tvOnenews.com - Pratama Arhan, salah satu pemain andalan Timnas Indonesia, dikabarkan masuk dalam daftar pemain yang kemungkinan akan dicoret oleh Shin Tae-yong dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain dan China.
Keputusan ini tidak lepas dari minimnya waktu bermain Arhan di klubnya, Suwon FC.
Pelatih Shin Tae-yong sudah sempat mempertimbangkan mencoret Arhan sebelum pertandingan melawan Arab Saudi dan Australia, namun tetap memanggilnya.
Arhan sendiri tengah menghadapi tekanan besar, tidak hanya karena performanya di lapangan, tetapi juga akibat isu di luar sepak bola.
Rumor tentang perselingkuhan istrinya, Azizah Salsha, sempat menghebohkan publik, meskipun baik Arhan maupun Azizah telah membantah tudingan tersebut.
Meski demikian, isu tersebut membuat beberapa penggemar meminta agar Arhan dicoret dari Timnas Indonesia.
Akan tetapi pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong akan tetap memanggil Pratama Arhan meski sempat ragu karena pemain bertahan ini tak banyak dimainkan oleh klubnya, Suwon FC, dalam Liga Korea Selatan.
"Sebelum ada masalah ini (masalah pribadi Arhan) saya sudah berpikir apakah harus memilih dia atau tidak, karena di Liga Korea pun dia sama sekali tidak masuk daftar nama Suwon FC," kata Shin, dilansir dari ANTARA.
Shin Tae-yong mengatakan dirinya tetap memilih Arhan untuk masuk ke dalam skuad timnas dengan berbagai pertimbangan.
"Ya baru kejadian, ada masalah seperti ini," sambung Shin.
Sementara itu, di balik sorotan yang kini tertuju pada Arhan, ada kisah perjuangan keras yang dilalui oleh ibunya, Surati, yang tidak pernah berhenti mendukung putranya.
Ibu mertua Azizah Salsha, seorang pedagang sayur keliling di Blora, Jawa Tengah, telah berjuang mati-matian agar Arhan bisa mencapai impiannya menjadi pemain sepak bola profesional.
"Anakku sampai berdarah-darah dalam berjuang, tapi saya selalu yakin dia akan mencapai impiannya," ucap Surati penuh haru.
Dalam perjalanan Arhan meniti karier, Surati menghadapi banyak tantangan finansial. Ia bahkan harus berutang demi membiayai kebutuhan sepak bola anaknya.
Termasuk biaya mengikuti turnamen yang bisa mencapai Rp 500 ribu, jumlah yang cukup besar bagi keluarga mereka yang hidup sederhana.
Momen mengharukan terjadi ketika Surati berhasil membelikan Arhan sepasang sepatu sepak bola seharga Rp 25 ribu.
Namun, sepatu itu jebol saat pertama kali dipakai Arhan bermain. Meski demikian, hal ini tak membuat Arhan patah semangat.
"Saya tahu sepatu itu rusak, tapi Arhan tetap memakainya dan terus bermain. Itu bukti bahwa dia tak pernah menyerah," kata Surati dengan bangga.
Perjuangan Surati membuahkan hasil saat Arhan dipanggil memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2020.
Pada usia 19 tahun, Arhan tampil gemilang di ajang tersebut, terutama saat laga melawan Malaysia di babak penyisihan grup.
Gol spektakulernya dari luar kotak penalti membantu Timnas Indonesia menang 4-1, sekaligus menempatkan Arhan sebagai Man of the Match.
Momen tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi Surati yang menyaksikan anaknya mencetak gol dari rumah.
"Waktu itu, saya hanya bisa menangis melihat anak saya mencetak gol. Semua usaha kami selama ini akhirnya terbayar," kenang Surati penuh haru.
Kesuksesan Arhan di Piala AFF 2020 membuka pintu untuk karier internasionalnya. Pada awal 2022, Arhan resmi bergabung dengan Tokyo Verdy, klub yang berlaga di J2 League Jepang.
Meski harus beradaptasi dengan lingkungan dan budaya baru, Arhan berhasil menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Kemudian pada pertengahan 2024, Arhan membuat langkah mengejutkan dengan bergabung ke Suwon FC, klub yang berlaga di K League 1 Korea Selatan.
Kepindahan ini membuktikan bahwa Arhan mampu bersaing di level yang lebih tinggi.
Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Di Suwon FC, meskipun Arhan sempat menunjukkan performa baik, menit bermain yang minim menjadi salah satu masalah utama.
Hal ini menjadi perhatian Shin Tae-yong, yang mengkhawatirkan dampaknya pada performa Arhan di Timnas Indonesia.
Jika Arhan tidak segera mendapatkan waktu bermain lebih banyak di klubnya, tidak menutup kemungkinan ia akan dicoret dari skuad Garuda.
Kisah hidup Pratama Arhan tidak hanya menjadi inspirasi bagi para penggemar sepak bola, tetapi juga bagi banyak pemain muda di Indonesia.
Keberhasilannya membuktikan bahwa dengan kerja keras, tekad, dan dukungan keluarga, mimpi sebesar apa pun bisa terwujud.
"Anak saya selalu mengatakan bahwa mimpi harus diperjuangkan, dan saya bangga bisa mendukungnya sejak kecil," ujar Surati penuh kebanggaan.
Kini, meskipun menghadapi ketidakpastian dalam kariernya di level klub, Arhan tetap memiliki masa depan yang cerah.
Dukungan tanpa henti dari keluarganya, terutama dari ibunya, telah membentuk Arhan menjadi sosok yang kuat dan bermental baja.
Perjuangan dan pengorbanan keluarganya, terutama Surati, menjadi contoh nyata bahwa di balik kesuksesan seorang atlet, selalu ada kisah pengorbanan besar dari orang-orang yang paling dekat dengannya. (udn)
Load more