tvOnenews.com - Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno angkat suara soal kerusuhan suporter di stadion yang sering sekali terjadi di Indonesia.
Menurut Diky, negara justru harus hadir untuk menyelesaikan permasalahan di stadion. Apalagi seluruh stadion di Indonesia saat ini adalah milik pemerintah, bukan klub.
"Stadion itu kan punya pemerintah, pada akhirnya pemerintah yang harus menyiapkan semua infrastrukturnya, jadi jangan cuma bikin stadion ala kadarnya, pintu masuknya kecil, kalau ada terjadi hal-hal yang butuh evakuasi susah," kata Diky dalam podcast di kanal YouTube Hasani's Corner dikutip Rabu (20/12/2023).
Diky mengakui tak ada bedanya gelaran pertandingan sepak bola dengan konser. Hanya konsepnya saja yang berbeda dimana penonton konser pasti keluar dengan hati gembira sedangkan suporter sepak bola tergantung pada hasil pertandingan.
"Artinya yang bisa dicontoh adalah sistem pengelolaan massanya, sistem ini bener bener harus diliat seperti apa, kalau sistem ini dilaksanakan lebih dulu, seperti KAI perbaikannya kan fasilitas keretanya, setelah fasilitas sudah ada, kita dipaksa untuk menghargai fasilitas tersebut," kata Diky.
Diky pun menyoroti bagaimana orang akan lebih menghargai fasilitas yang bagus bahkan ketika buang air sekalipun. Hal ini pula yang membuat seharusnya fasilitas di stadion bisa lebih nyaman untuk penonton.
"Manusia cenderung beradaptasi pada tempat, artinya infrastruktur ini disiapkan dulu, abru sistem dan kemudian orangnya. Inggris juga seperti itu, ketika orang difasilitasi maka dia akan menghargai perubahan sistem disana," kata Diky.
Diky pun menyarankan Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) untuk bisa mengambil hati pihak kepolisian dengan agar percaya pada pengelolaan pertandingan seperti apa.
Diky pun mencontohkan bagaimana di setiap pertandingan kandang Persija, suporter akan melalui razia bebas asap dari flare maupun rokok serta razia alkohol.
"Tapi kita tidak bisa bekerja sendiri, Jakmania tidak bisa bekerja sendri tanpa support, tinggal nanti gimana timnya ini," kata Diky.
Diky pun buka suara ketika akhirnya Persija mengontrak jangka panjang Jakarta International Stadium. Maka akan ada risiko yang harus ditanggung suporter untuk membantu Persija, bahkan ketika kompetisi akhirnya terpaksa terhenti karena satu sebab.
"Bagaimana Persija bisa hidup dari pengelolaan JIS itu, apasih beda fans sepak bola dengan K-Pop, BTS, BlackPink, tidak ada bedanya, sama-sama fanatik," kata Diky.
"Karena keyakinan, nah kan bagaimana klub itu memonetize dari penggemar, gimana klub ini hidup ada sumbangsih suporter, seperit pembelian merch, event activity club, Jakmania tahu betul mencintai klub tidak merugikan," kata Diky. (hfp)
Load more