BBC melaporkan, Gulf FC dan Kahunla Rangers sedang bersaing untuk promosi ke divisi Liga Super 10, kompetisi nasional di Sierra Leone. Kemenangan dengan skor berselisih lebih dari 90 gol pun akan mengamankan jalan dua pemenang untuk memiliki jumlah poin yang sama menuju ke putaran final.
Pertandingan Gulf FC kontra Koquima Lebanon dan Kahunla Rangers versus Lumbebu United berjalan pada waktu bersamaan. Pada babak pertama, skor masih tampak normal sewaktu Kahunla unggul 2-0 pada waktu istirahat tapi keadaan mulai terlihat aneh sewaktu Gulf memimpin dengan angka 7-1.
Keadaan lebih aneh karena wasit pada pertandingan Gulf kontra Koquima menolak untuk melanjutkan tugas memimpin babak kedua. Pada laga lain, pengadil mengusir tiga pemain Lumbebu keluar lapangan saat memasuki paruh kedua permainan hingga akhirnya kalah dengan angka teramat telak 95-0.
Setelah menjadi berita heboh di seluruh dunia, Asosiasi Sepakbola Sierra Leone (SLFA) segera melakukan penyelidikan. Organisasi sepakbola mencurigai kemungkinan pengaturan skor pada dua pertandingan yang menghasilkan total 187 gol.
"Kami tidak bisa berdiam diri dan membiarkan begitu saja setelah melihat situasi memalukan seperti ini," kata presiden SLFA Thomas Daddy Brima kepada BBC Sport Africa.
“Kami akan segera meluncurkan penyelidikan dan membawa semua yang bertanggung jawab atas keadaan yang luar biasa saja ini. Semua yang terbukti bersalah akan diproses sesuai dengan undang-undang SLFA, dan juga akan diserahkan ke komisi antikorupsi negara,” imbuh Thomas Daddy Brima.
Dua skor di Sierra Leone tercatat sebagai hasil terbesar dalam sejarah sepakbola profesional. Namun belum ada angka lebih besar setelah rekor pecah di Liga Madagaskar sewaktu AS Adema mengalahkan SO l'Emyrne pada 2002 dengan deretan tiga digit, 149-0.
Namun bukan karena menjalankan rencana pengaturan skor seperti di Liga Sierra Leone, para pemain SO l'Emyrne dengan sengaja dan berulang kali mencetak gol bunuh diri yang menguntungkan AS Adema sebagai protes atas keputusan wasit. (raw)
Load more