"Ini sangat indah, ketika saya masih kecil saya punya pengaruh dari Indonesia dan Belanda dan itu menjadikan saya orang seperti saat ini," katanya.
Dia mengakui menerapkan budaya Belanda sebagai orang yang selalu rendah hati.
Sedangkan dari budaya Indonesia, Tijjani belajar bagaimana dia harus bangga ketika melakukan pekerjannya.
"Dari budaya Belanda, saya seperti menjadi sadar, bahwa saya harus tetap berada di bawah, down to earth, dan dari pihak Indonesia, saya merasa menjadi bangga dengan apa yang kamu lakukan dan apa yang kamu pikirkan," kata Tijjani.
"Saya adalah campuran dari dua hal ini, saya selalu bangga dari keluargaku, dan juga karir saya, dan bagaimana mereka berjalan bersamaan," kata Tijjani.
Dengan dua budaya tersebut, lanjut Tijjani, dia merasa pencapaiannya untuk membela AC Milan dan juga Timnas Belanda tidak membuatnya tinggi hati.
Meski demikian, dia tak merasa puas dengan pencapaiannya saat ini dan terus mencari sesuatu yang lebih dari sepak bola.
Load more