Selama menjadi seorang muslim, ia merasa begitu terbantu dalam menjalani kehidupan.
Keputusannya menjadi seorang mualaf rupanya mendapat dukungan keluarga lantaran agama dalam kultur Eropa adalah hal yang privasi.
"Sepertinya (saya masuk Islam) saat usia 15 tahun. Jadi saya juga sudah 10-11 tahun melewati Ramadhan," ungkapnya.
Meski sudah cukup lama memeluk Islam, Ragnar Oratmangoen baru merasakan momen Ramadhan yang berbeda saat di Indonesia.
Pemain posisi bek kiri atau penyerang ini mengaku terkesima dengan kultur puasa di Indonesia.
"Saya pertama kali mendengarnya (azan) saat di tempat latihan. Saya mendengar azan saat latihan dan menurut saya itu indah sekali. Saya senang bisa mendengar azan dan merasakan suasana ini," tuturnya.
Ragnar nampak menjadi sosok mualaf yang taat. Pada suatu kesempatan, ia tak sungkan membeberkan tiga sosok yang jadi inspirasi dalam hidupnya.
Load more