Sleman, DIY - PT Putra Sleman Sembada yang menaungi klub sepak bola PSS Sleman memperkenalkan sejumlah anggota keluarga baru. Salah satu yang mengejutkan adalah nama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar. Mantan Kadiv Humas Polri itu diangkat menjadi Ketua Dewan Pembina PT PSS. Kehadiran Boy di PSS di tengah kesibukannya sebagai Kepala BNPT mendapat apresiasi dari Dirut PT PSS Andywardhana Putra.
Selain menunjuk Ketua Dewan Pembina, PSS Sleman juga memperkenalkan manager baru, Bambang Mariano. Bambang menggantikan posisi Danilo Fernando yang mengundurkan diri beberapa waktu lalu.
"Tentang Pak Bambang Mariano, mungkin banyak yang belum mengenal beliau. Tapi saya tahu pasti, Pak Bambang itu seorang pengusaha yang aktif di berbagai komunitas. Selain itu, ia adalah pecinta sepak bola yang sangat fanatik. Semua itu akan membawa dampak positif bagi tim, apalagi ia akan memberikan waktu sepenuhnya untuk PSS,” ujar Andy.
Beberapa nama lain yang diperkenalkan sebagai keluarga baru adalah Antonius Rumadi, mantan Direktur Operasional dan Marketing PT PSS yang kini menjadi Penasihat Tim.
Dijelaskan Andy, Rumadi adalah figur yang cukup legendaris di PSS Sleman. Pengalamannya sangat matang di dunia sepak bola sehingga untuk maju lebih baik, membutuhkan nasihat dan bimbingannya.
"Saya yakin kehadiran Pak Bambang akan membuat suasana tim lebih adem dan nyaman, apalagi ditunjang dengan adanya Pak Rumadi," ucapnya.
Selain ketiga orang tersebut, PT PSS juga merangkul tokoh-tokoh sepak bola di Sleman sebagai Dewan Penasihat. Mereka adalah Kustini Sri Purnomo (Bupati Sleman), Danang Maharsa (Wakil Bupati Sleman), Dwi Retno Sukmawati (mantan manajer PSS Sleman 2019), Sismantoro (mantan manager PSS Sleman 2018) dan Muhammad Yazid (tokoh sepak bola).
"Dengan adanya tambahan anggota keluarga baru di keluarga besar Super Elja, kita juga mau pengelolaan klub lebih transparan dan berharap kita bisa memajukan klub ini bersama-sama. Juga akan menjadi alat kontrol yang lebih baik bagi para stakeholder," jelas Andy.
Andy juga menegaskan, masuknya beberapa orang politik tersebut tidak akan menjadikan PSS sebagai kendaraan politik. Adanya Dewan Penasihat itu justru menunjukkan PSS ingin merangkul tokoh-tokoh yang akan memberikan nasehat pada saat membutuhkan arahan.
“Namun perlu saya tegaskan, PSS Sleman tidak akan menjadi kendaraan politik bagi siapapun. Banyak ketakutan akan hal itu, sesuatu yang wajar karena kecintaan terhadap PSS. Sekali lagi, itu tak perlu ditakutkan, PSS Sleman tak akan jadi kendaraan politik,” tegasnya.
“Kita ingin pada saat membutuhkan, perlu nasihat-nasihat dari beliau-beliau yang cukup berpengalaman seperti Pak Sismantoro, Bu Retno, dan Pak Yazid. Tak perlu diragukan lagi kemampuan dan pengalaman mereka. Jadi jangan khawatir PSS akan jadi kendaraan politik bagi siapapun,” pungkasnya. (Andri Prasetiyo/act).
Load more