Jakarta, tvOnenews.com - Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) lolos dari jeratan denda saat PSSI didenda puluhan juta oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Keputusan tersebut menimbulkan spekulasi di kalangan publik. Lantas, apakah itu menjadi bukti AFC pilih kasih ke Bahrain jelang melawan Timnas Indonesia?
Seperti diketahui, Bahrain akan menantang Timnas Indonesia dalam laga lanjutan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C.
Sesuai jadwal, duel Timnas Indonesia vs Bahrain akan dilangsungkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 25 Maret 2025.
Sebelum terbang ke Jakarta untuk bertamu ke kandang Timnas Indonesia, Bahrain memiliki modal positif usai sukses meraih gelar juara Piala Teluk 2024.
Namun, Timnas Indonesia lebih unggul daripada Bahrain dari segi posisi mereka di klasemen sementara Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ini.
Skuad Garuda kini menempati peringkat ketiga Grup C, berada di atas Arab Saudi, Bahrain dan China yang sama-sama meraih enam poin.
Baik Timnas Indonesia maupun Bahrain sama-sama berambisi lolos ke Piala Dunia 2026 dan menargetkan meraih kemenangan di laga nanti.
Beberapa hari sebelum bertolak ke Tanah Air, Bahrain khususnya BFA mendapatkan kabar buruk karena harus disanksi oleh AFC.
Berdasarkan hasil Rapat Komite Disiplin (Komdis) dan Etika AFC pada 14 Januari 2025 Nomor A20, BFA melakukan pelanggaran prosedur di laga Internasional.
Tepatnya saat laga Timnas Bahrain U19 vs Kuwait U19 pada 14 dan 16 November 2024 lalu. Salah satunya melanggar soal pelaporan Pasal 13.
"Prosedur Otorisasi untuk Pertandingan Internasional Tingkat 2 dan Kompetisi Internasional Tingkat 2 (Pasal 11, Peraturan AFC yang Mengatur Pertandingan Internasional)," bunyi keterangan hasil sidang Komdis AFC pada 14 Januari 2025.
"Pelaporan (Pasal 13, Peraturan AFC yang Mengatur Pertandingan Internasional). Terdakwa (BFA) hanya mengajukan permintaan otorisasi kepada AFC pada tanggal 6 & 12 November 2024," lanjut AFC.
BFA dinilai gagal menyerahkan laporan daftar pemain dan laporan wasit yang ditandatangani oleh pihak terkait kepada AFC.
"Terdakwa gagal, dalam waktu empat puluh delapan (48) jam setelah Pertandingan, menyerahkan Formulir Laporan (bersama dengan Daftar Pemain dan Laporan Wasit yang ditandatangani oleh pihak terkait) kepada AFC sehubungan dengan Pertandingan yang dimainkan pada tanggal 14 & 16 November 2024," tulis AFC.
Akibatnya, BFA diberi sanksi berupa peringatan karena melanggar Pasal 11.11 Peraturan AFC yang Mengatur Pertandingan Internasional.
Selain itu, BFA juga diberi peringatan karena melanggar Pasal 13.2 Peraturan AFC yang Mengatur Pertandingan Internasional.
"Asosiasi Sepak Bola Bahrain diberitahu bahwa pelanggaran berulang terhadap ketentuan ini dapat dikenakan hukuman yang lebih berat," tulis Komdis AFC.
Namun, BFA lolos dari jeratan denda dari AFC. Berbeda dengan PSSI yang juga mendapat hukuman dari AFC karena pelanggaran prosedur penyelenggaraan pertandingan internasional tingkat 2.
Masih menurut hasil sidang Komdis AFC, PSSI dianggap melakukan pelanggaran pada laga uji coba internasional antara Persiraja Banda Aceh vs Penang FC.
Duel tim asal Indonesia vs klub asal Malaysia itu digelar di Stadion H Dimurthala Lampineung Banda Aceh, pada 6 November 2024.
Sesuai sidang Komdis AFC pada 14 Januari 2025, PSSI salah satunya melanggar Pasal 11 Ayat 10 tentang prosedur otorisasi pertandingan.
Dijelaskan, Asosiasi Anggota tuan rumah harus mengajukan permintaan izin akhir kepada AFC setidaknya empat belas (14) hari sebelum pertandingan.
Sementara itu, PSSI baru mengajukan pemberitahuan kepada AFC pada tanggal 26 dan 29 Oktober 2024 alias telat.
Sehingga, AFC harus menjatuhkan hukuman kepada PSSI berupa denda sebesar 1.250 USD atau setara Rp20,5 juta.
PSSI harus membayar denda itu dalam waktu 30 hari sejak tanggal keputusan ini dikomunikasikan sesuai dengan Pasal 11 Ayat 3 Kode Disiplin dan Etika AFC.
"Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) dijatuhi denda sebesar USD1.250/- karena melanggar Pasal 11.11 Peraturan AFC tentang Pertandingan Internasional," bunyi hasil sidang Komdis AFC.
Dari dua kasus di atas, terlihat jelas bahwa AFC hanya memberikan peringatan kepada BFA, sementara kepada PSSI memberikan sanksi lebih berat berupa denda.
Sebelumnya, AFC juga sempat langsung merespons BFA yang meminta laga Timnas Indonesia vs Bahrain dipindahkan ke tempat netral.
AFC menyebut akan mendiskusikannya lebih dulu dengan FIFA, BFA dan PSSI meski pada akhirnya tetap digelar di Jakarta.
Sementara itu, AFC justru bungkam saat PSSI melaporkan kepemimpinan wasit Ahmed Al Kaf yang dinilai kontoversial di laga leg pertama kontra Bahrain.
Sehingga, timbul pertanyaan apakah AFC cenderung pilih kasih dengan membela Bahrain ketimbang Timnas Indonesia?
Satu hal yang pasti, Presiden AFC saat ini adalah Salman bin Ibrahim Al Khalifa yang berasal dari Bahrain. Sehingga, tak sedikit yang berspekulasi soal posisi AFC.
Terlepas dari hal itu, Bahrain akan menjadi lawan tangguh bagi Timnas Indonesia yang akan dilatih oleh pelatih baru, Patrick Kluivert.
Patrick Kluivert resmi menjadi pelatih anyar Timnas Indonesia sebagai pengganti Shin Tae-yong yang diumumkan oleh PSSI pada Rabu (8/1/2025) lalu.
Arsitek asal Belanda itu akan menukangi skuad Garuda dengan kontrak berdurasi dua tahun atau hingga 2027 plus opsi perpanjangan dua tahun.
Legenda Barcelona hingga Ajax Amsterdam itu akan didampingi sejumlah asisten dari Belanda, yakni Alex Pastoor hingga Denny Landzaat plus dua asisten lokal.
Sebelum melawan Bahrain, skuad Garuda lebih dulu akan bertandang ke markas Australia di Sydney Football Stadium pada Kamis, 20 Maret 2025 mendatang.
(yus)
Load more