tvOnenews.com - Eks pemain Timnas Indonesia, Zulham Zamrun memiliki cerita unik karena menolak kesempatan emas bermain FC Barcelona dan memilih berkarier di Indonesia.
Pemain yang dikenal dengan kecepatan dan kemampuan olah bolanya ini pernah berada di ambang kesempatan bergabung dengan salah satu klub besar Eropa, Barcelona B.
Namun, kisah tersebut berakhir dengan keputusan yang tidak terduga dari Zulham Zamrun.
Pemain kelahiran Ternate, Maluku Utara, pada 19 Februari 1988 ini memulai karier sepak bolanya di klub lokal sebelum akhirnya menembus Liga Indonesia.
Zulham pertama kali mencuri perhatian publik ketika bermain untuk Persiter Ternate di awal kariernya.
Namun, namanya mulai dikenal luas ketika bergabung dengan Persela Lamongan dan kemudian berpindah ke beberapa klub besar lainnya seperti Persipura Jayapura, Persib Bandung, dan PSM Makassar.
Pada tahun 2013, Zulham Zamrun bersama timnya, Mitra Kukar, menjalani pemusatan latihan (TC) di Spanyol.
Dalam kesempatan tersebut, mereka melakukan serangkaian pertandingan uji coba melawan beberapa klub besar Eropa, termasuk Atletico Madrid, Espanyol, Valencia, dan Barcelona B.
Pertandingan melawan Barcelona B menjadi momen yang tak terlupakan bagi Zulham. Ia tampil memukau sehingga menarik perhatian pelatih dan manajemen Barcelona B.
“Jadi waktu itu, Mitra Kukar lagi TC di Spanyol selama 20 hari. Di sana kita lawan Atletico Madrid, Espanyol, Valencia, Barcelona B, Espanyol Legend,” ujar Zulham Zamrun dalam wawancaranya dengan kanal YouTube Vivagoal Indonesia.
Setelah pertandingan melawan Barcelona B, Zulham dipanggil oleh Bos Oni, pemilik Mitra Kukar, dan diberitahu bahwa Barcelona B tertarik untuk merekrutnya. Namun, kesempatan emas itu ditolaknya.
Zulham mengungkapkan alasan penolakannya yang mengejutkan. Ia merasa tidak nyaman dengan cuaca dan lingkungan di Spanyol, yang menurutnya sangat berbeda dengan Indonesia.
“Dua puluh hari saya rasa kayak dua tahun hidup di sana,” kenang Zulham. Meskipun kini ia menyesali keputusan tersebut, saat itu Zulham lebih memilih untuk kembali ke Indonesia daripada tinggal di Eropa.
Zulham Zamrun merupakan salah satu pemain yang menjadi andalan Timnas Indonesia di era kepelatihan Alfred Riedl.
Penampilannya yang konsisten dan eksplosif membuatnya menjadi salah satu winger terbaik yang dimiliki Indonesia.
Zulham juga dikenal dengan selebrasi golnya yang meniru gaya Cristiano Ronaldo, sehingga ia dijuluki sebagai CR7 Timnas Indonesia.
Gaya bermainnya yang energik dan selebrasi khasnya membuat Zulham menjadi idola bagi banyak penggemar sepak bola Tanah Air.
Selama berkarier di Timnas Indonesia, Zulham telah menorehkan sejumlah prestasi. Ia menjadi bagian dari skuat Timnas yang meraih medali perak di Piala AFF 2016, setelah Indonesia kalah dari Thailand di partai final.
Meskipun gagal membawa pulang trofi, penampilan Zulham selama turnamen tersebut mendapat banyak pujian.
Di level klub, Zulham juga menunjukkan performa impresif. Ketika bermain untuk Persipura Jayapura, Zulham membantu klub tersebut memenangkan Indonesia Super League (ISL) pada tahun 2011.
Bersama Persib Bandung, Zulham meraih trofi Piala Presiden pada tahun 2015. Prestasi ini semakin mengukuhkan posisi Zulham sebagai salah satu pemain terbaik di Indonesia pada masanya.
Namun, seiring berjalannya waktu, nama Zulham Zamrun mulai jarang terdengar. Setelah masa keemasannya, Zulham berpindah-pindah klub, termasuk kembali ke Persela Lamongan di Liga 2.
Meskipun demikian, kenangan dan kontribusinya bagi sepak bola Indonesia tetap melekat di hati para penggemar.
Zulham Zamrun mungkin telah melewati masa puncaknya, namun kisahnya yang menolak tawaran Barcelona B dan dedikasinya kepada Timnas Indonesia akan selalu menjadi bagian dari sejarah sepak bola Indonesia.
Kariernya yang panjang dan penuh warna memberikan banyak pelajaran, terutama tentang keputusan-keputusan besar dalam hidup yang terkadang bisa sangat menentukan.
Bagi Zulham, penolakan terhadap Barcelona B adalah salah satu penyesalan terbesarnya, tetapi ia tetap bersyukur atas apa yang telah dicapainya selama ini. (udn)
Load more