tvOnenews.com - Indra Sjafri dalam salah satu podcast bersama Helmy Yahya akhirnya berani ungkapkan satu hal ketika dirinya tidak jadi dipecat PSSI.
Indra Sjafri merupakan seorang direktur teknis PSSI yang dinilai banyak pihak ikut andil dalam kesuksesan menangani Timnas Indonesia.
Salah satu prestasinya adalah saat Timnas Indonesia berhasil memboyong medali emas SEA Games pada peringkat tiga klasemen akhir SEA Games 2023 Kamboja.
Atas prestasi tersebut, banyak yang membandingkan Indra dengan pelatih asal Korsel, Shin Tae-yong yang belum berhasil membawa trofi apapun untuk Timnas Indonesia.
Namun Indra Sjafri pun membantah bahwa hubungannya dengan Shin Tae-yong tidak telalu bagus.
Justru sebaliknya, komunikasi dan hubungan dengan pelatih STY sangat baik, terutama dalam program membangun Timnas Indonesia.
Pelatih dan mantan pemain sepak bola tersebut kemudian mengungkapkan satu momen saat dirinya tak jadi dipecat PSSI pada Helmy Yahya.
Kemudian ia juga mengungkapkan jika dirinya pernah gagal membawa 23 pemain Timnas Indonesia.
Pada awalnya, Indra mengaku biasa saja dan hanya berpikir bahwa olahraga yang didalamnya ada sepak bola bukan hanya bicara kalah menang.
Ada nilai-nilai lain yang harus disampaikan seperti nilai persatuan, nilai respect, kebersamaan dan lain sebagainya.
Saat pertama kali dipercaya mengasuh Timnas Indonesia U-16 tahun 2011 untuk berlaga di ajang Piala Asia Bangkok.
Indra tidak menyangka bahwa dirinya yang ditunjuk menjadi pelatih timnas kala itu, saat dirinya masih tergolong orang baru dan tidak memiliki background pelatih tim nasional.
"Background saya cuman punya licensi A. Belum A pro. Bukan pemain tim nasional, bukan pelatih yang pernah menangani klub, tapi kok diberi kepercayaan," ujar Indra.
Kala itu dirinya masih menjabat sebagai instruktur pelatih, dan kemudian diberikan 58 pemain yang kemudian ia seleksi dan akhirnya menjadi 23.
Indra Sjafri ungkap momen gagal dalam membawa Timnas Indonesia dan hampir dipecat PSSI. Source: YouTube Helmy Yahya
"Dan itulah yang saya bawa ke Bangkok. Ini awal mula semuanya saya robah. Gagal disitu," ungkapnya.
"Harusnya kalau gagal kan dipecat. Nah ini mungkin takdir mungkin. Saya gak dipecat waktu itu," tuturnya melanjutkan cerita.
Dari hal tersebut akhirnya Indra Sjafri mengevaluasi apa yang menjadi penyebab kegagalan Timnas Indonesia kala itu.
Rupanya 58 pemain dari PSSI itu merupakan anak DKI dan sekitarnya, dan belum menyeluruh ke daerah-daerah, hal itulah yang merupakan fakta pertama.
Kemudian fakta kedua, ke-58 pemain tersebut tidak tahu parameter apa yang membuat mereka terpilih.
"Ndak ada parameter kenapa dia terpilih menjadi tim nasional. Dan 58 itulah yang saya bawa dan gagal," ungkapnya pada Helmy Yahya.
Lantas dari data tersebut, Indra melihat bahwa tim nasional tapi tidak menunjukkan ke-Indonesiannya.
"Dari data-data itu, saya melihat Tim Nasional kok ndak menunjukkan ke-Indonesiannya gitu," ungkap Indra Sjafri.
"Disitulah saya robah, karena memang gak dipecat, saya minta ke PSSI. Izinkan saya membangun tim sendiri, mencari pemain sendiri," ujarnya.
Kemudian ia mendapatkan problem baru yakni mencari pemain ideal adalah dari kompetisi, dan kala itu tidak ada kompetisi.
Dari situlah Indra Sjafri dikenal karena mencari pemain ke 34 provinsi di Indonesia selama 2 tahun.
"Maka terkenal lah waktu itu, saya mencari pemain ke-34 provinsi selama dua tahun. Dari provinsi ke provinsi, kabupaten ke kabupaten, sampai Atambua dan sampai Natuna," ungkapnya.
Menurutnya, kala itu mungkin orang akan tertawa mengapa Indra melakukan hal demikian.
Namun dirinya berpikir bahwa tidak hanya mencari pemain yang berkualitas, tapi melibatkan semua provinsi sebagai bagian dari Timnas Indonesia.
(udn)
Baca artikel tvOnenews.com terkini dan lebih lengkap, klik google news.
Load more