tvOnenews.com - Masih ingat Martunis? Anak angkat Cristiano Ronaldo yang berasal dari Aceh, bagaimana kabarnya sekarang?
Martunis adalah seorang anak yang menjadi korban tsunami di Aceh pada 2004 lalu.
Dia menjadi anak angkat penggawa Al Nassr Cristiano Ronaldo.
Kisah Martunis dimulai ketika ia selamat dari tsunami yang menghantam kota Serambi Mekkah.
Saat itu, Martunis kehilangan keluarganya dalam bencana tersebut dan baru berusia delapan tahun.
Ketika Cristiano Ronaldo berkunjung ke Indonesia untuk mendukung upaya bantuan pasca-tsunami, ia bertemu dengan Martunis.
Pesepak bola ternama itu tertarik dengan kisah Martunis dan memutuskan untuk membantunya.
Sejak pertemuan mereka, Cristiano Ronaldo mengambil tanggung jawab untuk membiayai pendidikan dan perawatan Martunis.
Hubungan mereka bak ayah dan anak kandung, meskipun secara hukum Martunis tetap di bawah asuhan pemerintah Indonesia.
Martunis kemudian menjadi pemain sepak bola dan memperoleh kesempatan untuk bermain di Portugal, di mana ia mendapat dukungan dan bimbingan dari Cristiano Ronaldo.
Cristiano Ronaldo dan Martunis. Sumber: kolase tvOnenews.com
Martunis merasakan betul kebaikan hati Ronaldo.
Ronaldo memberikan semua yang Martunis butuhkan. Mulai dari fasilitas hingga pendidikan.
"Mereka biayain semua, sekolah dari SD sampai kuliah. (Tapi) enggak kuliah, enggak suka kuliah," kata Martunis dikutip dari YouTube deHakims Story.
"Kalau misal baik, ya baik banget. Dikasih mobil waktu itu, tapi kata dia kalau belum bisa nyetir, misal balik lagi ke Portugal, belajar nyetir, harus belajar bahasa Portugis juga," lanjutnya.
Saat beranjak SMA, Martunis juga sempat menimba ilmu sepak bola di Sporting Lisbon, Portugal.
Martunis kembali merasakan kebaikan hati Ronaldo sebagai ayah angkatnya.
"Apa pun yang saya minta waktu itu langsung dikasih sama dia kalau tinggal di Portugal. Kalau misal tinggal di Portugal, udah kayak sultan kita," sambung dia disertai tawa.
Martunis menceritakan bahwa Ronaldo memberinya tiga kesempatan untuk meminta sesuatu dan pasti dikabulkan, dengan beberapa syarat.
"Pokoknya apa yang saya minta dikasih, yang penting harus dengerin apa kata dia, harus kerja keras, latihan, jangan keluar malam, jangan ke tempat diskotik, jangan minum alkohol," ujar Martunis.
Terkendala bahasa dan cuaca, membuat Martunis tak lama menjalani akademi di Sporting Lisbon.
Dua puluh tahun berlalu, kini Martunis sudah beranjak dewasa.
Sudah kembali ke Indonesia, pria kelahiran tahun 1997 ini tengah disibukan dengan aktivitasnya sebagai YouTuber.
Akun YouTubenya telah memiliki 340.000 ribu subscribers.
Martunis kerap kali mengisi konten seputar kegiatan sehari-harinya serta yang berkaitan dengan sepak bola. (hnf)
Load more