainggolan menjadi sorotan setelah datang ke Indonesia, ia didapuk sebagai Brand Ambassador Piala Dunia U-17 2023 bersama Sabreen Dressler.
Sementara itu, dalam sebuah kesempatan di podcast Sport77, Radja Nainggolan menceritakan pengalaman kariernya saat masih membela di AS Roma, terutama ketika beberapa kali menolak tawaran dari Juventus.
"Mereka menginginkan saya bergabung, bahkan menunggu tiga hingga empat tahun, namun saya selalu menolaknya karena terasa seperti candaan," ujarnya dilansir Youtube Sport 77, pada Selasa (14/11/2023)
Radja Nainggolan cukup lama berkarier di Serie A Italia dan berpindah-pindah ke klub-klub besar, dari Cagliari, AS Roma, Inter Milan.
"Ketika saya bermain di Cagliari, sebelum saya bergabung dengan Roma, selama dua hingga tiga tahun mereka (Juventus) meminta saya untuk bergabung," ujarnya.
"Namun pada akhirnya saya menolaknya karena ketika kita bermain melawan Juventus, saya merasakannya sendiri," terangnya.
Radja Nainggolan ketika masih membela AS Roma. (instagram/@radja_nainggolan_l4)
Tak ragu, pesepak bola berusia 35 tahun itu mengungkapkan sebuah momen ketika dirinya melawan Juventus, dan menjadi pemicu dirinya tolak berlabuh ke Si Nyonya Tua (julukan Juventus)
"Mereka selalu menang dengan bantuan wasit, dan saya bilang kepada diri saya sendiri bahwa saya harus pindah ke tim lain, yang lebih besar seperti AS Roma, dan kita bertanding melawan Juventus," ungkapnya.
"Mungkin kamu ingat pertandingan ini di Juventus Stadium, Juve melawan Roma, dan kami kalah 3-2, dengan dua handball dari total enam belas handball, dan Juventus dihadiahi dua penalti, dan kami harus kalah dalam pertandingan tersebut," sambungnya.
"Jadi sam saja, baik di Cagliari maupun AS Roma, sistemnya sama saja, karena itu saya tidak menyukai Juventus, mereka memiliki tim yang sangat baik, mereka juga memiliki organisasi yang sangat baik, saya Juventus juga merupakan klub terbesar dalam sepuluh tahun terakhir di Italia," ucapnya.
Radja nainggolan mengutarakan opininya bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan wasit untuk memenangkan pertandingan, namun mereka menggunakannya.
Merespons pernyataan dari Radja Nainggolan, Mamat Alkatiri selaku host di podcast tersebut juga mengatakan hal yang sama, mengingat soal polemik handball tersebut.
Pemain berposisi sebagai gelandang tengah itu mengungkapkan bahwa pertandingan melawan Juventus sangat berarti baginya, karena jiwa kompetitif.
"Kemangannya adil, tapi sulit jika kamu mencoba untuk memenangkan pertandingan dan mengalahkan mereka, bagi saya sejujurnya yang paling penting, saya sangat kompetitif, saya menyukai untuk berkompetisi dengan pemain dari klub lain," ujarnya.
"Dan sepuluh tahun ke belakang, Juventus memenangkan sepuluh musim berturut-turut, bagi saya sangat penting untuk mengalahkan mereka daripada bergabung dengan Juventus dan menjadi juara liga dengan mudah," ungkapnya.
Radja Nainggolan juga menyebut salah satu pemain Juventus yang memiliki lima gelar dengan Si Nyonya Tua.
"Seperti Simone Padoin, tidak pernah bermain di Liga, tidak pernah dipilih bermain, tapi memiliki lima gelar juara Liga, pemain seperti itu saya tidak mau bilang bahwa mereka lebih dari saya, tapi mereka memiliki lima gelar juara," imbuhnya.
Selama barkarier di Seria A Italia, Nainggolan mencatatkan 367 penampilan dan mencetak 48 gol dan 35 assist ketika membela Cagliari, AS Roma, dan Inter Milan. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more