Jakarta, tvOnenews.com - Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha mengaku galau atas kondisi Timnas Indonesia yang diisi pemain keturunan.
Sembilan dari sebelas pemain yang bertanding sebagai starting line up Timnas Indonesia di laga kontra Australia merupakan pemain keturunan Belanda.
Timnas Indonesia pun berhasil menahan gempuran Australia dengan skor imbang tanpa gol di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Hal tersebut dia ungkapkan dalam unggahan di Instagram pribadinya pada Rabu (11/9/2024).
"Saya sungguh galau, saya akan posting status yang akan membuat followers saya marah, tapi tidak apa saya ambil risiko ini karena saya mau menjaga martabat bangsa saya," kata Peter Gontha.
Peter Gontha mengungkapkan delapan poin kegundahannya seputar pemain keturunan yang ada dalam Timnas Indonesia.
1. Apakah anda cinta PSSI? (saya cinta)
2. Apakah anda cinta bangsa? (saya cinta)
3. Apakah anda tidak malu lihat PSSI 9 pemainnya adalah bangsa asing yang dinaturalisasi? (Saya malu).
4. Apakah kita bangsa besar? (saya rasa demikian)
5. Apakah anda tau bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka?(saya tau)
6. Apakah mereka mau membuang tunjangan sosial mereka dinegara nya begitu saja? (saya rasa tidak).
7. Apakah menurut anda tidak lebih baik membina pemain kita dari muda (SD s/d Dewasa)?( saya rasa demikian)
8. Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat dari pada Menang atau seri dengan cara yang merendahkan martabat bangsa?(saya malu).
Peter Gontha mengaku malu karena diejek oleh teman asingnya soal pemain keturunan di Timnas Indonesia.
Dia pun sadar bahwa kegundahannya ini bisa memicu berbagai macam reaksi.
"Semoga saya mendapat tanggapan yang baik, tidak emosional, marilah kita tidak dibohongi atau
Membohongi diri kita sendiri dengan keadaan PERSEPAKBOLAAN kita yang palsu," kata Peter Gontha.
"Salam, MERDEKA. Semoga pemerintahan pak Prabowo dapat menghilangkan kebohongan dan kepalsuan ini!!!" tutup pernyataan pria berusia 76 tahun ini.
Tak lama mengunggah pernyataan tersebut, Peter Gontha beberapa kali mengunggah pernyataan lainnya.
Kolom komentar Peter pun ditutup sehingga tak ada netizen yang mengomentari unggahan tersebut.
"Lebih baik kalah denagn terhormat daripada menang pakai modus atau makan mi instan! Yang realistis mengerti yang mimpi marah-marah," tulis Peter Gontha.
Pada unggahan lainnya Peter Gontha pun mengaku berani menyampaikan pendapatnya tanpa takut dibully netizen.
"Fakta dan kebenaran memang menyakitkan, tapi berani menyampaikannya juga harus siapa dibully dan dicaci maki, itu risikonya," katanya. (hfp)
Load more