Jakarta, tvOnenews.com - Sebanyak lima penyebab atau alasan Piala AFF 2024 tidak masuk dalam kalender FIFA, salah satunya bisa menghambat Timnas Indonesia untuk meraih trofi pertamannya di ajang tersebut.
Timnas Indonesia akan segera mentas di Piala AFF 2024 yang bakal digelar akhir tahun ini mulai 8 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.
Skuad Garuda akan bersaing ketat sejak penyisihan grup karena tergabung di Grup B bersama musuh bebuyutan Vietnam, lalu Filipina, Myanmar, dan Laos.
Piala AFF tahun ini menjadi kesempatan bagi Timnas Indonesia yang tercatat belum pernah sama sekali merebut gelar juara di ajang tersebut.
Sepanjang keikutsertaannya, Timnas Indonesia hanya meraih enam kali runner-up atau terbanyak di Piala AFF.
Terakhir kali Timnas Indonesia mencapai final dan gagal juara terjadi pada edisi Piala AFF 2020.
Walaupun memiliki popularitas yang tinggi di wilayah tersebut, namun faktanya Piala AFF tidak masuk dalam kalender resmi FIFA.
Hal ini menjadi pertanyaan banyak pihak, mengapa turnamen negara-negara ASEAN itu tidak masuk kalender FIFA?
1. Status dan lingkup turnamen sebatas regional
FIFA biasanya hanya memasukkan turnamen-turnamen internasional yang berskala lebih besar dan memiliki dampak global ke dalam kalender resminya.
Sementara Piala AFF hanyalah turnamen yang memiliki lingkup regional dan hanya melibatkan negara-negara di Asia Tenggara.
Piala AFF berbeda dengan kompetisi seperti Piala Asia atau Piala Dunia yang melibatkan partisipasi dari tim-tim nasional di seluruh benua atau dunia.
Sebab demikian, Piala AFF tidak dianggap cukup signifikan untuk dijadikan bagian dari kalender FIFA.
2. Tidak diakui sebagai ajang resmi internasional
Piala AFF sering kali tidak dianggap sebagai turnamen resmi internasional karena beberapa tim nasional dalam turnamen ini tidak menurunkan skuad terbaik mereka.
Banyak negara lebih memilih untuk mengistirahatkan pemain utama atau menggunakan pemain muda untuk mengembangkan talenta, seperti yang akan dilakukan Timnas Indonesia.
Hal itu dapat menurunkan tingkat persaingan dan standar kompetisi yang menjadi pertimbangan FIFA.
Sedangkan turnamen yang masuk ke kalender FIFA biasanya diakui sebagai kompetisi resmi yang diikuti oleh tim nasional dengan aturan yang sesuai dengan regulasi FIFA.
3. Kendala waktu dan konflik jadwal
Penyebab ketiga yakni soal kendala waktu dan konflik jadwal. Kalender FIFA sudah diisi oleh banyak kompetisi internasional dan domestik yang harus diakomodasi.
Jika Piala AFF dimasukkan ke dalam kalender FIFA, negara-negara peserta harus melepaskan pemain mereka dari klub untuk mengikuti turnamen.
Kondisi itu akan menimbulkan konflik jadwal dengan liga domestik dan kompetisi lain yang diakui FIFA, seperti kualifikasi Piala Dunia atau Piala Asia.
Oleh karena itu, Piala AFF sering kali diadakan pada waktu yang tidak bersamaan dengan kalender resmi FIFA untuk menghindari benturan jadwal tersebut.
Sehingga, para pemain senior seperti Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen, Thom Haye hingga Mees Hilgers kemungkinan besar tidak akan ikut serta.
Meski hal itu agak menghambat Timnas Indonesia untuk meraih gelar juara pertamanya di Piala AFF, bukan berarti pasukan Shin Tae-yong tidak bisa meraih trofi.
4. Dampak bagi pemain
Karena tidak masuk dalam kalender FIFA, klub-klub profesional yang memiliki pemain-pemain ASEAN tidak wajib melepas pemain mereka untuk berlaga di Piala AFF.
Hal tersebut mengurangi peluang pemain-pemain terbaik dari kawasan ASEAN untuk berlaga. Akibatnya, turnamen ini sering kali tidak menampilkan kekuatan penuh dari setiap tim nasional.
5. Keuntungan finansial dan fokus komersial
Penyebab terakhir, Piala AFF lebih berfokus pada pasar komersial Asia Tenggara. Turnamen itu memiliki daya tarik besar bagi sponsor lokal dan stasiun televisi di kawasan tersebut.
Pihak penyelenggara mungkin juga merasa bahwa dengan tidak bergabung dalam kalender FIFA, mereka memiliki kebebasan lebih besar dalam menentukan jadwal dan format turnamen tanpa harus terikat oleh regulasi FIFA yang lebih ketat.
Ini memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan keuntungan finansial dari turnamen. Meski begitu, Piala AFF tetap menjadi salah satu turnamen paling penting di kawasan Asia Tenggara.
(ant/yus)
Load more